NovelToon NovelToon
Cinta VS Gengsi

Cinta VS Gengsi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: my pinkys

Alana Adhisty dan Darel Arya adalah dua siswa terpintar di SMA Angkasa yang selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Alana, gadis ambisius yang tak pernah kalah, merasa dunianya jungkir balik ketika Darel akhirnya merebut posisi peringkat satu darinya. Persaingan mereka semakin memanas ketika keduanya dipaksa bekerja sama dalam sebuah proyek sekolah.

Di balik gengsi dan sikap saling menantang, Alana mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam hubungannya dengan Darel. Apakah ini masih tentang persaingan, atau ada perasaan lain yang diam-diam tumbuh di antara mereka?

Saat gengsi bertarung dengan cinta, siapa yang akan menang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my pinkys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Camping dan ungkapan

Setelah enam bulan berlalu sejak hukuman skorsing Selena, keadaan di sekolah kembali normal seperti layaknya sekolah pada umumnya yang tiap harinya belajar,praktek, ujian dan lainnya. Namun, ternyata Selena tetap belum menyerah untuk mendekati Darel. Meskipun Darel selalu bersikap dingin dan tak pernah menanggapinya, Selena masih terus mencari celah untuk menarik perhatiannya, sekalipun ada Alana di samping Darel!.

Hari ini, semua siswa kelas 12 dikumpulkan di aula untuk sebuah pengumuman penting. Kepala sekolah berdiri di podium, sementara para guru duduk di sisi panggung.

"Selamat siang, para siswa kelas 12," suara kepala sekolah menggema di ruangan besar itu.

"Siang pakkk"jawab para siswa serempak.

"Ya,Hari ini saya berdiri di sini, kami ingin mengumumkan bahwa minggu depan, sekolah akan mengadakan camping selama tiga hari di hutan Pinewood. Ini adalah program tahunan untuk melatih kemandirian, kerja sama tim, dan kepemimpinan kalian dan sebagai kenang-kenangan untuk kalian sebelum lulus nanti,jadi kalian bisa ceritakan pada anak atau distribusi atau suami kalian kalo semasa SMA dulu pernah mengikuti camping."

Seketika, aula menjadi riuh oleh suara bisik-bisik dan diskusi antarsiswa.

"Wah Camping,pasti seru banget! !" seru Shasa dengan antusias.

Kavin tersenyum. "Pasti bakal banyak kejadian menarik."

Rio dan Andra saling berpandangan penuh arti. "Siap-siap aja ada drama," kata Andra, yang langsung ditimpali anggukan dari Juno.

"Gue harap nggak ada drama lagi deh, capek drama-drama melulu" keluh Alana.

Darel tetap tenang seperti biasa, tetapi dari ekor matanya, ia bisa melihat Selena tersenyum penuh arti sambil melirik ke arahnya.

"Hih"Darel betgidik geli, membuat Alana menatap Darel dan menaikkan alisnya seolah bertanya'kenapa?'.Darel menatap Alana mereka saling pandang setelahnya Darel melitik arah di mana Selena duduk dan tengah melihat nya pada Alana.

" Dasar mak Lampir, nggak ada kapok-kapok nya heran aku"gerutu Alana memasang wajah kesal.

Kepala sekolah melanjutkan, "Setiap kelompok akan dibagi secara acak, dan setiap kelompok harus bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan yang akan diberikan di sana. Harap persiapkan mental dan fisik kalian ya anak-anak."

Beberapa siswa mulai bertanya-tanya dengan siapa mereka akan sekelompok.

Selena menyandarkan dagunya di tangan dan melirik Darel. Ia berharap bisa berada satu kelompok dengan Darel agar memiliki kesempatan lebih dekat dengannya.

Setelah pengumuman selesai, siswa diperbolehkan kembali ke kelas masing-masing.

Saat keluar dari aula, Alana menggandeng tangan Darel. "Kamu kok kaya nggak antusias bnaget sama camping ini?" tanyanya.

Darel mengangkat bahu. "Biasa aja. Yang penting kamu ada di sana."

Alana tersenyum manis, sementara Shasa yang mendengar langsung menggeleng-geleng. "Dasar pasangan bucin."

Mereka berpisah menuju kelas masing-masing, tetapi di koridor, Selena sengaja mendekati Darel dan tersenyum manis.

"Darel, kamu excited nggak buat camping nanti?" tanyanya dengan suara manja.

Darel bahkan tidak meliriknya. "Biasa saja."

"Aku harap kita bisa satu kelompok," lanjut Selena sambil mencoba menyentuh lengan Darel, tetapi Darel langsung menghindar dengan ekspresi dingin.

"Kita lihat saja nanti," balasnya tanpa emosi sebelum berlalu pergi.

Selena menggigit bibir, hatinya dipenuhi rasa kesal. Ia tidak akan menyerah. Camping ini akan menjadi kesempatan terbaiknya untuk mendekati Darel, dan ia tidak akan membiarkan Alana terus menang.

Darel harus jadi miliknya, jika dia tak bisa memiliki Darel maka Alana juga tidak boleh memiliki Darel.

___

Sepulang sekolah Alana, Shasa, Darel, dan Kavin berencana pergi ke mal sepulang sekolah untuk berbelanja perlengkapan camping yang sebentar lagi akan di mulai.

Di gerbang sekolah, keempatnya berkumpul di depan mobil Darel.

"Ayo, kita langsung ke mall. Jangan sampai kehabisan perlengkapan penting," kata Shasa semangat.

"Kayak kita mau bertahan hidup di hutan aja," sahut Kavin sambil tertawa.

"Yeee, namanya juga antisipasi apa salahnya" balas Shasa.

"Iya, iya"

Alana melirik Darel. "Kamu nggak keberatan ikut kan Darel? "

Darel mengangguk singkat. "Kemana pun kamu pergi, aku ikut."

Shasa mendecak. "Bucin banget sih kalian."

Darel tidak menanggapi ucapan Shasa, hanya menggandeng tangan Alana masuk ke dalam mobilnya. Mereka berempat pun melaju ke mall.

___

Sesampainya di mall, mereka langsung menuju toko perlengkapan outdoor.

"Kita butuh senter, sleeping bag, jas hujan, dan makanan ringan, terus apa lagi ya Sha," ujar Alana sambil melihat daftar di ponselnya.

"P3k! jangan lupa air takutnya kehabisan air minum, terus beli piama couple!"seru Shasa di akhir katanya.

" Wah, ide bagus. Piama couple nnati kita berempat couple piama yang gemes.."ujar Alana antusias.

Sementara Darel dan Kavin pasrah saja mereka dari pada nanti pacar mereka ngambek nantinya.

Lalu Shasa mengambil senter berwarna biru di rak. "Aku ambil ini."

"Aku pink deh"ucap Alana dan yang Alana maksud adalah senter berkarakter my melodi berwarna pink.

Darel memilih sleeping bag hitam, sementara Kavin memilih warna hijau. Alana mengambil yang berwarna krem dengan corak bunga kecil Shasa juga mengambil yang sama dengan Alana namun berbeda warna Shasa mengambil warna lavender.

Setelah selesai berbelanja, mereka memutuskan untuk makan di food court karna Alana dan Shasa yang sudah lapar.

"Gue pesan ramen," kata Kavin sambil mengangkat tangannya memanggil pelayan.

"Aku ayam teriyaki aja," kata Alana.

Darel memilih steak, sementara Shasa memesan nasi goreng seafood.

Saat makanan datang, mereka mulai makan sambil mengobrol ringan.

"Gue yakin camping ini nggak bakal berjalan mulus," ujar Kavin sambil menyuap makanannya.

"Ya iyalah, apalagi kalau ada Mak Lampir," balas Shasa, yang langsung membuat Alana tertawa.

Darel hanya menggeleng, sementara Alana terkekeh. "Udahlah, nggak usah bahas dia. Kita fokus aja sama acara campingnya."

Setelah selesai makan, mereka kembali ke mobil dan pulang. Kavin dan Shasa lebih dulu diantar ke rumah masing-masing. Kini, hanya tinggal Darel dan Alana di mobil.

"Kita mampir ke rumah Bunda Eleanor dulu ya?" tanya Darel.

Alana mengangguk. "Ayo."sudah lama Alan atau pulang ke rumah bundanya itu juga gara-gara Darel yang tak mengizinkan nya karna di rumah pasti ada Alvaro dan Darel tak suka itu wali Alvaro kakak Alana.

___

>>Di Rumah Bunda Eleanor<<

Saat mereka sampai, Bunda Eleanor menyambut dengan hangat"Sayang,bagaimana kabar kamu?"tanya bunda Eleanor pada sangat anak.

"Alana baik bun,maaf ya Alana baru sempet pulang"

Nggak papa sayang, lagi pula kamu pasti capek kan pulang sekolah nya sampai sore.Lagian bunda yang harusnya minta maaf,jarang liat putri bunda"ujar bunda Eleanor.

"Nggak papa kok bun"balas Alana.

"Eh,kalian datang bawa apa itu?"ucap Bunda Eleanor melirik kantung kresek bawaan Darel.

Darel mengangkat kantong plastik. "Martabak manis dan asin buat bunda dan kak Alvaro."

"Wah, kebetulan bunda lagi pengen yang manis-manis," sahutnya sambil tersenyum.

"Mantu bunda tau aja"celetuk bunda Eleanor yang membuat Alana menepuk pelan lengan bunda nya.

" Apaan sih bun"ucap Alana dengna bibir yang mengucut ke depan.

"Udah yuk, masuk. Kasian tuh Darel bawa martabak" ucap Bunda Eleanor.

Mereka pun duduk di ruang keluarga, menikmati martabak sambil mengobrol santai.

Alvaro yang baru turun dari kamarnya langsung menatap sengit Darel yang duduk di sebelah Alana"Eitss...lo nggak boleh deket-deket adik gue"ucap Alvaro yang menyempil duduk di tengah-tengah Alana dan Darel.

Alana tertawa dan

Menjejalkan sepotong martabak asin yang sedikit masih panas ke dalam mulut kakaknya.

"Huhh hahh, panas Alana" ucap Alvaro.

"Hehe maaf kak, abisnya kakak debat mulu sama Darel" ucap Alana yang memang betul adanya.

Selama berbincang, mereka banyak tertawa, terutama saat Alana bercerita dirinya kesal karna Darel di tempeli Selena si kuman.

Setelah beberapa lama, Alana merasa gerah. "Aku mau ke kamar bentar, mau ganti baju," katanya pada Darel dan Bunda Eleanor.

Bunda Eleanor mengangguk. "Silakan, sayang."

Alana berjalan ke kamarnya dan mulai melepas sweaternya. Namun, ia lupa menutup pintu dengan rapat. Dari luar, Bunda Eleanor yang hendak melewati kamarnya tanpa sengaja melihat lengan Alana.

Mata Bunda Eleanor langsung membulat. Ada bekas luka di lengan gadis itu. Luka bekas air panas.

Jantungnya berdebar. "Alana…"

Alana yang mendengar suara Bunda Eleanor langsung menoleh panik dan buru-buru menarik lengannya, menyembunyikan bekas luka itu.

Namun, Bunda Eleanor sudah melihat semuanya. "Sayang, itu luka apa?" tanyanya dengan suara lembut, tetapi penuh kekhawatiran.

Alana menggigit bibirnya. "Nggak apa-apa, Bunda. Cuma kecelakaan kecil."

Bunda Eleanor mendekat, matanya menatap penuh selidik. "Alana, Bunda tahu itu bukan kecelakaan biasa."

Alvaro yang mendengar suara Bundanya dari ruang tamu ikut mendekati kamar. Saat melihat wajah Bunda Eleanor yang cemas, ia langsung masuk. "Kenapa, Bun?"

Bunda Eleanor menatap Alvaro dengan mata penuh arti, lalu menoleh pada Alana. "Sayang, tolong jujur sama Bunda. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Alana menunduk. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia tidak pernah ingin ada yang tahu. Tidak ingin membebani siapa pun.

Namun, kali ini ia merasa sulit untuk berbohong.

Dan akhirnya Alana menceritakan masa-masa saat ia masih tinggal dengan ayahnya tanpa di tutup-tutupi, bunda Eleanor dan Alvaro yang mendengar cerita Alnaa tentu sedih dan merasa kesal, marah dan bunda Eleanor menangis karna dirinya meninggalkan putrinya dengan suaminya Alnaa jadi menanggung rasa sakit karnanya.

1
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Jhylara_Anfi
semangat up ny kk😊 kalu berkenan boleh mampir juga di cerita aku😁🙏
Jhylara_Anfi
butterfly era nya mulai berasa😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!