Bagaimana jika kamu sedang mengendarai kendaraan tiba-tiba saja pandangan mu menggelap dan membuka mata kembali sudah di zaman yang jauh berbeda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Citra Khalifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
"Perhatian bagi para pemburu dan penjaga kota yang akan berpatroli mohon perhatiannya sebentar, untuk tugas saat ini harap di perhatikan karena saat ini kalian hanya di prioritaskan untuk menjaga kota dan desa dari serangan atau pun hewan buas yang mendekati pemukiman sekitar kita".
"Dan harap di perhatikan juga kalian tidak di perbolehkan menyerang hewan buas terlebih dahulu kecuali hewan hewan tersebut memang mengancam keselamatan kalian. Jika kalian melihat hewan yang memiliki ciri ciri yang lebih buas dari hewan buas biasa kalian harus memberikan tanda seperti membuat asap, mengirimkan kabar melalui salah seorang dari kelompok kalian atau lebih cepat lagi kalian memukul kentongan dan memukul nya dengan kuat. Dan bagi pemburu atau penjaga kota yang melihat, menemukan atau mendengar salah satu tanda itu, kalian harus langsung menuju ke sumber sinyal yang di berikan".
"Jika kalian melihat serigala di dahinya bermata emas jangan sekali kali kalian memprovokasi hewan tersebut, karena tidak bisa di pastikan kalian akan menang dengan hewan tersebut, karena saat ini kita bukan saja melawan serigala bermata emas di dahi akan tetapi macan hitam juga. Jadi kalian harus waspada dengan dua hewan itu. Jika macan hitam bisa menghabisi satu desa, bagaimana dengan serigala bermata batu emas di dahi".
"Dan untuk tim yang di pimpin oleh ketua Damar, kalian harus memata matai tempat terakhir hewan serigala dan macan itu terlihat terakhir kali nya, dan kalian juga wajib mematuhi peraturan yang tadi saya sebutkan tidak boleh membunuh atau memprovokasi terlebih dahulu hewan hewan itu".
"Kalian hanya wajib mengetahui apakah masih ada serigala atau macan tersebut di sana ataukah hewan hewan itu ada kemungkinan akan mendekati pemukiman, jika hewan itu ada kemungkinan untuk turun dari gunung kalian harus memberikan tanda kepada kami agar kami yang berada di dekat pemukiman warga untuk bersiap siap dan waspada".
"Gild juga tak tinggal diam, kamu sudah memberikan kabar kepada pusat, jadi jika kita disini mendapati keadaan yang mendesak dan tak sanggup kita tangani. Pemerintah pusat akan cepat membantu kita dalam menangani keadaan tersebut di kota kita ini".
Teriakan dan pengumuman dari Roger sebagai ketua gild pemburu pun bergema di gedung itu.
Sedangkan tuan damar sendiri sedang memperhatikan boksun dan ia pun bertanya.
"Apakah ini tuan boksun yang katanya melihat hewan hewan buas itu?".
"Ya tuan saya boksun" ucap boksun sambil mengulurkan tangannya kepada tuan damar, mereka berdua pun berjabat tangan sambil berkenalan.
Tim boksun yang didalam nya terdiri dari tuan damar yang menjadi pimpinan pasukan, Sandika yang memiliki kemampuan memakai pedang dan bertarung yang mumpuni, Beno yang kemampuan memanah nya tak bisa di bilang remeh, Nata yang ahli dalam pertahanan dan penggunaan tameng nya dan empat orang prajurit penjaga kota dimana empat prajurit ini sedang dalam masa percobaan karena mereka akan menempati pimpinan prajurit kota nantinya.
Tim boksun pun bersiap untuk berangkat menuju hutan dimana trakhir hewan serigala itu terlihat.
Sedangkan saat ini perasaan boksun di penuhi rasa bersalah kepada tim nya karena ia tahu di mana posisi serigala bermata emas itu berada dan keadaan hewan tersebut.
Lily yang mengetahui perasaan boksun pun mengeluarkan pendapatnya.
"Tenang lah boksun.... Ini bukan salah mu lagi pula walaupun serigala itu mati bukan berarti serigala lainnya atau hewan lainnya yang buas nya sama dengan serigala itu tak berkeliaran di hutan ini bukan?!" ucap Lily kepada boksun.
"Iya juga sih seperti macan hitam itu bukan? Mungkin juga ada hewan hewan yang sama buas nya dengan dua hewan itu di hutan ini " ucap boksun dalam hati sambil berbicara dengan Lily.
Tetapi berbeda dengan penglihatan Sandika kepada boksun, ia melihat boksun yang termenung diam seperti sedang melamun, Sandika pun berinisiatif mendekati boksun dan ingin mengajak nya untuk berbicara agar tak melamun.
"Kenapa boksun? Tenang lah... Kita ke hutan bukan untuk bertarung dengan hewan hewan buas itu kok, kita hanya akan mengawasi pergerakan dan keberadaan hewan hewan itu dan jika hewan itu menyerang aku berjanji akan melindungi mu" ucap Sandika memecahkan lamunan boksun.
"Eh.... Iya terimakasih nona" ucap boksun kaget.
"Apa nona tak merasa takut akan menghadapi hewan buas seperti serigala bermata emas dan macan hitam itu? Atau bahkan akan menghadapi hewan lainnya yang sama buas akan tetapi berbeda kekuatannya dengan hewan buas biasa yang mungkin pernah nona hadapi sebelum ini?" tanya boksun penasaran pasal nya Sandika terlihat biasa biasa saja menghadapi masalah ini.
" Hahaha boksun.... Boksun.... Mana ada orang yang tak takut dengan hewan terbuas seperti serigala mata emas dan macan hitam itu, tapi apa kau tahu? Meskipun kita hindari sekarang atau nanti, tetap suatu saat kita akan berhadapan juga dengan hewan hewan itu bukan?".
"Kenapa nona mau menjadi pemburu? Bukan kah pemburu resiko nya besar?".
"Kau tahu.... Keluarga ku terlahir dari keluarga prajurit, aku adalah wanita satu satu nya di keluarga selain ibu ku. Sedari kecil aku di suguhkan dengan pemandangan latihan bertarung kedua kakak laki laki ku, sehingga aku menyukai pertarungan tetapi karena larangan ayahanda untuk aku mengangkat pedang dan bergabung menjadi prajurit".
"Sebenarnya dua Kakak laki laki ku sudah menjadi prajurit, aku juga ingin mengikuti jejak kedua kakak ku akan tetapi larangan ayahanda dan keinginan nya menjadikan aku sebagai wanita pada umum nya menguburkan itu semua maka nya aku memilih menjadi pemburu sebagai pelampiasan keinginanku yang terkubur" ucap Sandika panjang lebar.
"Bukankah nona ini anak dari tuan Ugra? seorang pemburu senior?" tanya boksun yang kebingungan dengan ucapan Sandika tadi.
"Hahah tuan Ugra adalah teman ayah ku, boksun. Sehingga aku berguru dan tinggal di keluarga tuan Ugra itu dan mereka juga menganggap aku sebagai bagian dari keluarga mereka".
"Waw.... Aku kira nona adalah anak kandung dari tuan Ugra.... Ini berita yang sangat mengejutkan aku, nona" ucap boksun yang terkejut mendengar penjelasan dari Sandika.
"Ya memang banyak orang yang tahu nya aku adalah anak dari tuan Ugra, karena hanya orang orang tertentu saja yang tahu aku adalah anak dari teman nya tuan Ugra".
"Nah sekarang kamu boksun karena sudah mengetahui rahasia ku, siap siap lah kamu untuk aku habisi" ucap Sandika lagi, dengan nada bercanda kepada boksun.
"Apa perlu aku turun tangan Sandika?" tanya Beno yang sudah ada di samping mereka dan ikut menggoda boksun.
Boksun yang di goda dengan kata kata yang menurut boksun menakutkan itu hanya dapat tersenyum kecut.
Sedangkan nata yang tak sengaja mendengar candaan dua orang itu pun akhirnya mengakhiri candaan Sandika dan Beno.
"Sudah lah kalian ini.... Senang sekali melihat orang lain ketakutan seperti itu".
"Terus mau cara yang bagaimana untuk menutup mulut nya ini?" ucap nata akhirnya ia pun ikut bercanda dengan mereka.
Sandika dan Beno yang mendengar ucapan nata yang terakhir pun tak sanggup menahan tawa nya.