Mencertakan tentang gadis miskin dari desa Senja Rinjani yang menjadi asisten rumah tangga. stelah beberapa tahun bekerja,anak sang majikan Awan Abimana jatuh hati padanya. Cinta mereka sangat manis,meski senja dari kalangan bawah orangtua Awan sangat menyayangi Senja. Apalgi ibu Awan sudah sangat menyayangi Senja sejak awal senja datang kerumahnya sebagai asisten dirumahnya. Nyonya Arumi ibu Awan sangat menginginkan anak perempuan,namun sayang kecelakaan saat Awan masih kecil merenghut rahimnya. itu juga yang menyebabkan awan tidak memiliki saudara. Namun cinta manis mereka tak berlangsung lama setelah Senja melahirkan anak pertamanya Awan bertemu kembali dengan wanita dimasa lalunya. Wanita yang telah menenmani awan sejak lama. Namun mereka harus berpisah saat Awan memutuskan study nya kelyar negri. Wanita bernama Hana itu memilih laki-laki lain yang lebih mapan dan sukses dari Awan. Namun setelah pertemuannya kembali dengan Hana saat Hana menjadi seorang janda hati Awan terus goyah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Suryandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Mencintaimu Senja
Awan memarkirkan mobilnya didepan mansion. Setelah dia turun dari mobilnya dia pun membukakan pintu untuk Senja,
Senja keluar dari sana, Awan menggenggam tangan Senja, mereka melangkah bersama masuk dalam mansion.
Kondisi mansion sudah gelap dan sepi, pasti mereka sumua sudah tidur karena jam kini menunjukkan pukul sebelas malam.
Mereka naik kelantai dua menuju kamar mereka masing-masing. Saat didepan pintu kamar Senja menarik handle pintu kamarnya.
Namun, "Greb", Awan langsung menarik tangan Senja dan memeluknya.
jantung Senja terpacu lebih cepat, irama jantungnya itu sampai bisa dirasakan oleh Awan, begitu juga dengan Awan saat ini jantungnya berdetak begitu keras.
"cup - cup - cup - cup", Awan mengecup beberapa kali bibir senja.
"cup", Senja pun juga membalas mengecup bibir Awan, entah dia mendapat keberanian dari mana.
Awan pun langsung meraih tengkuk senja, dia melumat halus bibirnya.
Ciuman mereka kembali terjadi, Awan membalikkan tubuh senja sehingga mereka masuk dalam kamar tersebut namun tetap dalam keadaan saling memagut, menukar saliva mereka.
Ciumannya pun semakin lama semakin dalam dan menuntut. Perlahan tangan Awan sudah ada didepan benda kenyal milik Senja.
Sedangkan tangan sebelah kirinya mengelus punggung senja dengan lembut. Kini hasrat Awan meninggi, miliknya yang dibawah sana menegang sempurna.
Awan menuntun Senja ke tempat tidur merebahkan Senja disana.
Tangan Awan melepas pengait kain pembungkus dada Senja namun tidak melepas bajunya.
Perlahan dia mengelurkan benda bulat milik senja itu, Awan menghisapnya perlahan.
"Ugh..", desah Senja.
Lalu tangan Awan memainkan yang sebelahnya dan menciuminya bergantian.
Namun Awan segera tersadar dia melepas cumbuannya, lalu menarik selimut menutupinya.
" Aku mencintaimu Senja", ucap Awan pada senja
" Aku juga mencintaimu mas", ucap Senja.
Tatapan mereka bertemu, saling menatap dalam. Disana tersimpan jelas gambaran tentang cinta mereka.
"Maaf, tadi sempat kebablasan aku tidak bisa menahannya setiap melihatmu", ucap Awan pada Senja sambil mengelus pucuk kepala Senja.
Blash,,, warna pipinya langsung memerah sempurna karena malu. Awan yang melihat itu semakin gemas saja.
Awan pun segera berdiri dia tidak mau kebablasan dan sampai menyerang Senja lagi.
Jika itu sampai terjadi Awan tidak yakin akan melepas Senja lagi begitu saja. Karena saat ini pun miliknya masih sedang memberontak dibawah sana tak mau kompromi.
"Cup", Awan mengecup kening Senja.
"Istirahatlah baby, aku akan kembali kekamar"
Senja pun hanya menganggukkan kepalanya, otaknya kini sedang tidak berfungsi dengn benar. Kata-katanya tercekat ditenggorokannya tak mampu mengeluarkan kata.
Awan pun keluar dari kamar Senja, dia masuk kedalam kamarnya.
Langkahnya menuju kamar mandi, ini sudah kesekian kalinya dia begitu tersiksa karena miliknya tak mau tertidur saat didekat Senja.
Awan melepas semua bajunya. lalu dia masuk dalam jacuzzi miliknya. Berusaha meredam sesuatu yang dari tadi menegang dibawah sana.
"Oh damn, bisa - bisanya kamu se murahan itu. Hanya baru menyentuhnya sedikit sudah tegang aja kamu jhon"
Monolog Awan yang sedang merutuki dirinya sendiri. Dia kesal karena begitu cepat on fire saat bersama Senja.
Setelah berendam tubuh cukup lama kini tubuh Awan terasa begitu rilex, dan jangn lupakan senyum dibibir tampannya terus tersungging saat ini. Sungguh dia tidak menyangka jika dia dan Senja akhirnya resmi menjadi pasangan kekasih. Meski caranya sama sekali tidak ada romantis - romantisnya. Tapi yang pasti saat ini dia sedang bahagia.
Setelah itu pun Awan menyelesaikan sesi berendamnya. Dia mengambil bathrobe miliknya, melangkah ke arah walk in closet. Lalu Awan mengambil piama miliknya.
Usai dengan ritualnya malam ini, Awan merebahkan tubuh pada kasur nyaman tempat favoritnya itu. Lalu meraih ponsel diatas nakas, sebelah tempat tidur.
Awan menekan tombol ponselnya menghubungi salah satu no.diponselnya. Kini dia hendak melakukan panggilan video call...
"tut..tut..tut" Suara dering ponsel bebapa kali disana.
Agak lama namun setelah itu muncul wajah Senja diponsel Awan.
Senja tidak tau jika Awan akan melakukan video call, karena kamar mereka bersebelahan saja.
Saat ini Senja hanya mengenakan gaun tidur dari bahan satin yang sangat tipis tanpa dalaman sama sekali. Karena begitulah dari dulu kebiasaan senja saat mau tidur. Karena menurut senja itu sangat nyaman ketika tidur.
Senja hendak mengganti bajunya namun itu akan membutuhkan waktu lama akhirnya dia memilih menenggelamkan saja seluruh tubuhnya dalam selimut.
"Iss... Mas Awan kenapa video call tadi juga sudah ketemu, mana kamarnya sebelahan lagi. Bener-benar kurang kerjaan"
Gerutu Senja pada Awan.
Namun dia tetap menerima panggilan video dari laki-laki yang kini sudah berganti status menjadi kekasihnya itu.
"Sreet" Dengan cepat Senja naik ketempat tidur dan menarik selimut disana. Menenggelamkan seluruh tubuhnya didalam selimut menyisakan bagian kepalanya saja.
"Hallo kak" Panggilan video Awan terhubung.
" Kamu kenapa beib, sakit?" Tanya Awan yang heran karena melihat Senja bergelung dalam selimut.
" Nggak kak, aku nggak apa-apa kok. Ini mau tidur" jawab Senja.
"Tut...tut..tut" Suara panggilan video call telah terputus.
Awan tiba-tiba memutus panggilan secara sepihak tanpa kata apa pun.
Tiba-tiba "ceklek" Suara pintu dibuka. Dan disana menampilkan Awan sedang membuka pintu kamarnya. Lalu berjalan kearah Senja.
" Kamu kenapa beib?" Awan menghampiri Senja dan menyentuh keningnya. Memastikan Senja sedang sakit atau tidak.
" Aku nggak apa-apa kak, kakak nggak percaya banget sih?"
Kata Senja sambil mengerucutkan bibirnya.
" Lalu kenapa kamu menenggelamkan tubuh begitu didalam selimut. Aku kawatir padamu beib, bukannya nggak percaya"
Kata Awan sambil berkacak pinggang.
" Lagian kakak ini tengah malam malah kesini, masuk gih kekamar kakak. Nanti mommy atau yang lain kalau lihat pasti mikir yang nggak-nggak"
Usir senja pada Awan" Raut wajah Senja kini telah berubah antara cemas dan takut yang bercampur jdi satu, dia takut jika ada yang melihat Awan saat masuk dalam kamarnya tadi.
Namun Awan justru santai saja," Biar saja beib, kalau ada yang lihat tinggal mereka menikahkan kita beres kan" Jawan Awan santainya.
" Sreet...bughhhh" Bantal pun melayang kewajah Awan, Senja melemparnya keras ke muka Awan karena sebal.
Namun Awan justru tertawa terbahak-bahak dan gemas kepada Senja.
"Sreet.." Awan langsung membuka selimut Senja sepersekian detik hingga Senja tak bisa menghalaunya.
Dan terpampanglah secara nyata bentuk tubuhnya yang tercetak begitu indah dibalik gaun yang melekat ditubuhnya yang sangat tipis itu. Apalagi saat ini dia sedang tidak mengenakan dalamannya sama sekali.
Dan area bawahnya pun terlihat sangat jelas dimata Awan, bak pemandangan yang sangat indah. Karena saat ini gaun malam senja telah naik sebatas pusarnya akibat selimut yang tadi Awan tarik dengan kasar.
Awan pun yang melihat itu sontak dimatanya terlihat penuh hasrat memandang senja lekat, dia langsung meneguk ludahnya kasar, tenggorokannya pun tercekat kering.
Saat Senja menyadarinya reflek menurunkan gaunnya menutupi lembah miliknya yang ditumbuhi dengan bulu-bulu halus indah itu.
"Sreet..cup" Awan langsung menarik tengkuk senja dan mengecupnya lembut. Kini hasratnya sudah tak terbendung lagi.
Namun perlahan tapi pasti, ciuman itu semakin menuntut penuh nafsu.
Tubuh Awan kini telah menindihnya. Bibirnya menyapu milik Senja, bibir itu kini menjadi candu bagi Awan. Ciumannya pun kini beringsut turun ke leher jenjang mulus milik Senja. Dan terus kian turun hingga tertuju pada dua bukit indah milik Senja.
"uh..kak?" Lenguh Senja, tubuhnya kini terasa bak terkena aliran listrik. Gelenyer aneh terus menggelitik tubuhnya. Bahkan Senja sendiri tidak bisa menghentikan gerakan-gerakan kecil yng reflek dia lakukan sebagai sinyal tubuhnya sangat menyukai permainan Awan.
Tidak hanya milik Awan yang kini telah on, namun milik Senja dibawah sana pun telah lembab penuh cairan kenikmatan.
Mendengar lenguhan indah dari bibir Senj ditelinga Awan, membuatnya semakin semangat menghisap dua bukit indah kenyal dan padat itu dengan semakin ganas. Bahkan leher dan bagian tubuh Senja yang lain kini sudah begitu banyak tanda cinta dari Awan. Terlihat sangat kontras dari kulit Senja yang seputih susu.
Tangan Awan pun memainkan kini telah berpindah memainkan milik Senja dibawah sana. Awan sengaja menekan bagian kecil dibawah sana dan memutar bagian itu dengan perlahan
"Uh...kak, uh... Udah kak Senja tidak kuat mau pipis" Kata senja dengan nada tersengal-sengal.
Awan pun semakin cepat memainkannya dan tak lama terasa keluarlah lahar panas dari dalam sana.
Awan pun tersenyum puas dan melepas tangannya, lalu mengecup kening Senja.
" Enak..hemm" tanyanya pada Senja. Senja yang masih baru merasakannya kali ini pun sangat menikmatinya. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Wajahnya sudah sangat merah seperti kepiting rebus karena malu. Dia segera menutupi seluruh tubuhnya dengn selimut.
" Baiklah, sekarang aku balik kamar dulu ya. Mimpi indah sayangku" Ucap Awan pada Senja.
" Cup " Awan mengecup bibir Senja singkat lalu pergi dari sana, dan menutup pintu kamar Senja.
Sedangkan Awan kini harus masuk kamar mandi menuntaskannya sendiri disana. Karena anakondanya itu saat ini tak mau bersahabat dengannya. Membuatnya pusing atas bawah.
Setelah selesai Awan membersihkan tubuhnya dan juga pergi tidur. Hatinya kini sangat bahagia, senyumnya terus menghiasi wajah tampannya. Fikirannya hanya Senja, Senja dan Senja.
"Selamat tidur sayangku, mimpikan aku" Gumamnya.
Perlahan Awan sudah tertidur dengan pulasnya malam ini, karena matanya sudah terasa sangat berat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai readers maafkan author yang beberapa hari nggak update kelanjutan ceritanya ya. Hehehe beberapa hari ini sedang terserang flu berat jadi nggak bisa mikir😂
jangan lupa bantu sport dengan memberi saran dan juga like setelah membacanya ya....🥰🥰