NovelToon NovelToon
DOA DI AKHIR SUJUD

DOA DI AKHIR SUJUD

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Chicklit
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Hai pembaca!
Kali ini, saya akan membawa Anda ke dalam sebuah kisah yang terinspirasi dari kejadian nyata, namun dengan sentuhan kreativitas yang membuatnya semakin menarik. Simaklah cerita tentang Halimah, seorang wanita yang terjebak dalam badai cinta, kekerasan, dan teror yang mengancam jiwa.

Semuanya bermula ketika Halimah bertemu dengan seorang pria misterius di media sosial. Percakapan mereka berlanjut ke chat pribadi, dan tak disangka, suami Halimah menemukan bukti tersebut. Pertengkaran hebat pun terjadi, dan Halimah dituduh berselingkuh oleh suaminya.

Halimah harus menghadapi cacian dan hinaan dari keluarga dan tetangga, yang membuatnya semakin rapuh. Namun, itu belum cukup. Ia juga menerima teror dan ancaman, bahkan dari makhluk gaib yang membuatnya hidup dalam ketakutan.

Bagaimana Halimah menghadapi badai yang menghantamnya? Apakah ia mampu bertahan dan menemukan kekuatan untuk melawan? Ikuti kisahnya dan temukan jawabannya. Jangan lewatkan kelanjutan cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DODIAKSU 04

Setelah berkendara beberapa saat, Halimah akhirnya tiba di warung sayur langganannya. Ia segera memarkirkan motornya di samping warung dan berjalan menuju ke dalam. Warung sayur masih terlihat sepi, tetapi Halimah tidak mempedulikannya. Ia langsung memilih beberapa sayuran segar untuk bahan masakannya besok.

Susi, pemilik warung dan teman sekolah Halimah sewaktu SMP, keluar menghampiri Halimah.

"Mah, apa benar kabar yang aku dengar?" tanyanya dengan nada penasaran. "Katanya kamu selingkuh dan bahkan sudah disidang?"

Halimah terkejut dengan pertanyaan Susi, tapi ia tidak marah.

"Astaghfirullah, Sus. Aku tidak pernah selingkuh," jawabnya dengan tegas.

"Kamu tahu aku tidak pernah berbohong kepadamu. Jika aku benar selingkuh, kamu pasti sudah pernah melihatku keluar dengan lelaki lain. Tapi nyatanya tidak pernah, kan?"

Susi masih memandang Halimah dengan lekat, penasaran dengan jawaban Halimah.

"Siapa yang bilang kepadamu, Sus?" tanya Halimah dengan nada sedikit tinggi, ingin tahu sumber kabar yang tidak benar itu.

Susi mengusap tengkuknya, terlihat bingung dan tidak yakin harus menjawab apa. "Tadi pagi, mbak mu datang ke sini untuk berbelanja," ucapnya dengan suara lirih.

"Dia bilang ke aku bahwa semalam dia menyidang kamu. Bahkan suamiku juga tahu tentang hal itu dari suamimu."

Halimah merasa seolah-olah jantungnya berhenti berdetak. Ia tidak menyangka bahwa berita itu bisa keluar dari mulut suami dan kakak iparnya sendiri. Air mata Halimah mulai menggenang, tapi ia berusaha menahannya agar tidak jatuh di pipinya.

"Itu semua tidak benar, Sus," ucap Halimah dengan nada yang stabil.

"Aku tidak pernah keluar rumah. Aku hanya berjualan makanan di rumah. Terserah kamu mau percaya atau tidak." Halimah menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk tidak menunjukkan emosinya.

"Total semua itu, Sus," ucapnya sambil menunjukkan sayuran yang telah dipilihnya.

"Iya, tunggu sebentar, aku hitung dulu," jawab Susi sambil memondong sayuran milik Halimah dan memasukkannya ke dalam kantong plastik.

"Semuanya jadi 150 ribu, kamu tidak mau ambil ikan? Ikannya masih segar, baru datang pagi ini juga," tawar Susi dengan senyum.

Halimah menggelengkan kepala. "Tidak, besok aku hanya ingin memasak sayur dan beberapa lauk. Aku memasak sedikit saja, tidak seperti biasanya," ucapnya dengan nada datar.

Susi mencoba untuk menghibur Halimah. "Oh iya, besok aku pesan sayur lodehnya, ya. Sama dua porsi semur jengkolnya. Suamiku tidak mau jika tidak ada sayur masakanmu. Masakanmu memang enak!" ucap Susi dengan senyum hangat.

Halimah menatap Susi dengan senyum tipis. "Iya, besok datang aja ke rumah. Aku sisakan buatmu," ucapnya sambil mengambil sayuran yang diberikan Susi.

"Ya udah, aku pulang dulu."

Dengan langkah yang tergesa, Halimah berjalan menuju motornya, menenteng beberapa kantong plastik berisi sayuran. Air mata yang tersembunyi di balik matanya mulai jatuh, membasahi pipinya. Ia masih memikirkan kata-kata Susi yang mengguncang hatinya.

Sungguh tega, bahkan kakak iparnya sendiri yang mengatakannya ke orang-orang bahwa dia selingkuh. Perasaan sakit dan marah bercampur menjadi satu, membuatnya merasa terhimpit.

Tak lama, Halimah sampai di depan rumahnya. Dengan perasaan kesal, ia memasukkan motor ke dalam garasi dan mengambil sayurannya. Di dalam rumah, ia membanting sayuran itu di atas lantai, seolah-olah melepaskan semua emosi yang terpendam.

Halimah terduduk, menangis dengan histeris. Ia memukul-mukul dadanya dengan kencang, seolah-olah ingin melepaskan semua rasa sakit yang ada di dalam hatinya.

"Apa salahku sampai mereka tega melakukan ini semua? Sekarang semua orang pasti mengira aku ini tukang selingkuh!" teriaknya, suaranya terdengar memilukan.

Wajahnya memerah, rambutnya berantakan karena dijambak-jambak. Halimah merasa seperti dunianya telah runtuh, dan ia tidak tahu harus berbuat apa untuk memperbaikinya.

"Mungkin lebih baik aku mati saja dari pada hidup terhina kayak gini," teriak Halimah dengan suara yang memilukan. Rafa, yang sedang asyik bermain ponsel di kamarnya, mendengar teriakan ibunya dan segera bergegas turun dari atas ranjang. Ia berlari menuju suara ibunya, hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran.

Saat melihat ibunya begitu putus asa, Rafa berhenti sejenak. Ia melihat ibunya terduduk di lantai, wajahnya memerah, dan rambutnya berantakan. Perlahan, Rafa mendekat pada ibunya dan berjongkok di depannya.

"Ada apa, Mak? Kenapa Mamak sampai kayak gini?" tanya Rafa dengan suara yang lembut.

Halimah menatap Rafa dengan mata yang merah dan berair. "Mamak mau mati aja," ujarnya sambil terisak.

"Mamak gak kuat harus menanggung semua ini."

Rafa merasa hatinya terguncang. Ia tidak pernah melihat ibunya seperti ini sebelumnya. "Mamak jangan gila, deh! Jangan sembarangan bilang mati kayak gitu. Mamak apa udah gak peduli sama aku?" bentak Rafa, mencoba menghentikan ibunya.

Halimah memukul-mukul dadanya dengan keras, seolah-olah ingin melepaskan semua rasa sakit yang ada di dalam hatinya. "Tapi, Mamak gak kuat lagi, rasanya sakit," ujarnya dengan suara yang terputus-putus.

Rafa mencoba menghentikan aksi ibunya. "Udah, jangan, Mak! Sebenarnya, ada apa sih, Mak? Tadi berangkat, Mamak baik-baik aja," tanya Rafa penasaran, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Itu bapak sama budemu, mereka bilang ke orang-orang kalau mamak ini selingkuh," ujar Halimah dengan suara yang terputus-putus.

Tangisan Halimah kembali pecah, dan ia tidak bisa menahan air matanya lagi. "Sudah, mamak mending mati aja. Mamak malu!" ujarnya dengan suara yang memilukan.

Halimah segera beranjak dari lantai dan berdiri dengan langkah yang tidak stabil. Ia langsung mengambil golok yang ada di atas meja perkakas, dan Rafa yang melihat itu segera mengikuti ibunya. Ia mencoba menghentikan ibunya dengan menarik lengan Halimah.

"Apa yang mau mak lakukan?" tanya Rafa dengan suara yang khawatir.

Halimah mencoba menahan golok itu dari Rafa, tapi Rafa yang kesal langsung menarik golok panjang itu dari tangan ibunya. Ia kemudian meletakkan golok itu kembali di tempatnya semula.

Rafa mencoba memeluk ibunya untuk membuatnya tenang. "Mamak, jangan seperti ini. Aku ada di sini untuk kamu," ujar Rafa dengan suara yang lembut.

Halimah menatap Rafa dengan mata yang merah dan berair, tapi ia tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia memeluk Rafa dengan erat, dan Rafa membalas pelukan itu dengan sama eratnya.

Rafa membimbing ibunya ke dalam kamar dengan hati yang berat. Ia menidurkan ibunya dan menyelimutinya dengan lembut, berharap ibunya bisa segera pulih dari kesedihannya. Namun, wajah Halimah masih terlihat sangat terpukul, matanya merah dan bengkak karena terlalu sering menangis.

Rafa hanya bisa menatapnya dengan sedih, merasa tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghilangkan kesedihan ibunya. Ibunya yang biasanya ceria dan cerewet sekarang terlihat sangat menyedihkan, membuat Rafa tidak sanggup menatapnya lebih lama.

Dengan perasaan yang berat, Rafa keluar meninggalkan ibunya sendiri di dalam kamar. Ia berjalan ke arah garasi, mengambil motor dan memutuskan untuk pergi meninggalkan ibunya sejenak. Tujuannya adalah rumah mbahnya, tempat ia bisa berbagi cerita dan meminta saran tentang kondisi ibunya.

Saat berkendara, Rafa tidak bisa menahan pikirannya tentang ibunya. Ia merasa sedih dan khawatir tentang kesedihan ibunya, dan berharap mbahnya bisa memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini.

1
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
dah selingkuh main pelet2an ckckck 🤦‍♀️
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
jangan mauu /Scream/
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
Anton makin tega, Halimah sabar banget 😭
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
/Cry/ yahhh yahhh
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
suka sama gambar2 visual pilihan author 🥰
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
mang bpkmu sengklek kyk tumor kankerr 🤣
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
mang niat bnget cari kesalahan Halimah 😭 padahal Dy yg slingkuh
.•♫•♬•Luo Yii•♬•♫•.
eh kok mt.. ke gc 🤣🤣
𝙵𝚑𝚊𝚗𝚒𝚊 🦂🦂 🦂
lanjut yi.. nggak sabar pengen liat si Anton itu menyesal
.•♫•♬•Luo Yii•♬•♫•.: iyaa buk.. ini jg lgi berusaha.. oleng ke mt mulu buk
total 1 replies
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
eehh /Panic/
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
hddehhh play victim 😤😤
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
pasti mau tinggal bareng sama selingkuhannya 😌😏
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
si Anton dah beralih ke lain hati, 🤧🤧 makanya berubah jdi suami kamvrett, lebih baik pisah aja jngn mengharapkan hal yg mustahil Halimah 😭
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
mang kyk betina si Anton ini 😂😂🤣🤣
Manik🌼
satu iklan untuk kamu /Drool/
Manik🌼
bener sih kata anha
Nar Sih
sabarr ya halimah
Nar Sih
dri bhsa nya ini cerit orang jawa ya kak thorr ,tpi sedih dan lucu
.•♫•♬•Luo Yii•♬•♫•.: iyaa Halimah orang Jawa di cerita ini
total 1 replies
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
Halimah cepat pisah dari Anton, daripada kamu stress di hina & direndahkan terus 😭😭🤧
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
untungnya si Rafa dah gede & Halimah bisa cari uang sendiri, mang suami gak guna si Anton 🙄🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!