Apa jadinya jika seorang gadis remaja sudah bisa mengeluarkan ASI? Ya hal itu yang dialami oleh Shireen. Entah keajaiban darimana, tiba-tiba gadis berparas cantik nan manis itu bisa mengeluarkan ASI. Ia sadar dengan keanehannya, setelah sesaat ia bangun dari koma. Ia memberikan ASInya itu kepada bayi kembar seorang duda. Siapa sangka justru pertemuan Shireen dengan Sugar Daddy itu menjadi sebuah ikatan cinta.
Lantas siapakah seorang duda itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketenangan Hati Samuel Dengan Hadirnya Shireen
Shireen pun melangkah menuju ke kamar dengan dihantar oleh para pelayan.
'Baru sampe aja udah nonton drama, gimana kalo gue lama di sini.' Ya, itulah gertuan dalam hati Shireen.
"Mari Nona kita masuk!" Tanpa terasa ia sudah sampai kamarnya. Jujur, ia begitu takjub. Ia berpikir akan tidur di kamar yang sama dengan pembantu di sini. Ternyata, setelah masuk ia disediakan dengan fasilitas mewah dalam kamar ini.
"Wahh, aku kira bakal tidur di kamar yang sama seperti pembantu. Ternyata kamarnya sama kayak majikan ya hehe," gumam Shireen takjub.
Inah pun tersenyum. Terlebih saat melihat Shireen duduk di ranjang size yang besar, dengan memantul-mantulkan bokongnya.
"Ya Nona. Kedatangan anda di sini begitu spesial. Jika menyangkut dengan kedua anak tuan. Semua akan difasilitasi mewah di sini. Jadi, jangan anggap diri Nona sama seperti pembantu yaaa," ucap Inah terkekeh.
"Hehe iya Mbak!"
"Jangan panggil saya Mbak, panggil saja bibik. Aku di sini sebagai kepala pelayan. Semua akan aku urus sesuai dengan perintah tuan. Jika ada kebutuhan lainnya, silahkan untuk minta tolong denganku atau pembantu lainnnya."
"Oke Bik!"
"Baiklah, saya permisi ya Nona. Ingat jangan sungkan untuk meminta bantuan di sini!"
Shireen pun hanya memberikan senyuman. Setelahnya wanita paruh baya itupun langsung keluar dari kamarnya.
Lalu, datang seseorang dengan menggendong kedua bayinya yang tengah menangis-nangis.
"Bisa kau susui mereka, aku rasa bayiku haus."
Shireen pun menghampiri Samuel dan mengambil kedua bayi itu. "Bisa Om, aku susui sekarang. Sepertinya mereka memang sangat lapar."
"Ya sudah, aku titip mereka. Jika kau kerepotan, kau bisa minta tolong dengan pelayan di sini. Aku ada urusan di luar, setelah pulang nanti aku akan ambil bayiku kembali."
"Baik, Om."
Samuel pergi setelah mengecup kedua bayinya. Shireen pun mulai menyusui mereka. Awalnya sangat repot menyusui kedua bayi ini sekaligus. Namun, akhirnya ia bisa.
"Oke, pasti nanti bakal terbiasa!" gumamnya menguatkan diri sendiri.
Shireen menatap kedua bayi itu yang sangat haus menyedot air susunya. Ia tak menyangka mempunyai takdir seperti ini.
"Serasa punya anak." Ia pun terkekeh.
Mungkin membayangkan punya bayi di masa depan yang akan datang, sudah tentu terpikirkan apa yang ia lakukan saat ini terjadi. Tanpa disadari takdirnya begitu cepat. Mau tidak mau hal ini harus diterima. Dia tidak ada daya menentang semua ini.
"Gemes banget ... tapi, masih jadi misteri, kemana ibu si kembar ini? Kenapa dia tega ninggalin anaknya di saat mereka butuh air susu ibunya sendiri."
***
Tengah malam.
Sudah dini hari Samuel pulang. Entah urusan penting apa sampai pulang malam-malam seperti ini dirinya.
Sudah niat melangkah menuju ke kamarnya, tiba-tiba ia teringat sesuatu. "Azel dan Azriel masih di kamar Shireen. Sebaiknya aku ambil mereka," gumamnya. Lalu ia memutar balik menuju kamar Shireen.
Setelah masuk ke kamar Shireen, ia langsung mendapati seorang gadis yang tengah tertidur pulas bersama kedua bayinya.
Samuel tersenyum. Tadinya ia ingin mengambil bayinya itu. Namun, sepertinya akan menganggu tidur pulas gadis itu. Pria tampan itupun memilih kembali ke kamarnya.
Samuel beranjak ke kamar mandi. Di tengah malam seperti ini, sepertinya sangat sejuk untuk berendam.
"Sekarang aku merasa lega. Biasanya setiap malam aku bangun karena mendengar suara tangisan bayiku, tapi sekarang aku tersenyum melihat kedua bayiku tidur nyenyak," gumamnya.
Dalam bathup yang menenggelamkan dirinya, Samuel memejamkan mata. Kemudian, ia menyalakan seputung rokok. Menyesap, lalu ia mengepulkan asap-asapnya.
Sepertinya malam ini begitu damai. Ya, damai dalam suasana dan pikiran.
***
Sejuk embun menembus kehangatan di pagi hari. Begitu nyenyak tidur dalam mimpi. Tanpa terasa sudah pagi.
Samuel membuka matanya, ia merasa rindu dengan wangi bayinya. Kini ia beranjak dari tempat tidur, menuju kamar Shireen.
Saat sudah di depan pintu, ia langsung mendorong kenop pintu itu. Namun, apa yang didapatnya?
"Aaaaa ..."
"Astaga!"
Refleks Samuel menarik pintu kembali dan menutupnya.
HUH MAAFIN YAA, AKU GAK NEPATI KATA-KATAKU. BEBERAPA HARI GAK UP. DEMAM, BATUK, FILEK SEDANG MENEBAH DUNIA. TERMASUK AKU YANG KENA.