NovelToon NovelToon
KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Selingkuh / Mengubah Takdir / Keluarga / Penyesalan Suami / Chicklit
Popularitas:38k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Jalan berliku telah Nina lalui selama bertahun-tahun, semakin lama semakin terjal. Nyaris tak ada jalan untuk keluar dari belenggu yang menjerat tangan dan kakinya. Entah sampai kapan

Nina mencoba bersabar dan bertahan.
Tetapi sayangnya, kesabarannya tak berbuah manis.

Suami yang ditemani dari nol,
yang demi dia Nina rela meninggalkan keluarganya, suaminya itu tidak sanggup melewati segala uji.

Dengan alasan agar bisa melunasi hutang, sang suami memilih mencari kebahagiaannya sendiri. Berselingkuh dengan seorang janda yang bisa memberinya uang sekaligus kenikmatan.

Lalu apa yang bisa Nina lakukan untuk bertahan. Apakah dia harus merelakan perselingkuhan sang suami, agar dia bisa ikut menikmati uang milik janda itu? Ataukah memilih berpisah untuk tetap menjaga kewarasan dan harga dirinya?

ikuti kelanjutannya dalam

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Malam itu sesuai kesepakatan mereka sebelumnya, Damin dan romlah berangkat ke rumah dukun langganan Damin. Langit malam gelap gulita, hanya diterangi cahaya rembulan yang samar. Angin berhembus sepoi-sepoi. Romlah duduk di atas boncengan motor Damin, menuju sebuah gubuk kecil yang terletak di pinggir hutan.

Gubuk itu adalah tempat tinggal seorang dukun yang konon memiliki kemampuan untuk mengirim teluh dan jampi-jampi.

Romlah merasa sedikit takut, tapi juga bersemangat. Ia berharap dukun itu bisa membantu mereka menghancurkan usaha Nina dan Wito.

Sesampainya di gubuk, Seorang pria tua dengan rambut putih dan wajah keriput membukakan pintu. Tampaknya cukup itu sudah memprediksi kedatangan mereka.

"Masuklah," kata dukun itu, suaranya serak dan menakutkan.

Romlah dan Damin masuk ke dalam gubuk. Suasana di dalam gubuk terasa dingin dan mencekam. Bau kemenyan dan bunga kubur memenuhi ruangan. Dukun itu menyuruh mereka duduk di depan meja kecil yang di atasnya terdapat berbagai macam benda-benda aneh.

“Apa kamu ingat weton adik dan adik iparmu itu?” tanya Mbah Dukun.

Romlah tersentak kaget, mereka bahkan belum menceritakan maksud kedatangan mereka, tetapi dukun itu ternyata sudah mengetahuinya.

Damin pun menyerahkan selembar kertas pada Mbah dukun, kertas yang berisi hari lahir Wito dan Nina, yang memang sudah dia hafal sejak dulu, karena dialah yang dulu menikahkan Nina dan Wito.

Dukun itu tersenyum menyeringai. "Baiklah. Aku akan membantu kalian. Tapi kalian harus membayar mahal."

“Kang,” bisik Romlah. “Kenapa dia tidak menanyakan tujuan kita? Kalau salah bagaimana?”

“Sstttt, diamlah. Beliau ini dukun yang sangat sakti, tanpa bertanya pun beliau sudah tahu. Bahkan mungkin dia bisa membaca isi hatimu.” Damin membalas dengan berbisik pula. Akhirnya Romlah pun diam.

“Apapun tebusannya, Mbah, kami pasti sanggup.” Damin menjawab dengan jumawa.

Akhirnya malam itu, di bawah lentera yang remang-remang dan aroma kemenyan yang menyengat, ritual jahat dimulai. Dukun tua itu, dengan raut wajah yang serius dan tatapan mata yang tajam, mengarahkan Romlah dan Damin.

Di atas meja, terletak sesaji berupa ayam hitam yang masih hidup, sebuah cawan berisi air yang konon katanya diambil dari tujuh sumber mata air berbeda, serta beberapa lembar daun sirih yang telah dikeringkan. Udara di dalam gubuk terasa semakin dingin, seakan dinginnya menusuk tulang.

Dukun itu menyuruh Damin memegang ayam hitam tersebut, sementara Romlah memegang cawan berisi air. Dukun kemudian mulai membaca mantra-mantra. Kata-kata mantra yang diucapkan dukun itu terdengar seperti bahasa gaib, sulit dimengerti, namun terasa sangat kuat, membuat bulu kuduk Damin dan Romlah berdiri

Romlah dan Damin mengikuti setiap instruksi dukun itu dengan tangan mereka gemetar. Mereka membayangkan wajah Nina dan Wito, membayangkan usaha laundry mereka hancur berantakan. Bayangan itu semakin kuat, semakin jelas, seiring dengan lantunan mantra yang semakin kencang.

Sesekali, Mbah Dukun menyemprotkan air dari cawan ke arah ayam hitam yang masih hidup, dan bulu-bulu ayam itu berdiri tegak seolah-olah ketakutan.

Pada puncak ritual, dukun itu menyuruh Romlah dan Damin untuk menyembelih ayam hitam dan meneteskan darahnya ke dalam cawan berisi air. Darah bercampur dengan air, membentuk cairan berwarna merah gelap yang terlihat sangat mengerikan. Bau amis darah bercampur dengan aroma kemenyan semakin menyengat. Membuat suasana di dalam gubuk semakin mencekam.

Setelah itu, dukun itu memberikan sebuah kain kecil yang telah diberi jampi-jampi pada Romlah dan Damin. Mereka disuruh untuk mengubur kain itu di depan rumah Nina dan Wito.

“Ingat satu hal,” ucap Mbah Dukun saat mereka berpamitan pulang setelah memberikan amplop tebal.

“Kalian harus berhati-hati, karena jika musuh kalian terlalu kuat, mungkin teluh ini bisa berbalik kepada diri kalian sendiri!” Mbah Dukun memberikan peringatan.

Akan tetapi nampaknya hati Damin dan Romlah sudah benar-benar gelap, mereka tak mengindahkan ucapan Mbah Dukun. Bahkan Damin berpikir, Nina dan Wito hanyalah orang yang lemah, jadi tidak mungkin telur itu akan berbalik padanya.

***

Urusan dengan dukun, Damin kembali mengantarkan Romlah pulang dengan sepeda motornya.

"Emmm,,, Kang Damin gak mau mampir dulu?" tanya Romlah saat mereka telah sampai di depan rumah wanita itu.

Damin menatap wanita itu yang tampak sedang tersipu malu sambil memilin ujung bajunya. Menengok ke kiri dan ke kanan, tampak suasana begitu sunyi karena malam hampir larut.

"Tentu saja aku harus mampir," ucap Damin. Tanpa pikir panjang, ia menuntun sepeda motornya ke samping rumah, lalu memarkirnya di tempat yang tak terlihat dari jalan, dan hal itu tentu saja membuat hati romlah berbunga-bunga.

Romlah bergegas menyusul, mendahului berjalan menuju pintu, mengambil kunci rumah yang dia simpan di balik kutangnya, lalu membuka pintu untuk Damin. "Ayo masuk, Kang!" Romlah berseru pelan, agar tak ada tetangga yang mendengar. Wanita itu meraih lengan Damin dan segera menuntunnya masuk.

"Mau aku buatkan minuman panas, apa dingin, Kang?" tanya Romlah setelah mereka berada di dalam rumah.

"Sini," sentak Damin yang tiba-tiba menarik tangan Romlah, lalu menghempaskan wanita itu ke atas sofa panjang.

"Aku mau minum ini dulu." Sambil berkata demikian, Damin menyibak baju Romlah hingga menampakkan kulit mulus wanita itu. Di bawah lampu temaram, tubuh Romlah terlihat lebih menggoda. Dengan tidak sabar, Damin menaikkan penutup gunung kembar milik Romlah dan segera menjalankan perannya sebagai balita. Menyvsv.

"Ahh,,, Kang,,, " Rakusnya Damin membuat Romlah tak kuasa menahan des4hannya. Damin sangat beringas, membuat Romlah semakin menggelinjang. "Ternyata Damin lebih perkasa dari Wito. Tahu gitu, ngapain juga aku mesti berebut sama si Nina belagu itu," batin Romlah.

"Romlah, kenapa ini mu legit sekali?" tanya Damin di sela aktifitasnya naik turun lembah. Keduanya benar-benar berlomba berpacu dalam melodi yang saling bersahutan keluar dari mulut mereka.

"Ahh,,,, " desah Romlah. "Tentu saja legit, Kang. Perawatanku mahal."

"Jangan khawatir, aku akan memberikan uang untuk perawatan, tapi ingat, apem ini, dan seluruh tubuh ini hanya untukku. Jangan coba-coba membiarkan laki-laki lain menyentuhnya." Damin meletakkan tangannya di leher Romlah dengan herakan sedikit mencekik. "Apa kau paham?"

Romlah yang semula begitu terbuai dengan cara Damin memujanya, tersentak mendapatkan perlakuan itu. Matanya setengah melotot, menahan sakit akibat cengkeraman jari Damin di lehernya. "I - iy ya, Kang. Akku pa ham," jawabnya tersengal.

"Bagus." damin mengusap pucuk kepala Romlah, menciumnya, lalu melanjutkan permainan kuda-kudaan yang sempat terhenti.

***

Bagaimana dengan srono yang harus dikubur di depan rumah mereka itu, Kang?" tanya Romlah yang setelah mereka selesai dengan kegiatan mereka. "Apa kita akan menyuruh seseorang untuk melakukan nya?"

"Aku tidak percaya orang lain," jawab Damin. "Tunggu lewat tengah malam, biar orang-orang pada tidur. Aku sendiri yang akan melakukannya."

1
Asyatun 1
lanjut
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
oooo oh kamu ketauan😅😅
Sunaryati
Si Anton sudah pergi, dia hanya mempermainkan kamu Wito. Mungkin Balas dendam padamu. Tebakan ini semoga benar
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
dia or dua
tak or yak?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
untuk apa untung
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
calon mantu itu loh, pak sukadi /Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
aduh,, mas Sus ini orangya cablak ternyata /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
morat marit gak tuh atimu suuusss??
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
janya???
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
bang bayiiikkk, zuzur amat sih pak,e?/Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
bukannya klo wito tidak datang justru, cepat keyok palu?
tse
tapi sayang sampai di rumah anton ga ada siapa2..wkwkwkwkwkwk....rasakan kau wit...hidup sendirian.........
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: wkwkwk 😂🤣🤣
total 1 replies
FT. Zira
ya taruh ditempatnya lah.. mau taruh dimana lagi emang/Smug/
Nar Sih
cerita antara wito dan nina bnran bagus lho moms 👍
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: terima kasih, semoga betah lanjut sampai akhir 🙏🙏
total 1 replies
Asyatun 1
lanjut
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
apa mungkin anton menyimpan dendam karena ditinggal wito nikah sm nina? jd sekarang dia mau bls dendam
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
tapi aku suka sayur terong, apalagi klo di balado.../Sweat/
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
sepele ndasmu wit, pemyakitmu rk mari kok . snjtamu perlu d ketok memang wis tau kr janbol romlah saiki jeruk makan jeruk
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
semangat susilo...semoga kalian berjodoh. mencintai dalam diam dan sakit ktka mlhtt org yg d cintai terluka itu cinta luar biasa, tk bisa memiliki tp sslu memantau dan bhgia bl yg dcntainya bhgia wlpn bkn dg drnya
Patrick Khan
ada apa dengan anton🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!