Apa itu kekuatan ? Apa itu bakat ? Dan apa itu keistimewaan ? Jika kamu memiliki kekuatan besar atau bakat dalam dirimu, apa yang akan kamu lakukan ? Menggunakannya untuk kebaikan, atau sebaliknya ?
"Memiliki kekuatan besar maka datanglah tanggung jawab yang besar." kurang lebih seperti itu kata-kata dari Ben Parker, meskipun hanya karakter fiksi, tapi kata-katanya sangat tidak biasa. Dan sekarang, cerita ini akan menceritakan kisah orang-orang yang luar biasa.
Note : update 2 hari sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn_Frankenstein, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 : Goldwing, Chapter 02.
.
"Hohoho, caramu sederhana sekali, tapi layak diberi pujian."
Beberapa saat kemudian, pemuda itu menjawab. "Aku gak bermaksud menyuruh mereka buat lompat...!!"
"Tapi bukanlah kamu sendiri yang mengatakannya."
"Aku cuma bercanda, aku mikirnya mereka gak mungkin nurut kata-kataku yang jelas-jelas bikin mereka mati."
"Sudahkah, yang sudah terjadi biarkan. Untuk sekarang kau harus fokus untuk kedepannya dalam berurusan kekuatan barumu."
Pemuda itu menghela nafasnya, ia pun berjalan mendekati sosok yang masih bernyawa, ia segera melepaskan jubah dan pakaiannya. Pemuda itu bermaksud menggantikan pakaiannya yang sudah robek, jadi ia ingin memakai pakaian orang ini yang masih terlihat utuh dan lumayan bagus, tapi ia tertarik dengan jubahnya.
Setelah menggantikan pakaiannya, ia segera pergi kembali ke motornya yang ia tinggal. Pemuda itu bermaksud mengambil paket yang ia bawa kemarin, dalam pikirnya ia pasti akan dipecat, karena paket yang harusnya ia antar tidak sampai-sampai.
"Tak apalah dipecat, lagian salah siapa ngasih alamat gak jelas, sampai-sampai aku dapat masalah." gumamnya.
"Kau kenapa ?" tanya suara aneh itu lagi.
"Ahh, aku baru sadar, siapa kau sebenarnya." tanya pemuda itu sambil berjalan.
"Baiklah, aku akan menjelaskan semuanya sebelum aku kembali ke ke tidur panjangku."
"Tunggu-tunggu...!! Kembali ke tidur panjangmu ? Maksudmu kamu dalam bentuk roh ?" tanya pemuda itu.
"Benar, saat ini aku dalam wujud roh yang bersemayam di tubuhmu, tapi tenang saja, setelah aku menjelaskannya, rohku akan menghilang dan kembali ke tidur panjangku."
"Oke-oke, aku akan mendengarmu." sahut pemuda itu sambil berjalan pulang dan menuntun motornya.
Suara asing itu pun mulai bercerita, di zaman dulu, 5000 tahun sebelum masehi, di masa primitif banyak kerajaan berdiri di masanya, dan juga banyak sekali tokoh-tokoh hebat lahir di masanya, salah satunya adalah dirinya, karena memiliki kekuatan yang hebat, semua orang di masa itu menggunakan kekuatannya untuk membela diri dan menegakan keajaiban agar tempat tinggal mereka aman dari ancaman.
Namun di masa-masa jayanya semua kerajaan, ada beberapa pihak memanfaatkan kekuatan mereka untuk bertindak sesukanya agar mendapatkan gelar dan kekuasaan. Sehingga terjadilah perang besar, bukan hanya mempertahankan wilayah, tapi juga saling berebutan wilayah. Banyak sekali korban yang tewas, tapi ada juga yang selamat. Hingga akhirnya semua tokoh-tokoh yang memiliki kekuatan tutup usia dan menjadi cerita rakyat.
Sedangkan orang-orang aneh yang merupakan sekte misterius, sebenarnya mereka terobsesi dengan orang-orang hebat di masa lalu, dan mereka akan terus ada hingga saat ini karena kegilaan mereka itu sendiri yang selalu terpaku dan mengajarkan generasi-generasi baru yang mereka rekrut. Dan suara itu menjelaskan kalau dirinya tak menyukai mereka karena telah mengganggu tidur panjangnya.
Terlebih lagi kejadian tadi malam, bisa-bisanya ritual mereka berhasil membangunkan jiwanya dan anehnya kenapa bisa jiwanya masuk ke dalam tubuh si pemuda itu. Karena sudah tak ingin berurusan dengan masa kehidupan sekarang ini, ia pun membunuh mereka. Saat ia akn pergi dari tubuh pemuda itu, ia terpaksa harus meninggalkan sebagian kecil kekuatannya, jika tidak, jiwa pemuda itu akan ikut terbawa pergi bersamanya.
Maka dari itu, sebagai pecahan kecil kekuatannya kini tertanam di tubuh pemuda itu agar saat rohnya pergi, roh dari pemuda itu tidak akan ikut terbawa dan aman. Ia menjelaskan kalau saat ini rohnya masih bersemayam di tubuh pemuda itu bertujuan untuk memberitahu cara pemakaian kekuatannya meskipun keberadaan rohnya hanya sementara.
"Sudah paham ?" tanya suara asing itu setelah menjelaskan panjang lebar.
Pemuda itu mengangguk-anggukkan. "Cukup paham, yaaa meski ada bagian yang belum paham banget akunya."
"Baiklah, mendengar jawabanmu berarti sudah waktunya aku pergi."
"Eh..., tapi terus bagaimana dengan kekuatanmu ?" tanya pemuda itu.
"Itu hanya pecahan kecil dari kekuatanku, itu sudah tertanam dalam tubuhmu agar kamu tetap hidup ketika aku pergi dari tubuhmu."
"Kau yakin ?" tanya pemuda itu lagi sedikit ragu.
"Tentu saja aku yakin, tapi aku punya permintaan, gunakanlah kekuatanku dengan bijak. Manfaatkanlah untuk menolong orang lain, jangan kau gunakan kekuatanku untuk tindakan yang buruk."
Dengan lesu pemuda itu menganggukkan kepalanya. "Okelah."
"Anggap saja hadiah kecilku karena diberi kesempatan untuk melihat keadaan dunia ini meskipun sebenarnya aku tak mau dibangunkan."
"Ada pertanyaan lagi ?" lanjutnya untuk memastikan kalau pemuda itu ingin menyampaikan sesuatu dalam bentuk pertanyaan.
"Bolehkah aku tau siapa namamu ?" tanya pemuda itu.
"Aku memiliki banyak nama dan julukan, tapi kau bisa memanggilku dengan nama Gaganeśwara."
"Hm, nama yang bagus, kalau namaku Indra Kusuma." kata pemuda itu.
"Namamu juga bagus. Baiklah Indra, selamat tinggal."
"Yaaa, selamat tinggal, tidurlah dengan tenang Gaganeśwara." balas Indra dengan senyuman.
"Dengan begini aku telah mewariskan kekuatanku padamu, setelah ini aku harap kau segera bertemu dengannya. Karena dia serta keturunannya adalah keluarga yang kupercaya, dan mereka sudah menjaga peninggalanku." kata Gaganeśwara.
"Hah, apa ? Gimana ? Apa tadi maksudmu ?" kata Indra bertanya dengan ekspresi kebingungan.
Dan benar saja, Gaganeśwara sudah tak menjawab kata-katanya. Ternyata benar, roh yang tadinya bersemayam di tubuhnya kini telah hilang meskipun Indra masih bisa merasakan kekuatannya di dalam tubuhnya.
.....
Keesokan hari, sesuai dugaan, Indra benar-benar dipecat karena tak bisa mengirim paket yang kemarin. Kali ini dirinya harus mencari pekerjaan lain untuk menyambung hidupnya, apapun kerjanya, akan ia lakukan. Beberapa hari kemudian, Indra mendapat pekerjaan baru sebagai tukang bersih-bersih di jalanan kota.
Setelah dua bukan ia bekerja sebagai petugas kebersihan kota Y, ia melihat dua pengendara motor lewat dengan ugal-ugalan, lalu terdengar suara orang-orang yang mengatakan kalau kedua pengendara itu adalah pencopet dan berhasil membawa sebuah tas dari seseorang. Berhubung jam kerjanya telah usai, Indra segera bertindak, tak lupa ia mengenakan jaketnya.
Dan tak lupa ia mengenakan kacamata hitam dan masker agar wajahnya tidak ketahuan oleh siapapun, dan sekarang adalah hari pertamanya bertindak sebagai manusia burung. Dengan lancarnya ia terbang dengan baik, karena ia telah melatih terbangnya disaat waktu luang. Aksinya berhasil membuat kedua copet itu tak sadarkan diri, tapi tidak parah setidaknya berhasil ia tumbangkan.
Awal aksinya benar-benar menjadi sorotan, karena tak ingin membuat keadaan jadi canggung, Indra segera pergi setelah memberikan tas ke pemiliknya. Beberapa hari kemudian, aksinya menjadi viral dimana-mana, dan beberapa bagian penegak hukum keadilan seperti polisi, mereka mencari dirinya karena sudah bertindak semaunya.
Karena kejadian ini, Indra harus menggunakan kekuatannya dengan hati-hati agar tak sampai ketahuan. Hukum negara kelahirannya memang merepotkan, jadi ia akan bertindak turun tangan jika keadaan sudah parah dan tak bisa ditangani oleh para penegak hukum. Bertahun-tahun ia lakukan, bahkan ia sampai harus berganti-ganti pekerjaannya karena selalu saja polisi berhasil mencium
Sampai-sampai Indra juga harus pindah kota, karena ia anak yatim piatu, jadi tak ada larangan kemana ia akan pergi. Meski sudah berpindah tempat tinggal, ia akan muncul di kota lamanya jika keadaan benar-benar parah atau darurat. Dirinya memang naif, karena ia berfikir, ia bisa melakukan sesuatu, tapi ia memilih diam, lalu kejadian darurat tak selesai, maka itu adalah salahnya.
.....
Tahun 2050, Indonesia, Kota S.
Terlihat seorang pria muda tengah mengendarai motor matic di tepi jalan raya. Dengan cepat dan hati-hati pria itu mengendarainya, karena saat ini ia sedang mengejar waktu untuk sampai ke tempat kerjanya, yang mungkin tinggal satu kilometer lagi jaraknya. Beberapa lama kemudian, akhirnya ia telah sampai, yang dimana kini dirinya sudah di dalam area gedung perusahaan.
Setelah memarkirkan motornya, ia pun segera berjalan cepat sambil membawa tas ranselnya. Setelah absen, tak lama kemudian, akhirnya dia pun telah sampai di sebuah ruangan, setelah menyimpan tas dan jaketnya, ia segera meraih alat kebersihan. Benar, dirinya adalah seseorang petugas kebersihan atau disebut OB di salah satu perusahaan besar.
Dirinya sudah lama bekerja sebagai OB, dan saat ini dirinya mulai merasakan rasa lapar pada perutnya, karena ia belum sarapan, mungkin ia harus menahannya sampai siang, setidaknya ia masih bisa menahan rasa lapar perutnya. Jam istirahat pun tiba, Indra langsung meraih tasnya, lalu ia keluarkan satu bungkus nasi rames yang sebelumnya ia beli saat di perjalanan berangkat ke tempat kerja.
Dengan lahapnya ia memakan nasi ramesnya. Tak lama kemudian nasi ramesnya telah habis, lalu ia mengeluarkan botol yang berisi air mineralnya yang juga ia beli. Baru selesai minum, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, dengan segera dokter muda itu berjalan mendekat dan membukakan pintu ruangannya.
"Ada apa ?" tanyanya setelah membuka pintunya.
"Mas Indra, pak Edwin minta kamu datang ke ruangannya." ucap dari seorang OG muda yang cantik.
"Hmm, baiklah." sahutnya sambil keluar dan menutup kembali pintu ruangannya.
Setelah mengunci ruangannya, pria OB itu pun berjalan pergi menuju tempat yang disebutkan tadi. Sedangkan OG yang tadi, dia segera berjalan ke arah yang berlawanan untuk melanjutkan pekerjaannya. Indra itu sedikit mempercepatkan langkah kedua kakinya, dalam pikirannya bertanya-tanya, hari masih pagi dan belum jam 10 dirinya sudah di suruh datang.
Sambil berjalan di melewati banyak pintu ruangan, pria itu menyapa dan membalas sapaan orang-orang yang juga berjalan di tempat itu. Nama pria ini tak lain Indra Kusuma, biasa dipanggil Indra, bisa dibilang dia lumayan tampan dan terlihat muda, tapi sebenarnya Indra sudah berumur 35 tahun, dia asli dari Luar kota yang merantau ke Kota ini, karena keadaan, maka ia berpindah-pindah.
Tak lama kemudian, dirinya telah sampai di depan ruangan Edwin, lebih tepatnya atasannya. Setelah mengetuk dan mendapat suara izin masuk dari dalam, ia segera masuk.
"Indra, kemarilah." ucap seorang pria paruh baya yang memakai jas hitam, dia bukan lain sosok Edwin yang sedang duduk di sofa berukuran kecil atau sofa yang cuma bisa diduduki satu orang saja.
Ternyata atasannya tidak sendiri, terlihat pria paruh baya juga yang mengenakan pakaian jas hitam juga dan duduk di salah satu sofa yang berukuran panjang. Setelah duduk di seberangnya, Edwin memperkenalkan Indra kepada orang berjas hitam itu yang merupakan kenalannya yang bernama Deni, biasalah basa-basi dulu sebelum ke inti pembicaraan.
"Indra, sekarang kamu tak perlu kerja jadi OB lagi disini." ucap Edwin yang langsung ke intinya.
Indra membeku mendengarnya, bagaimana tidak ? Perasaan dirinya sebagai OB tak pernah membuat kesalahan fatal dan merugikan orang lain, dan tiba-tiba dirinya diminta untuk tak bekerja.
"Anda memberhentikan saya, pak ? Anda tak salah 'kan bilang begitu ?" kata Indra dengan suasana perasaan yang tak karuan.
Edwin terkekeh, lalu ia berkata. "Bukan, bukan begitu, maksudku kamu sekarang bekerja sebagai supirnya pak Deni"
Indra melongo mendengarnya. "Maksudnya, saya buka lagi OB disini pak ?"
"Hahaha, jadi begini Indra, kamu sekarang jadi supirnya temanku ini, bukankah kamu punya sim untuk mengemudi mobil 'kan ?." kata Edwin menghilangkan bahasa formalnya dan memberi penjelasan.
Indra menganggukkan kepalanya, memang benar ia punya surat izin mengemudi mobil, dan ia juga bisa mengendarai mobil, karena dulu ayahnya bekerja sebagai supir truk, dan juga pernah mengajarinya. Lagi pula, ia juga memiliki pengalaman kerja sebagai supir.
Dan saat pria itu akan bersuara, tiba-tiba atasannya itu bersuara lebih dulu. "Pak Deni sedang mencari supir untuk anaknya, tapi dia minta saran dariku, jadi aku merekomendasikan kau untuk bekerja padanya." jelasnya.
Edwin memilih Indra untuk jadi supir temannya karena selama ini ia memantau semua karyawannya. Terutama di bagian para OB dan OG, dari semua karyawan petugas kebersihan, hanya Indra sajalah yang paling rajin. Tak seperti yang lainnya, yang kerjanya kurang bersemangat dan menunda-nunda, sedangkan Indra, dia terus lanjut hingga jam istirahat atau jam pulang.
Kebanyakan dari semua karyawan yang baru, biasanya selalu rajin di awal-awal saja, seminggu, dua minggu, sebulan, setahun barulah kelihatan aslinya. Yang tadinya rajin, malah mulai tak begitu rajin, yang biasanya langsung dikerjakan malah menjadi ditunda-tunda. Tapi tidak dengan Indra, dia terus seperti itu selama bertahun-tahun, ia tak berubah tingkat kinerjanya.
Karena Itulah salah satu alasan kenapa Edwin ingin merekomendasikan Indra, tak hanya rajin, tapi juga sudah banyak berpengalaman kerja, ditambah juga pria itu sangat ramah kepada semua orang. Dan karena itulah Edwin melepaskan sosok Indra ini dari jabatannya saat ini, ia ingin OB setianya ini berkembang, dan tak harus bekerja sebagai OB terus.
.....
Beberapa hari kemudian, saat ini Indra tengah dalam perjalanan menuju kota D, letaknya cukup melewati satu kota dari kota S, dan saat ini ia berada di tengah-tengah kota A, tentu saja dia menggunakan motor maticnya. Sudah hampir satu jam lebih dia di dalam perjalanan, dan mungkin memakainya setengah jam lagi ia akan sampai di kota D. Sangat mengherankan, karena tak disangka Deni yang menjadi atasan barunya ternyata dari luar kota.
"Hahhh...., masih jauh, ke minimarket dulu 'lah." gumamnya.
Tiba-tiba ia berbelok dan menghentikan motornya di parkiran minimarket. Ia ingin membeli sesuatu yang ingin membuatnya merasa enakan. Setelah belanja beberapa jajanan, dan sebotol minuman teh dingin, ia duduk di kursi pengunjung yang sudah disediakan di minimarket tersebut. Sambil menikmati roti, ia memandangi semua kendaraan yang lewat, ia tersenyum melihat banyak sekali aneka ragam kendaraan.
Dalam pikirnya, ia tak menyangka bahwa dirinya masih saja sendiri karena belum menikah di umurnya yang sudah menginjak 35 tahun. Yahh, mau gimana lagi, dirinya terlalu sibuk pada diri sendiri sehingga tak sempat mencari wanita yang ingin ia dijadikan sebagai istrinya. Begini-begini ia juga harus bekerja dan mencari uang yang banyak, ia berencana akan membuka usaha kios nantinya.
"Wah, udah jam segini." gumamnya setelah melihat jam di layar ponsel pintarnya.
Selesai sudah ia bersantainya, ia pun segera kembali untuk melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba terdengar suara tabrakan, Indra langsung menoleh dan melihat sebuah mobil truk besar berjalan cepat tanpa peduli kendaraan yang dilewatinya, bahkan tak segan-segan di tabrak juga. Setelah lewat, suara sirine polisi terdengar, dan benar saja, ia melihat 2 mobil melaju dengan cepat.