Alana Adhisty dan Darel Arya adalah dua siswa terpintar di SMA Angkasa yang selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Alana, gadis ambisius yang tak pernah kalah, merasa dunianya jungkir balik ketika Darel akhirnya merebut posisi peringkat satu darinya. Persaingan mereka semakin memanas ketika keduanya dipaksa bekerja sama dalam sebuah proyek sekolah.
Di balik gengsi dan sikap saling menantang, Alana mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam hubungannya dengan Darel. Apakah ini masih tentang persaingan, atau ada perasaan lain yang diam-diam tumbuh di antara mereka?
Saat gengsi bertarung dengan cinta, siapa yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my pinkys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Murid baru dan cemburu nya Alana
Akhirnya setelah dua hari beristirahat di rumah masing-masing, hari yang entah di tunggu-tunggu atau tidak,Alana dan teman-temannya kembali ke sekolah lagi hari ini. Tahun ajaran baru sudah dimulai, dan mereka sekarang sudah berada di kelas 12.
Saat Alana memasuki kelas, ia langsung melihat meja yang masih kosong, ah Alana akan duduk di sana bersama Darel tentunya. Shasa dan Kavin juga sudah duduk bersama di tempat mereka.
“Pagi,Lana!” sapa Shasa dengan semangat.
Alana tersenyum.“Pagi,Shasaku sayang.”
"Kengen tauu" kata Shasa.
"Sama... aku juga kangen, padahal kemarin kita baru ketemu ya" kekeh Alana.
Baru saja Alana duduk, Darel datang dan duduk di sebelahnya. “Aku duduk sama kamu kan?” tanya Darel sambil menatap Alana dengan lembut.
Alana mengangguk lalu memincingkan matanya menatap Darel. “Ya iyalah!,kamu nggak mau duduk sama aku ya?”
Darel tersenyum tipis. “Nggak—mungkin nolak maksudnya "
Ucapan Darel berhasil membuat Alana langsung merona dan menundukkan wajahnya, sementara Shasa dan Kavin hanya terkekeh.
Namun, suasana itu mendadak berubah saat seorang gadis masuk ke dalam kelas. Semua mata langsung tertuju padanya, termasuk Alana dan yang lainnya.
"Siapa itu?"tanya Alana pada Darel.
" Nggak tau"balas Darel.
Gadis itu memiliki rambut panjang berwarna cokelat gelap dengan mata tajam dan senyum percaya diri. Ia melangkah menuju depan kelas dengan anggun.
Guru yang berdiri di sampingnya mulai berbicara. “Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Silakan perkenalkan diri.”
Gadis itu tersenyum. “Halo,semuanya. Namaku Selena Park. Aku pindahan dari sekolah internasional di Amerika. Senang bertemu dengan kalian semoga kita bisa berteman kedepannya”
Beberapa murid laki-laki langsung berbisik-bisik, membicarakan betapa cantiknya Selena. Namun, perhatian Alana tertuju pada sesuatu yang lain.
Tatapan Selena tertuju pada satu orang sejak tadi—Darel.
Alana langsung merasakan firasat tidak enak.
Bau bau pelakor nih.
Guru kemudian menunjuk meja kosong yang berada tidak jauh dari Darel dan Alana. “Selena, kamu bisa duduk di sana.”
Saat Selena melewati meja Alana dan Darel, gadis itu tersenyum. “Hai, Darel. Lama tak bertemu ya. ”
Alana langsung menoleh dengan cepat, menatap Selena dengan kaget.
Mereka sudah saling mengenal?!
Menggapa Darel tak memberitahu nya.
Darel menatap Selena dengan ekspresi datar. “Selena.”
Selena tersenyum lebih lebar. “Gue nggak menyangka kita akan satu kelas lagi.”
Shasa yang duduk di depan langsung menoleh ke Alana dan berbisik, “Al, kau tahu siapa dia?”
Alana menggeleng. Ia tidak tahu siapa Selena, tapi satu hal yang pasti—ia tidak suka bagaimana cara Selena menatap Darel.
Tatapan nya seperti 'suka' ia tak suka.
Kelas pun dimulai, tetapi pikiran Alana terus melayang ke arah Selena. Sesekali, ia melirik ke arah gadis itu, dan setiap kali ia melihatnya, Selena selalu tersenyum ke arah Darel tapi Darel tak menanggapi nya.
Alana mengepalkan tangannya di bawah meja.
Siapa sebenarnya Selena ini?
Sepanjang pelajaran berlangsung, Alana tidak bisa berkonsentrasi. Pikirannya terus berputar, memikirkan Selena dan bagaimana gadis itu sepertinya memiliki hubungan dengan Darel sebelum ia pacaran dengan Darel.
Sesekali, ia mencuri pandang ke arah Selena yang duduk tak jauh dari mereka. Gadis itu tampak tenang, sesekali mencatat pelajaran, tetapi tatapannya sering kali melirik ke arah Darel. Dan yang lebih mengganggu Alana, setiap kali Darel menoleh ke arah Selena,bukan berarti Darel menanggapi nya tapi karna Darel merasa risih,dan sepertinya Selena salah mengartikan dan gadis itu selalu tersenyum dengan penuh arti.
Alana menggigit bibirnya, merasa dadanya mulai panas.
“Kamu kenapa Alana?” suara Darel tiba-tiba membuyarkan lamunannya.
Alana menoleh cepat, lalu mengangguk dengan cepat. “Aku nggak papa.”
Darel menatapnya dengan curiga,biasanya perempuan kalobilang nggak papa pasti kenapa-kenapa,tetapi ia tidak akan bertanya lebih lanjut takut membuat mood Alana semakin memburuk.
Trenggg
Trenggg
Trenggg
Bel istirahat berbunyi, Alana langsung berdiri dari kursinya. Ia butuh udara segar untuk menenangkan pikirannya gara-gara anak baru itu. Namun, sebelum ia bisa pergi, sebuah suara menghentikannya.
“Kamu Alana,kan? ”
Alana berbalik dan menemukan Selena berdiri di hadapannya dengan senyum manis.
“Iya?” jawab Alana dengan hati-hati.
Selena menatapnya dari ujung kepala hingga kaki sebelum tersenyum lebih lebar. “Lo pacarnya Darel, ya?”
Alana menegang seketika. Ia tidak menyangka Selena akan langsung bertanya seperti itu.
“Uhm... iya,” jawabnya pelan.
Selena mengangguk seolah-olah ia sudah menduganya. “Kalian sudah lama pacaran?”
Alana semakin tidak nyaman dengan arah pembicaraan ini. “Maaf, itu bukan urusan lo.”
Selena tersenyum kecil, lalu menoleh sekilas ke arah Darel yang sedang berbicara dengan Kavin di dekat pintu kelas. “Darel memang orang yang menarik, ya?”
Alana mengerutkan kening. “Maksud lo! ?”
Selena menatapnya langsung, dan ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Alana merasa tidak tenang. “Gue cuma merasa... menarik saja. lihat bagaimana dia sekarang.”
Alana merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan ucapan Selena. Ia ingin bertanya lebih lanjut, tetapi sebelum ia sempat melakukannya, Selena sudah tersenyum dan melangkah pergi.
Alana hanya bisa menatap punggung gadis itu dengan perasaan campur aduk.
Siapa sebenarnya Selena ini?
Dan kenapa ia merasa seperti gadis itu menyimpan sesuatu?
___
Alana duduk bersama Shasa dan Kavin di salah satu meja kantin. Ia masih memikirkan perbincangannya dengan Selena tadi.
Sungguh Alana sangat kesal, dan jadi kepikiran sampai sekarang.
"Beneran nyebelin banget murid baru itu"gumam Alana
“Al,kamu kenapa? Tadi bilang apa? ,” tanya Shasa sambil menyeruput jusnya.
Alana menghela napas. “Aku nggak papa,cuma penasaran... Selena itu siapa sebenarnya? Tadi tu orang tiba-tiba tanya aku pacarnya darel terus berapa lama aku pacaran sama Darel”
Kavin yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Gue juga penasaran. Darel kayaknya kenal Selema, tapi Darel nggak keliatan senang bertemu dengan Selena sepertinya.”
Shasa mengangguk setuju. “Iya,aku juga lihat. Darel biasanya nggak terlihat cuek-curk banget kalau ketemu orang yang dikenalnya.”
Alana semakin penasaran. Jika Darel mengenal Selena, kenapa dia tidak pernah menyebut namanya sebelumnya?
Saat mereka masih membicarakan Selena, tiba-tiba suasana kantin menjadi lebih riuh. Alana menoleh ke sumber keramaian dan mendapati Selena baru saja masuk ke kantin—bersama Darel.
Alana membeku di tempatnya.
Gadis itu berjalan di samping Darel dengan ekspresi santai, sementara Darel hanya menatap lurus ke depan dengan wajah datar. Tapi yang membuat Alana semakin kesal adalah bagaimana Selena dengan santainya berbicara pada Darel, seolah mereka sangat akrab.
Shasa melirik ke arah Alana. “Lana,kamu nggak apa-apa?”
Alana menegakkan punggungnya dan mencoba bersikap tenang. “Aku nggak papa.”
Shasa tak berani bertanya-tanya lagi kalo Alana sudah mengucapkan kata kramat perempuan yaitu'nggak papa' bisa senggol bacok, kalo cewek lagi marah tapi di tanya-tanya melulu, Shasa cukup sadar akan hal itu karna ia juga perempuan pasti kalo lagi kesal atau memendam sesuatu jika ada yang membuat mood nya buruk pasti akan senggol bacok juga.
Di sisi Alana, di dalam hatinya, ia mulai merasakan sesuatu yang baru.
Rasa cemburu.
Dan ia tidak suka perasaan itu.
Ini gara-gara Selena.