Demi masa depan, Tania Terpaksa menjadi wanita simpanan dari seorang pria yang sudah beristri. Pernikahan Reyhan yang di dasari atas perjodohan, membuat Reyhan mencari kesenangan diluar. Namun, dia malah menjatuhkan hatinya pada gadis yang menjadi simpanannya. Lantas, bagaimana hubungannya dengan Kinan, dan rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Diana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan.
Hati Reyhan menjadi tidak tenang memikirkan pemuda tadi, meski tampak sopan bukan berarti dia tidak menyukai Tania. Bagaimana jika saat Tania keluar masuk apart selalu bertemu tanpa sengaja. Ataupun disengaja.
Reyhan menjadi kesal sendiri dengan pikirannya dan memilih menelpon Tania.
“Tania!”
“Iya, Mas. Ada apa?” Tanya bertanya heran dengan intonasi Reyhan.
“Sedang apa?” Sudah menurunkan intonasinya.
“Aku sedang sarapan, apa ada yang tertinggal, Mas?”
“Tidak. Yasudah.” Mematikan sambungan telepon. Reyhan memukul jok mobil di sampingnya. Kesal sendiri dengan dirinya.
Reyhan sudah sampai di perusahaannya, dan di sambut Sekretaris Kim.
“Selamat datang, Pak Reyhan.” Sekretaris Kim membungkuk saat menyapa Reyhan dan mengikuti langkah Reyhan memasuki gedung.
Membahas agenda apa saja yang akan dilakukan hari ini. Sekretaris Kim menjelaskan apa saja dokumen yang harus ditandatangani dan meeting dimana saja hari ini.
“Bagaimana dengan direktur Dana?”
“Sudah saya hubungi, Pak. Beliau akan menunggu di sana jam 21:00”
“Baiklah. Dan bilang padanya untuk membawa perempuan yang bernama Tia.” Sekretaris Kim terkejut, pasalnya sudah dua tahun lebih ini, bosnya sudah tidak pernah mau lagi berbisnis dengan imbalan perempuan lagi.
“Baik, Pak.” Menjawab dan langsung mengetik pesan lalu mengirimnya.
Hari ini Reyhan sangat sibuk, bahkan pesan Tania belum sempat dibuka. Reyhan ingin segera menyelesaikan masalah yang ada di perusahaannya. Dan langsung mengurus masalah yang lain.
Waktu dengan cepat bergulir. Di sela- sela makan siang, Reyhan masih sempat memeriksa dokumen yang harus segera diselesaikan.
___
Jam sudah menunjukan pukul 21:30.
Reyhan keluar dari mobil yang dibukakan sekretaris Kim, mengancingkan jas lalu menatap logo sayap di depan gedung club terbesar di kotanya.
Berjalan sudah dengan wajah menahan amarah.
Aku akan menghabisimu dan wanita simpananmu malam ini Dana, siapa kau berani-beraninya membuat Taniaku menangis. Reyhan.
Para staf dan manajer club sudah menunggu di pintu masuk, bertanya-tanya ada keperluan apa bosnya. Karena sudah dua tahun ini Reyhan tidak pernah lagi menjalin bisnis di club. Selama ini Reyhan hanya mau di ajak ke lobi hotel ataupun restoran ternama untuk membicarakan bisnis dan kerja sama.
Apa aku membuat kesalahan, kenapa tuan Reyhan terlihat sangat marah. Manajer.
“Silahkan tuan, Pak Dana sudah di dalam.” Manajer mengikuti langkah Reyhan diikuti sekretaris Kim juga beberapa pengawal.
“Hmmm. Sejak kapan dia di dalam.” Bertanya tanpa menoleh ke yang ditanya.
“sudah sejak pukul 20:30, tuan.” Menjawab dengan ragu.
Cih, kamu sudah tidak sabar untuk bertemu ajalmu ternyata. Gumam Reyhan.
Reyhan sudah tiba di lantai dua, dimana para petinggi perusahaan sedang bertransaksi juga membicarakan bisnis dengan wanita muda sebagai sogokannya.
Manajer membuka di salah satu pintu. Di dalam sudah ada Dana, juga beberapa gadis yang dibawanya sedang bersenang-senang, kecuali satu gadis yang duduk sendiri di sudut sofa asyik dengan ponselnya.
Itu pasti dia. Reyhan menebak siapa gadis itu.
Dana dan para wanita-wanita itu berdiri lalu membungkuk sopan saat melihat Reyhan masuk ke ruangan.
“Selamat datang, tuan.” Dana sudah berjalan mendekat namun di beri kode agar tetap di tempatnya.
Reyhan duduk di sofa dengan sangat menawan. Meskipun dengan wajah serius namun ketampanannya mampu menghipnotis para wanita yang ada di ruangan.
“Tuan, ini gadis yang engkau minta.” Dana menarik tangan seorang gadis, tubuhnya tidak menolak. Bahkan seakan tubuhnya mendekat ke Reyhan seperti magnet.
“Tuan Reyhan.” Gadis itu membuka mulut, dan dengan tanpa malu memegang lengan juga pundaknya.
Reyhan membiarkan tangan gadis itu, meskipun dirinya sudah sangat ingin mencekik gadis di sampingnya.
“Kemarilah.” Menunjuk, menyuruh agar Gadis tepat di hadapannya.
Gadis itu dengan segera berjalan lalu berlutut di hadapan Reyhan. Reyhan mencengkram dagunya, membuat gadis itu mendongak.
“Siapa namamu?” Bertanya seakan tidak tahu siapa gadis yang di depannya.
“Tia, tuan.” Tia sudah bertingkah nakal, mengelus-elus tangan Reyhan yang ada di wajahnya sambil terus menatap mata Reyhan.
Tampan sekali, sungguh sangat jauh berbeda dengan Dana. Bahkan Dana sangat tunduk padanya, pasti dia juga jauh lebih kaya dari Dana. Jika aku bisa mendapatkannya, hidup ku pasti jauh lebih mewah.
Tia sudah berpikir bagaimana cara mendapatkan pria di hadapannya tanpa tau apa yang akan dihadapinya.
Reyhan menghempas kuat wajah Tia, Tia kaget dengan perlakuan Reyhan. Dana yang awalnya sudah sangat senang melihat Reyhan yang sepertinya tertarik dengan gadisnya menjadi kaget dengan apa yang barusan terjadi.
“Tu- tuan.” Tia masih mencoba mencerna apa yang terjadi, meskipun hatinya sudah berkata ada yang tidak beres sekarang.
“Cih, tutup mulutmu.” Reyhan sudah menunjukan taringnya.
“Tuan, ada apa tuan? Anda tidak suka dengannya? Sa-saya masih ada yang lain, tuan.” Dana mendekat dengan berjalan menunduk.
“Ck, kau pikir aku sedang mencari wanita?” Reyhan berbicara sudah sangat tegas.
Ruangan yang awalnya terasa tenang, berubah menjadi mencekam. Dana menarik nafas sudah dengan susah.
“Lalu, tuan. Sekretaris Kim bilang, tuan ingin bertemu dengan Tia.” Dana berbicara dengan gemetar.
Tia membulatkan mata, “jadi dia sudah mengenalku?” Batin Tia.
“Tuan mengenal saya?” Tia bertanya dengan gugup.
Reyhan menyandarkan kepalanya, kakinya bergerak- gerak mengusir kesal lalu tertawa.
Mendengar Rayhan tertawa seisi ruangan menjadi takut. Terutama manajer club, takut jika tuannya marah.
Sekretaris Kim sudah melihat rasa kesal pada bosnya, ia lalu menyuruh wanita lainnya keluar juga manajer club dan menyuruh pengawal untuk berjaga di depan pintu.
Dana sudah ingin ikut keluar untuk menyelamatkan diri pikirnya, tapi langkahnya ditahan sekretaris Kim.
“Sebaiknya anda tetap disini.” Menatap lurus pada Dana tanpa ekspresi.
“Ba- baik sekretaris Kim.” Dana kembali ke sofa, keringat dingin sudah menjalar di keningnya.
“Hey kemarilah,” Reyhan menunjuk Tia yang masih duduk tak jauh darinya. Tia mendekat.
“Kau tanya apakah aku mengenalmu? Ya, tentu saja aku sangat mengenal siapapun yang menyakiti kekasihku. Tania.”
“Apa? Tania?” Tia kaget mendengar nama orang yang paling dibencinya ternyata mempunyai kekasih tampan dan kaya seperti Reyhan.
“Ta-tapi, Tania juga punya kekasih lain. Dia pria tua.”
Mata Reyhan membulat mendengar apa yang di ucapkan Tia.
Apa? Sejak kapan? Bagaimana aku tidak tahu Tania menghianatiku. Tidak mungkin.
“Jaga bicaramu. Kim!” Reyhan marah.
Sekretaris Kim mendekat ke Tia, di seretnya tubuh Tia untuk menjauhi Reyhan lalu.
Plak!
Plak!
Dua tamparan di kanan kiri pipi Tia, gadis itu gemetar. Takut.
Kenapa? Kenapa aku di tampar. Aku punya bukti Tania sedang bersama pria lain.
Sedangkan Dana semakin menjauh dari Tia, tidak ingin di sangkut pautkan tentang apapun yang dilakukan simpanannya.
Reyhan mengetuk-ketuk sofa dan memandang lurus ke Tia yang mendapatkan pukulan dari Sekretaris Kim.
“Aku punya bukti! Aku tidak berbohong!”
Dengan berani Tia berteriak, tidak terima atas apa yang dia dapatkan.
“Hei, diam kau.” Dana berteriak, mengingatkan agar tidak semakin kurang ajar.
Tia menatap tidak suka pada Dana.
Dasar laki-laki biadab. bagaimana bisa dia tidak membelaku sedikitpun.
Tia berjalan ke sofa, mengambil ponselnya yang ada di dalam tas. Membuka galeri mencari sosok Tania di sana. Dapat.
“Lihat, Tania bersama laki-laki tua ‘kan!”
BERSAMBUNG…