Daniel Van Houten, mafia berdarah dingin itu tak pernah menyangka dirinya di vonis impoten oleh dokter. Meski demkian Daniel tidak berputus asa, setiap hari ia selalu menyuruh orang mencari gadis per@wan agar bisa memancing perkututnya yang telah mati. Hingga pada suatu malam, usahanya membuahkan hasil. Seorang gadis manis berlesung pipi berhasil membangunkan p3rkurutnya. Namun karna sikap tempramental dan arogannya membuat si gadis katakutan dan memutuskan melarikan diri. Setelah 4 tahun berlalu, Daniel kembali bertemu gadis itu. Tapi siapa sangka, gadis itu telah memiliki tiga anak yang lucu-lucu dan pemberani seperti dirinya.
____
"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" Azkia
"Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." Azam
"Talau olang dahatnya atang agi. Tami atan ucil meleka." Azura.
_____
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Sudah hampir setengah jam lamanya para pelayanan dan pengawal sibuk mencari keberadaan Ayang, yang menghilang.
"Bagaimana? Apa kalian sudah menemukannya," tanya Regan yang juga ikut panik mencari keberadaan Ayang.
"Belum, Bos."
"Shit!" Regan melayangkan tinjunya ke udara.
"Siapa.yang menjaga gerbang tadi?" tanya Regan lagi.
"Saya dan Rozi Bos."
Regan menghembuskan nafas kasar. "Kau yakin gadis itu tidak ada keluar gerbang tadi!"
"Sangat yakin Bos, di CCTV pun saya juga tidak ada melihat keberadaan gadis itu."
Regan tampak berpikir keras. Lalu bergegas masuk ke dalam mension menuju lantai dua. Cemas-cemas ia mengangkat tangan mengetuk pintu kamar Daniel.
Tok! Tok! Tok!
Tidak lama pintu di buka Daniel dari dalam.
"Apa kau sudah menemukan gadis itu?" tanya Daniel menatap tajam orang kepercayaannya.
"Maaf, Tuan-"
Plak!
Satu tamparan keras tangan Daniel mendarat di pipi Regan. "Aku tak ingin mendengar kata maaf kau, Regan!"
"Tapi Tuan. Saya curiga gadis itu berada di kamar, Tuan. Sebab menurut penjaga yang sudah memeriksa CCTV gadis itu tidak ada terlihat sama sekali. Mustahil dia bisa lolos dari mension ini tanpa terekam CCTV." Regan menyanggah cepat sebelum menerima amukan Daniel lagi.
"Maksud kau dia berada di kamarku?" tanya Daniel meyakinkan.
"Benar Tuan," jawab Regan.
Daniel menoleh ke dalam kamar, lalu membuka pintu kamarnya lebar-lebar. "Kau cari sekarang! Jika tak kau temukan, kulempar kau ke bawah!"
Regan menelan saliva kasar mendengar ancaman tuannya yang tak pernah main-main.
Plak!
Pipi Regan kembali di tampar Daniel.
"Kenapa kau masih diam? Temukan dia sekarang!"
"I-iya Tuan. Permisi."
Regan berjalan melewati Daniel, masuk ke dalam kamar. Ia mengedarkan pandangan, mencari dimana kemungkinan Ayang akan bersembunyi.
Melihat ikat gordan yang menutupi balkon kamar sedikit terbuka. Lantas Regan berjalan mendekat dan menyibakkannya.
"Tuan, kemarilah!" Regan memanggil Daniel yang masih berdiri diambang pintu.
"Kau mau aku lemparkan kebawah sekarang?"
"Tidak Tuan."
Regan kemudian menyibakkan kain gorden yang menutupi balkon.
Dari tempatnya berdiri, Daniel bisa melihat Ayang yang tengah tidur dengan posisi meringkuk di lantai balkon. Bergegas ia berjalan kesana.
"Apa yang kau lihat, Regan? Keluar sekarang!"
Daniel begitu geram melihat Regan tengah memandang tubuh Ayang yang terbaring di lantai dalam balutan lingerie seksi.
"Maaf Tuan." Regan segara berbalik badan, lalu melangkah keluar kamar.
Setelah Regan keluar. Daniel pun lansung membopong tubuh Ayang, membawanya ke atas ranjang.
Faktor kelelahan, karna sudah dua hari tidak beristirahat, Ayang tidaklah terbangun ketika Danial membopong hingga membaringkannya diatas ranjang.
Daniel yang ikut naik ke atas ranjang, memandang wajah teduh Ayang yang tengah tertidur pulas. Kemudian, tangannya terulur mengusap lembut wajah Ayang.
Ayang menggeliat, menahan tangan Daniel yang ada di pipinya.
Bunda, jangan tinggalin Ayang.
Ayang bergumam, menyebutkan kata-kata itu berulang kali disertai air bening mengalir dari sudut matanya.
Ada rasa sesak di dada Daniel menyaksikan Ayang yang sedang menangis. Ia membiarkan saja tangannya yang di pegang Ayang. Di luar kesadaran, kini satu tangannya lagi terulur mengusap kepala Ayang, menenangkan wanita yang tengah menangis dalam tidur itu.
* * *
Pagi menjelang.
Dalam keadaan mata yang masih terpejam, telapak tangan Ayang bergerak-gerak merasakan sesuatu yang kesat. Dan, seketika ia bergelinjang kaget, saat melihat tangannya tengah mengusap-usap jambang pria yang berada tepat di depan wajahnya.
Ayang meringkuk duduk diatas ranjang, mengalungkan tangannya di kedua lutut yang ia tegakkan.
Mata Daniel yang sejak tadi telah terbuka, menatap datar wanita yang terlihat ketakutan di depannya.
"Kau kenapa?" tanya Daniel dengan suara beratnya.
Ayang menggeleng, tubuhnya bergetar hebat saking takutnya.
Daniel mendengus, lalu turun dari ranjang berjalan ke kamar mandi.
Melihat Daniel yang telah masuk ke kamar mandi, Ayang menelisik tubuhnya, yang masih menggunakan lingerie.
Kenapa aku bisa tidur dengannya?
.
.
.
Beberapa menit kemudian, Daniel keluar dari kamar mandi dengan kimono membalut tubuhnya. Ia melihat Ayang yang masih duduk meringkuk, tapi kini seluruh tubuhnya telah ia tutupi selimut, hingga yang terlihat hanyalah kepalanya saja.
Kemudian Daniel berjalan ke walk in closet, untuk berganti pakaian. Selesai berpakaian ia melihat Ayang yang masih tak bergeming dari posisinya.
Daniel menghembuskan nafas kasar, lalu berjalan keluar kamar.
.
.
.
Sambil menuruni anak tangga, Daniel masih saja memikirkan kejadian tadi malam, dimana Ayang menangis sambil memegang tangannya.
"Selamat pagi, Tuan."
Seperti biasa, para pelayan berbaris menyambut kehadiran tuannya ketika menginjakkan kaki di lantai dasar.
"Bawa sarapan ke kamarku!" titah Daniel pada pelayan, sebelum kakinya mengayun keluar menuju pintu utama.
.
.
.
Di dalam kamar.
Perlahan Ayang menegakkan kepala, setelah Daniel keluar dari kamar. Di dalam perutnya, cacing-cacing tengah berdemo, karna dari kemarin belum di beri makan.
Ayang meringis sambil memegang perutnya. Makanan tadi malam yang di letakkan pelayan diatas meja, sudah tak ada lagi.
Tok! Tok! Tok!
Ayang kembali membenamkan wajahnya diantara kedua lutut, ketika mendengar pintu kamar di ketuk dari luar.
Ceklek
"Permisi Nona,"
Ayang tak menyahut, kepalanya masih saja menunduk, mendengar derap langkah kaki masuk ke dalam kamar.
Setelah tak mendengar ada suara di dalam ruangan itu, barulah Ayang mengangkat kepalanya.
Diatas meja, ia melihat piring dan mangkok tertata di sana.
Aroma makanan menyeruak di indra penciumannya, membuat cacing-cacing di perutnya semakin meronta.
Tanpa banyak berpikir, Ayang turun dari tempat tidur, berjalan mendekati meja yang terhidang banyak makanan. Dengan lahap Ayang menyantap semua makanan itu hingga perutnya kenyang.
.
.
.
Tiga puluh menit berselang para pelayan kembali mengetuk pintu kamar. Sementara Ayang sudah berada di posisinya, duduk meringkuk diatas ranjang dengan selimut tebal menutupi tubuhnya.
"Nona, segeralah mandi. Kami akan membereskan kamar ini."
Ayang menegakkan kepalanya, menatap pelayan yang tengah bicara dengannya.
"Tolong keluarkan saya dari sini," mohon Ayang.
"Maaf Nona, saya tidak bisa melakukan itu. Sekarang Nona mandilah. Sebelum kami yang membantu Nona mandi," sahut pelayan, lalu melangkah keluar kamar.
"Tunggu!"
Pelayan yang sudah berada diambang pintu menghentikan langkah.
"Saya gak ada pakaian ganti."
"Nona mandilah dulu, nanti saya akan bawakan pakaian ganti untuk Nona."
"Tapi saya gak mau pakaian yang terbuka."
Pelayan itu mengangguk. "Baiklah."
Kemudian Ayang turun dari atas ranjang berjalan ke kamar mandi.
.
.
.
Dari pagi hingga siang, Ayang hanya berada di balkon kamar memandang kolam renang di bawah sana. Sesekali ia menatap tempok tinggi yang mengelilingi bangunan.
"Nona, mari ikut dengan saya."
Ayang bergelinjang kaget mendengar suara pelayan di belakangnya. Kemudian ia menoleh pada pelayan tersebut. "Kemana?" tanyanya.
"Tuan Daniel meminta anda datang ke kantornya."
"Buat apa? Saya gak mau!"
"Nona harus mau."
Pelayan tersebut memberi kode pada rekannya.
Lalu dua orang pelayan mendekati Ayang, membawanya secara paksa keluar kamar.
di tunggu selalu aksi trio cadel😊
yg ada ayang tambah stres dan membenci danil
lanjut kak/Drool/
hadirkan kebahagiaan untuk ayang
sudah 3 THN kok masih asih Tor...?
Ayahnya Ayang ada sangkut sama si Daniel?
vote untuk mu thor