NovelToon NovelToon
Masa Kecil Bulan

Masa Kecil Bulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan di Kantor / Slice of Life / Careerlit
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: yuliani fadilah

Sinopsis:
Cerita ini hanyalah sebuah cerita ringan, minim akan konflik. Mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari Bulbul. Gadis kecil berusia 4 tahun yang bernama lengkap Bulan Aneksa Anindira. Gadis ceria dengan segala tingkahnya yang selalu menggemaskan dan bisa membuat orang di sekitar geleng-geleng kepala akibat tingkahnya. Bulbul adalah anak kesayangan kedua orangtua dan juga Abangnya yang bernama Kenzo. Di kisah ini tidak hanya kisah seorang Bulbul saja, tentunya akan ada sepenggal-sepenggal kisah dari Kenzo yang ikut serta dalam cerita ini.

Walaupun hanya sebuah kisah ringan, di dominan dengan kisah akan tawa kebahagian di dalamnya. Akan tetapi, itu hanya awal, tetapi akhir? Belum tentu di akhir akan ada canda tawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yuliani fadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

prolog dan bab 1

Prolog

"Adek mau kemana?" tanya seorang pria berumur kisaran 35 tahun. Pria itu mengernyit, menatap gadis kecil yang tengah menyerat sebuah koper mainan.

"Bulbul mau pelgi. Migat ke lumah Oma!" ketus gadis itu dengan mata yang sudah terlihat berkaca-kaca.

Pria yang tadi bertanya ... sebut saja Papa Aldan, menghampiri gadis itu.

"Kenapa Bulbul mau pergi minggat? Ini udah malem, loh, Bul," ujar Aldan seraya berjongkok mensejajarkan tinggi badannya. Ingin rasanya menertawakan kelakuan anaknya itu. Lucu sekali.

"Bulbul mau pelgi, Bulbul ndak mau tingal di lumah ini!" sahut gadis itu dengan diiringi isak kecil dan juga air mata yang sudah membasuhi pipi cabinya.

"Kenapa, kok gitu? Inikan rumah Bulbul. Kenapa, Bulbul mau pergi?" tanya Aldan seraya terkekeh geli melihat kelakuan anaknya yang satu ini. Pasti ada saja kelakuan yang selalu membuatnya ingin tertawa terbahak.

"Bulbul tau kok. Bulbul, bukan anak Papa cama Mama ...," isak Bulbul, atau nama bagusnya Bulan. Lalu gadis itu mengusap hidungnya yang sudah mengeluarkan ingus dengan menggunakan lengan bajunya.

Aldan mengernyit. Bisa-bisanya anak itu berbicara demikian. Tidak tahu saja padahal dia itu hasil haynemoon keduanya di pulau Bali.

"Kata siapa Mbul? So tau kamu!"

"Bulbul tau ... tadi ata Bang Jojo ... Bulbul anak ungut. Bulbul, diungut di got ekat lumah Eful ...," tutur gadis itu sembari sesenggukan dengan bibir yang mencebik dan pipi gembilnya yang sudah berderaian airmata. Tak lupa dengan ingus yang masih meler.

"Jangan dengerin omongan Bang Jojo, ya, sayang. Bang Jojo itu bulsit!" ucap Aldan seraya mengusap rambut anak itu.

••

Bab 01

Perkara azab

Bulbul bergegas melangkah menuju kamar Jojo, atau nama bagusnya Kenzo. Dengan sekuat tenaga, gadis kecil itu menarik kebawah gagang pintu kamar tersebut, lalu mendorongnya sedikit kasar.

Bulbul berjalan dengan kaki sengaja dihentak-hentakan ke atas lantai. Tak lupa kedua tangan yang berada di pinggang saat melihat Jojo yang masih tidur dengan selimut menutupi seluruh tubuh remaja itu.

Bulbul naik dengan susah payah ke atas kasur itu. Tangannya terulur menyibakkan selimut yang Kenzo gunakan. Dan langsung menduduki tubuh Kenzo dengan kasar.

"Bang Jojo bangun!" ujar Bulbul dengan suara yang melengking. Tak lupa tangannya menjambak rambut Kenzo.

"Bang Jojo, ih bangun, bangun, bangun!" tangannya terus menarik rambut Kenzo.

Kenzo mengerang. "Argh! Apaan, si Bul! Jangan ganggu!"

"Abang, Abang, bangun udah ciang jangan tidul telus ih!" ujar Bulbul sembari memukul-mukul pipi Kenzo.

"Diem Embul!" sewot Kenzo dengan suara seraknya.

"Abang, bangun, dak? Kalo ndak bangun Bulbul, kasi tau Mama, ni!" ancam Bulbul melipat kedua tangannya di bawah dada. Gadis itupun masih setia duduk di atas tubuh Kenzo.

"Bodo, Bul. Ini hari minggu, jangan ganggu Abang!" sahut Kenzo kembali menenggelamkan wajahnya pada bantal.

Tangan gadis itu kembali menarik kasar rambut Kenzo. "Bangun, bangun, bangun! Abang udah janji katanya mau beliin ikan cupang, buat Bulbul!"

Kenzo tidak merespon. Remaja itu memilih tidur kembali.

Bulbul menggaruk pipinya yang terasa gatal. Bibirnya mencebik melihat Kenzo malah kembali tidur. Oleh karena itu, dengan gesit Bulbul mengigit sebelah pipi Kenzo yang tidak terhalangi bantal.

Seketika Kenzo membuka matanya lebar-lebar, lalu terbangun diiringi jeritan histeris seraya memegangi pipinya yang terasa perih. "AWW! BUL, SAKITT!" ujarnya berteriak.

Bulbul terlonjak kaget mendengar teriakan Kenzo, dan bertepatan dengan Kenzo bangun otomatis membuat tubuhnya yang duduk di tubuh Kenzo seketika terjungkal ke bawah. Untung saja di bawah terhalangi oleh karpet berbulu serta selimut tebal milik Kenzo membuat tubuh gadis itu tidak terlalu sakit. Namun, tetap aja ....

"HUAAA!! ABANG JOJO AHAT! ATITT ... MAMA ...!" teriak Bulbul seraya menangis histeris menggema ke seluruh penjuru rumah. Terlihat posisi gadis itu telentang tak berdaya di bawah sana.

Kenzo masih duduk di atas kasurnya, mengusap perihatin pipinya yang terkena gigitan maut dari Bulbul.

Tak berselang lama, setelah teriakan Bulbul, Mamanya menghampiri kamar Kenzo dengan masih mengenakan celemeknya.

"Ada apa si Zo! Adek kamu kenapa?!" tanya Winda menatap Kenzo yang masih memegangi pipinya, dengan rambut yang terlihat acak-acakan.

"Bulbulnya mana?!" ujar Winda lagi, melihat sekeliling mencari keberadaan Bulbul. Namun, tidak terlihat, hanya terdengar isakan kecil gadis itu saja.

"MAMA! ATITT ... BANG JOJO AHAT ... HUAA!" Bulbul kembali menangis histeris.

Mendengar itu, Winda segera berjalan menghampiri Bulbul yang tergeletak tak berdaya di samping kasur Kenzo.

"Astagfirullah, Bul, kamu kenapa? Ngapain tiduran di situ!" ujar Winda, lalu membantu Bulbul untuk bangun.

"MAMA ... ATIT, BANG JOJO BUAT BULBUL JATO!" adu anak itu, masih diiringi isakkan dan tak lupa ingusnya yang meler keluar.

"Zo!" tegur Winda menatap Kenzo yang masih meringis memegangi pipinya yang memerah.

"Enggak Mah! Salah sendiri ganggu orang tidur. Nih, liat aku digigit sama si Embul!" Kenzo membela diri sambil menunjukan pipinya yang menjadi korban atas gigitan Bulbul.

Winda mengehela napasnya. "Kamu ngapain juga jam segini masih tidur, ini udah jam berapa Kenzo!" omel Winda.

"Ini kan hari libur mah!" bela Kenzo dengan diiringi ringisan pelan.

Winda berdecak. "Ya, gak sampe siang juga, kan!"

Winda beralih menatap Bulbul yang masih sesenggukan. "Udah jangn nangis. Bulbul kalo mau bangunin orang jangan gitu lagi, yah?!"

Winda kembali menatap Kenzo yang masih duduk manis di atas kasurnya tak lupa memegangi pipinya. "Tunggu apa lagi! Mandi cepet sana, udah siang!"

Kenzi berdecak. "Iya-iya!" dan beranjak segera menuju kamar mandinya.

•••

Bulbul berjalan dari arah dapur menuju ruang tengah, dengan tangan yang tengah memegangi sebuah cangkir yang biasa ia gunakan untuk meminum susu. Menghampiri Kenzo yang tengah asik menonton sinetron.

Gadis itu naik ke atas kursi dan duduk manis di sebelah Kenzo, dengan mulut yang masih setia menghisap susu di cangkirnya.

Tanganya terulur mengambil remot tv yang berada di sebelahnya. Menekan, untuk memindahkan chanel program televisi tersebut. Menjadi sebuah kartun kesukaannya, yakni, si kembar botak.

"Apaan, si Bul, main pindah-pindahin aja!" sewot Kenzo tangan terulur kembali mengambil remot itu dan memindahkannya lagi. "Orang lagi asik juga!" gerutunya lagi.

"Abang ih! Sineton Upin, Ipin, selu tau!" protes Bubul dan menyimpan cangkir yang sudah kosong ke sembarangan arah.

"Pindain dak?!" ancamnya dengan mata melotot dan pipi dikembungkan menatap Kenzo.

Kenzo tergelak melihat ekspresi wajah Bulbul. "Enggak! Ngapain nonton si botak yang dari Abang TK kagak gede-gede!"

Bulbul menggaruk pipinya, gadis itu berpikir 'apa iya?' Tapi gak munggin pasti ia dikibuli'. "Abang aja yang kecepetan besalnya!"

"Upin, Ipin gak seru Bul! Mending nonton pilem azab!" sahut Kenzo.

"Tau gak, azab Bul?" Kenzo bertanya.

Bulbul menyernyit menerawang jauh ke sana perasaan ia perna mendengar kata itu. "Tau, Bulbul pelnah di ajalin ajab cama Mama!" sahut Bulbul akhirnya. Gadis cilik itupun terlihat bangga.

Kenzo tersentak mendengarnya, 'gak mungkin Mama ngajarin gak bener sama anak sendiri!' Kenzo membatin, pasti Bulbul salah tanggap.

Kenzo terus berpikir keras.

Azab?

Azab?

Pasti adek gue salah tanggap.

Azab?

Pernah di ajarin azab?

Azab?!

Azab?!

Kenzo mengerutkan keningnya terus berpikir.

Azab!

Zab

Zab

Zab

"Mama gimana coba ngajarin Bulbul nya?" tanya Kenzo akhirnya, pasalnya otaknya tidak sampai dengan apa yang Bulbul katakan.

Bulbul mengetukkan jari pada dagunya, tak lupa bibir yang mengerucut. "Bental Bulbul lupa!"

Lima menit kemudian, anak itu masih dengan posisi yang sama.

Kenzo berdecak. "Udah inget belom, Bul! Lama banget nginget-ngingetnya!"

"Bental sikit lagi!" ujar Bulbul memejamkan matanya dengan telunjuk tangan berada di pelipisnya.

Kenzo ngendengkus, "Udah belom!"

"Ohhh! Bulbul inget sekalang!" ujarnya heboh.

"Yang gini lo Bang. A, b, c, d, e, ef, ge, ha---telus apa lagi ya, Bulbul lupa!" ucap Bulbul seraya menghitung menggunakan jarinya dan menggaruk kepalanya karena lupa.

Ingin rasanya Kenzo menengis mendengar apa yang Bulbul katakan. 'Itu Abjad anjim a b j a d! Bukan azab ... Ya Allah sabarkan hambamu ini ya Allah!' batin kenzo menangis histeris. Dan bertepatan dengan perbatinan Kenzo lagu 'kumenangiss' bermelodi di film yang tengah di tontonnya.

"Embul! Sayang, Embul imut macam dugong! Embul pinter melebihi Abang mu ini yang guanteng, anaknya Papa Aldan sama Mama Winda. Itu abjad cantiku, solehaku, bukan azab!" ujar Kenzo ingin rasanya ia membuang adiknya satu ini ke sungai amazon.

Bulbul kembali menggaruk pipinya. "Ohh, Bulbul, calah, yak? Telus ajab apa Bang?" tanya Bulbul mengerjapkan matanya pelan.

Kenzo menatap Bulbul intens, lalu tanganya di letakan di dagu seperti orang yang tengah berpikir. "Azab itu ... emm ... apa ya, Bul? Emm ... azab, nanti-nanti Abang mikir dulu!"

Bulbul menggaruk lehernya menatap Kenzo yang tengah menatap ke arah langit-langit.

"Gini Bul. Azab itu seseorang yang berbuat jahat kepada orang lain dan Tuhan membalas orang jahat itu dengan azab! Gitu Bul!" jelas Kenzo panjang lebar.

Bulbul mengerjapkan matanya, mulutnya terbuka sedikit mencerna ucapan Kenzo.

"Ngerti gak Bul?" tanya Kenzo.

Bulbul mengangguk mantap, meskipun gak ngerti sih, malu dong nanti di hujat lagi. "Ngelti dong Bulbul, kan pintel." ujarnya bangga.

"Coba, apa?" tanya Kenzo lagi.

Bulbul mengerutkan Alisnya dalam-dalam tak lupa bibirnya mengerucut. "Em ... bental-bental, Bulbul lupa, tadi Abang omong apa!" ujarnya menundukan sedikit kepalanya dengan tangan merekah di atas kepala.

••

1
yuliani fadilah
hallo
Amai Kizoku
Saya suka sekali sama cerita ini, ayo cepat update lagi biar saya gak kesal.
★lucy★.
terharu banget pas adegan romantisnya, ini the best story ever ❤️
Jennifer Impas
Gaya penulisanmu sungguh memukau, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!