NovelToon NovelToon
Zavian Xanderson

Zavian Xanderson

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Persahabatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Ael

Zavian Xanderson, memiliki kepribadian yang dingin, dan tertutup dengan sejuta pesona yang dimiliki.

Alina Angelica Kwelju. Gadis cantik, pintar dan juga kreatif. Gadis yang kerap disapa Alin atau Ina ini memiliki sebuah rahasia besar yang ia simpan bersama keluarganya.

Ini kisah sosok Zavian Xanderson, sang ketua OSIS SMA Rajawali dan bertemu dengan gadis segudang rahasia itu. Penasaran? Yuk baca^^

Jangan menilai sesuatu dari covernya!

Typo bertebaran!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

Tang!

Tongkat kasti besi yang dipegang Alesha pun terjatuh karena tangannya basah akibat keringat membuat Torik dan Rinda terkejut. Ternyata mereka melihat Alesha sudah berdiri didepan pintu kamar, sambil memandang mereka ketakutan.

"Anak itu! Kita harus menangkapnya, bisa-bisa nanti dia melaporkan kita ke polisi, mas."

"Kamu benar, jangan sampai anak itu lolos."

Alesha yang sudah ketahuan oleh om dan tantenya langsung kabur meskipun badannya sekarang terasa lemas. Ia berusaha sekuat tenaga untuk melarikan diri dari sana dan pergi ketempat yang aman. Namun naas, belum sampai Alesha di pintu luar, ia segera ditarik oleh pasutri jahat itu.

"Mau kemana sayang? Mending kita main-main yuk, kali ini permainannya sangat seru." Rinda berbicara dengan senyumnya yang licik dan memainkan pelan rambut Raina yang bergelombang itu.

"Tidak, lepaskan aku. Tolong lepaskan, Tante." Alesha memohon berharap dirinya dilepaskan oleh om dan tantenya yang jahat itu.

"TIDAK BISA! SUDAH CUKUP KAMI BERMAIN DRAMA, KALI INI KAU AKAN KAMI KURUNG DIGUDANG!" Torik menarik paksa Alesha, sedangkan Rinda tersenyum angkuh melihatnya.

"Rasakan itu, Nak. Kamu bermain-main dengan kami? Nyawamu yang akan menghilang dengan cepat dibumi ini."

Alesha terus memberontak, menangis tersedu-sedu akibat tangannya yang ditarik kuat oleh Torik. Sesampainya di gudang, Torik dan Rinda segera mengikat Alesha seperti akan dihukum mati. Gadis itu seperti digantung oleh omnya sendiri, dengan keadaan tangan dan kakinya yang diikat ke samping sehingga badannya sekarang membentuk huruf X.

Torik dan Rinda tersenyum smirk, sungguh kasihan sekali anak kakaknya ini.

"Tenang saja nak, nyawamu tidak akan lama lagi disini sehingga kamu sebentar lagi bisa hidup dengan tenang,

Dan orangtua kamu itu, sebentar lagi mereka pun juga akan lenyap. Hahaha ...."

Torik terus berbicara kepada Alesha membuat anak itu semakin menangis menjadi-jadi.

"DIAM! KAMU MEMBUAT SAYA PUSING!" bentak Torik.

"O-om, kenapa om l-lakuk-kan ini. Ap-pa sa-lah saya dan orang t-tua saya, om?"

"Salah kalian? Sebenarnya kalian gak salah sih, hanya saja saya iri melihat kalian yang bisa hidup mewah. Sedangkan kami? Kami hidup susah! Kami tidak dapat warisan Hermawan sepersen pun!

Papa dan mama kamu terlalu baik dan mudah ditipu, sehingga mereka dimanfaatkan pun tidak akan sadar. Termasuk kamu! Kamu sama bodohnya dengan mereka," jelas Torik sembari memainkan rambut Alesha, tetapi selalu ditepis oleh Alesha sendiri karena ia sangat risih.

***

"O-om, kenapa om l-lakuk-kan ini. Ap-pa sa-lah saya dan orang t-tua saya, om?"

"Salah kalian? Sebenarnya kalian gak salah sih, hanya saja saya iri melihat kalian yang bisa hidup mewah. Sedangkan kami? Kami hidup susah! Kami tidak dapat warisan Hermawan sepersen pun!

Papa dan mama kamu terlalu baik dan mudah ditipu, sehingga mereka dimanfaatkan pun tidak akan sadar. Termasuk kamu! Kamu sama bodohnya dengan mereka," jelas Torik sembari memainkan rambut Alesha, tetapi selalu ditepis oleh Alesha sendiri karena ia sangat risih.

"Sudahlah sayang, anak ini tidak akan mengerti, capek-capek saja kamu mendongeng dengannya. Sebaiknya kita keluar, dan pergi dari rumah ini. Biarkan dia MEMBUSUK disini."

"Kamu benar, orang-orang sekitar ini pun tidak akan mendengar dia kalau pun berteriak. Karena gudang ini sangat kedap suara." Torik sudah tau seluk beluk rumah Hermawan ini, ia sengaja mengurung Alesha di gudang yang letaknya sangat terpencil supaya orang-orang akan susah menemukan mayat Alesha nanti, kalau-kalau gadis itu mati disini.

"Jangan tante, om lepasin aku. Aku mau menyusul mama dan papa."

"DIAM! MENYUSUL MAMA DAN PAPA KAMU? DIA MUNGKIN SEKARANG SUDAH MATI! KARENA PESAWAT YANG MEREKA TUMPANGI HARI INI SUDAH SAYA PASANG BOM!" 

Torik mencengkram dagu Alesha kuat, ia sangat emosi dan menunjukkan ekspresi wajahnya yang menyeramkan, membuat Alesha mematung ditempat. 

Setelah mengatakan semuanya, Torik pun keluar dengan Rinda yang melambaikan tangannya ke Alesha yang masih terdiam mematung.

Beberapa menit kemudian, tiba-tiba tubuh Alesha gemetar hebat, keringatnya mulai membanjiri tubuhnya lagi seperti saat ia berada dikamar orangtuanya tadi. Nafasnya pun terasa sesak. Dalam hati, dirinya berusaha untuk mengucapkan kata 'tolong', tetapi lidahnya terasa keluar, mulutnya tidak bisa ia buka dan badannya juga tidak bisa ia gerakkan.

'ada apa denganku?'

***

"Cepat mas, kita harus pergi dari sini." Rinda mulai memasukkan semua barang-barangnya ke tas besar.

"Kamu jangan terlalu cemas, sayang. Tidak akan ada orang yang tau. Lagian, Mas Danu dan istrinya sekarang pasti sudah lenyap. Kita masih bisa bersantai sedikit dirumah ini," ucap Torik yang masih duduk santai ria.

"Entahlah, mas. Perasaan ku dari tadi gak enak."

"Hanya perasaan kamu saja itu. Yasudah, sekarang kita berangkat." Rinda pun mengangguk, ia sudah siap sekarang beserta semua barang-barang berharganya.

Mereka berdua akhirnya beranjak untuk segera pergi dari rumah ini. Ketika sudah berada di teras rumah, mereka dikejutkan dengan kehadiran Pak Danuarta dan Buk Gemi dengan empat orang polisi yang sudah menodongkan pistol ke arah mereka. Ada satu gadis yang sepertinya pernah ia lihat bersama Alesha waktu itu.

"ANGKAT TANGAN KALIAN!" ucap para polisi dengan tegas yang tangan mereka sudah menodongkan pistol ke arah Torik dan Rinda.

Torik masih tidak percaya kalau kakaknya ternyata masih hidup. Bukannya tadi ia sudah menyuruh orang suruhannya untuk meletakkan bom di pesawat yang akan mereka tumpangi. Dan, orang suruhannya itu sudah melaporkan kalau mereka berhasil melaksanakan tugas mereka. Tetapi, apa yang ia lihat sekarang?

"Mas Danu? Bagaimana bisa?" lirihnya . Sedangkan Rinda sudah mati kutu ditempat. Tas yang tadinya ia pegang, luruh begitu saja kelantai.

"Kau mau kemana Torik? Jadi begini kelakuanmu! Aku bahkan sudah mulai percaya lagi bahwa kamu akan berubah menjadi baik, tapi ternyata itu omong kosong. Harusnya aku tidak pernah percaya begitu saja!" ungkap Pak Danuarta yang diiringi rasa kecewa kepada adik satu-satunya.

"Rinda, kamu juga masih sama ternyata. Aku bahkan sudah menganggap kamu seperti adik kandung ku sendiri, tetapi kamu malah menipu kami. Bahkan kalian mencoba untuk membunuh kamu." 

Buk Gemi pun juga sama kecewanya. Ia adalah anak tunggal, melihat Rinda dulunya hidup sendiri susah ketika Torik dipenjara, ia sangat sakit. Dirinya bahkan selalu mengajak Rinda untuk datang kerumahnya setiap hari, mengajaknya jalan-jalan bersama teman-temannya yang lain. Tapi, melihat aksi gila Rinda bersama Torik saat ini membuat mereka terlihat seperti seorang buronan yang harus tetap di kurung di jeruji besi.

...***...

To be continued!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!