Luka Kiara

Aku update dua bab mentemen

Kiara menghela nafas ketika melihat kamar paviliun yang akan dia tempati, dan Kiara tahu paviliun ini sudah lama tidak ditempati karena sangat berdebu, hanya ada satu kasur yang tidak terlalu besar. Satu meja kecil, dan juga satu kamar mandi.

Kiara membuka tirai yang tertutup, tubuhnya diam membeku ketika melihat dia Felix dan Ane sedang bermain di dekat kolam renang, hingga tanpa sadar bibir wanita itu menyunggingkan senyum tipis, tapi tak lama senyuman itu luntur ketika bayangan itu perlahan menghilang.

Mata Kiara berkaca-kaca, dan tak lama wanita itu tersadar hingga pada akhirnya Kiara langsung membereskan kamar yang akan dia dan Heana tempati.

"Heana, ayo masuk." Setelah selesai membereskan ruangan tersebut, Kiara langsung mengajak putrinya untuk masuk.

Beberapa bulan kemudian

"Nyonya, apa ini untukku?" Tanya Heana, dia menatap sebuah kotak yang berisi pakaian dari Agatha dengah tatapan tak percaya.

Besok adalah malam natal, dan tentu saja semua keluarga akan berkumpul. Dan yang pasti Kiara dan Heana masih tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah utama.

Ini sudah beberapa bulan berlalu semenjak Heana dan Kiara tinggal di paviliun belakang, selama beberapa bulan ini tentu saja mereka tidak pernah bertemu dengan Felix maupun Ane atau Ken karena mereka jarang keluar dari paviliun.

Kegiatan Kiara sama setiap harinya, mencari pekerjaan. Dan sayangnya, tidak ada yang menerima Kiara. Kali ini Kiara lebih kesusahan daripada saat dia tinggal di rumah hazel, jika dulu dia masih diberikan uang oleh Hazel walaupun sedikit, tapi saat ini tidak ada yang memberikannya uang.

Walaupun dia tidak khawatir tentang makanan, karena pelayan selalu mengantarkan makanan ke paviliun belakang, tapi tetap saja Kiara membutuhkan uang, untuk keperluan yang lain.

Bahkan beberapa hari yang lalu, ketika Kiara sedang membutuhkan sesuatu, Kiara terpaksa meminjam uang pada pelayan yang selalu mengantarkan makanan ke paviliun.

Semua mungkin masih bersikap keras pada Kiara dan juga Heana, tapi sikap Agatha sedikit mencair pada cucu tirinya, terkadang Agatha selalu melihat cucunya sedang melamun jika Kiara sedang mencari pekerjaan.

Dan tadi pagi, Agatha melihat Heana seperti tidak nyaman memakai pakaian karena memang pakaian Heana sudah kecil, jadi barusan Agatha berinisiatif memberikan beberapa pakaian untuk cucu tirinya

Tentu saja Kiara menyuruh Heana dengan sebutan nyonya pada Agatha, dia tidak mau jika sampai Heana salah sebut, Heana akan dimarahi oleh Ken dan juga Agatha.

"Hmm, ini untukmu." Rasanya Agatha ingin bersikap ramah pada cucu tirinya, tapi entah kenapa seperti ada yang melarangnya. Jadi dia bersikap dengan datar.

"Te-terima kasih Nyonya." Mata Heana berkaca-kaca ketika mengambil kotak dari Agatha, dari luar saja Heana sudah bisa melihat bahwa pakaian yang dia terima adalah pakaian yang bagus.

"Hmm, masuklah, dan ada gaun natal untukmu, walaupun kalian tidak pergi kemana-mana tapi setidaknya kau bisa memakai baju bagus ketika Natal besok."

Setelah mengatakan itu, Agatha pun berbalik, kemudian masuk ke dalam rumah utama. Sedangkan Heana hanya menatap punggung Agatha, dan setelah itu gadis kecil itu berbalik untuk masuk ke dalam paviliun, dia tidak sabar menunjukkan baju yang dia terima pada ibunya.

"Mama!" Panggil Heana, baru saja Heana akan membangunkan ibunya, Heana menghentikan niatnya, kala melihat wajah ibunya tampak pucat, karena dari semalam ternyata Agatha mengalami demam, Agatha demam karena sehari sebelumnya wanita pulang dengan menerobos hujan.