Baby Girl

"Lalu apa mom" tanya Dominic tak sabar.

"Jangan suka memotong orang tua lagi bicara son, itu nama nya tidak sopan dan ingat bagaimana pun kau berkuasa jangan sekali-kali kau tidak menghargai orang lain, bukan kah sebelum kita minta di hargai kita juga harus menghargai orang lain tak perlu memadang dia kaya miskin, atau pun tua muda , jadi mengerti putra ku " ucap nya bijak.

"Mengerti mom, sorry mom " sesal Dominic sambil menundukkan pandangan nya, mommy nya langsung menggenggam tangan putra nya dan tersenyum lembut.

"Jadi sekarang ingin di lanjutkan atau bagaimana son " entah lah kenapa dia geli melihat tingkah putra nya, seperti anak kecil yang tak dapat mainan saja, di bilang anak kecil tapi sudah dewasa dan sudah menjadi pemimpin perusahaan tapi ya di mata orang tau sebagaimana pun besar nya putra putri mereka tetap saja seperti anak kecil.

"Lanjut mom " sambil memandang mom nya, wanita cinta pertama nya yang tak pernah mengeluh dengan apa pun yang dia buat dan selalu menjadi madrasah utama bagi anak-anak nya.

"Baik lah mom lanjut " sambil terkekeh geli.

****

"Catu,,,,,Lima,,,,, Enam,,,,, Tujuh,,,,, Delapan,,,,,, Sembilan,,,,,,, Sepuluh,,,,,,, holleee" ucap anak kecil yang kegirangan lalu dari arah belakang datang seorang wanita.

"Itu tidak benar sayang " ucap nya, dan anak kecil itu mengubah pandangan nya pada seseorang yang berbicara.

"Benel unda " ucap ara kekeh sekali, dia tak ingin di salah kan . Bunda nya langsung ikut bergabung dengan putri nya.

"Jika putri nya bunda benar, coba jelas kan di mana angka yang hilang atau tidak putri bunda sebutkan" ucap nya lembut.

"Emmmm, tapi ala benel unda " ucap nya sambil menundukkan pandangan dia takut bunda nya akan marah pada nya.

Melihat putri kecil nya ketakutan Dinda dengan cepat membawa putri nya ke pelukan nya jujur dia tak ada niat membuat putri nya takut dia hanya bertanya dan memberi tahu tapi selama kejadian dia di bentak-bentak putri nya jadi cengeng mungkin kah ingatan itu masih membekas di hati nya.

"Iya putri bunda benar, tapi Ara menghitung nya kurang atau kata lain ada angka yang Ara lewat kan, begini bagaimana jika suatu saat nanti jika Ara sudah besar dan seseorang memanggil nama Ara dengan MUTIARA AYU saja dan AZALIA tidak di sebutkan seseorang bagaimana perasaan Ara " ucap Dinda memberi pengertian.

"Ala akan malah,karna nama lengkap ala MUTIALA AYU AZALIA dan itu nama pemberian bunda " jawab Ara mantap setelah mendongak kan pandangan dan bersitatap dengan bunda nya. Dinda tersenyum mendengar jawaban putri nya.

"Dan begitu pun angka yang tidak Ara sebut kan dia akan marah karna sudah di beri oleh bunda nya " ucap nya bijak.

"Ta....Pi ala tidak bica tulis angka yang tidak ala sebutkan unda " keluh nya dengan memeras dres bermotif bunga kecil itu.

"Jadi permasalahan nya karna putri bunda tak bisa menulis angka tersebut lalu tak menyebutkan nya " dan di angguki kepala oleh putri nya dan jangan lupa dia mengerjakan mata lucu karna gemes Dinda mencium pipi chubby putrinya itu.

"Hihihi hihi geli unda " tawa nya . Melihat putri nya ketawa kegelian Dinda berhenti dari kegiatan mencium pipi chubby putrinya.

"Begini, jika Ara tak bisa menulis angka tersebut kan ara bisa minta bunda ajarkan menulisnya " dan di balas tatapan kebahagiaan.

"Unda auuu ajarkan Ara tulis " ucap nya polos.

"Tentu apa pun untuk mu grill " jawab dinda mantap.

"Holeeee unda mau ajali ala " sambil lompat-lompat bahagia.

"Sudah nak jangan lompat-lompat nanti malam Ara bisa ngompol " beritahu Dinda dan putri nya langsung diam dan duduk dengan patuh, ngompol ya benar saja dia kan sudah besar kan malu masak sudah besar masih ngompol OH NO Ara kecil membatin.

"Jadi bagaimana mau belajar sekarang atau nanti " tawar Dinda lagi karna melihat putri nya diam dengan bibir tertutup rapat dan sekali-kali dia menggeleng kepala Tah apa yang di bayangkan putri kecil nya ini.

""Sekalang dongsss unda " sambil mengambil pensil dan buku nya, ia Dinda menyiapkan itu semua untuk melatih putrinya.

"Ayo, angka berapa yang menurut Ara susah " Dinda mulai mengajarkan.

"Dua,,, tiga ,,, empat " jawab nya polos, bukan dia tak tau menghitung tau ya karna itu permasalahan nya tak bisa menulis lalu tak di sebutkan ada-ada saja putri nya ini.

"Baik lah, apa putri nya bunda tau bebek "

jangan lupa untuk mampir di karya author yang berjudul Luka Yang Terdalam, masih sepi bantu ramaikan kak 🙏🏻