Dunia Selina tiba-tiba berubah sejak kecelakaan yang Merenggut nyawa Mama nya. Ia bahkan mengalami buta mata setelah kejadian itu. Tidak sampai di sana. Sang Papa menyalahkan nya karena dia lah sang Mama meninggal.
Selina di jual pada seorang Pria. Ibu tiri yang jahat berada di belakang semua itu. Namun tanpa di sadari, ia malah jatuh cinta pada seorang Pria ke-jam yang sudah banyak Merenggut nyawa manusia.
Bagaimana kisah Selina selanjutnya? Semua ada di novel ini. Selamat membaca semua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Selina terbangun di suatu tempat. Ia hanya memakai selimut dan tetap tidak memiliki pakaian di tubuh nya.
Mereka benar-benar tidak memberikan pembalut untuk menampung da-rah bulanan nya.
Selina pun di tidurkan di atas tempat tidur yang tidak memiliki kasur nya. Masih lumayan daripada di atas lantai yang dingin.
Pintu terbuka. Seseorang masuk dan mengantarkan makanan. Selina sama sekali tidak tahu dan tidak mau tahu.
"Hey buta! Makan ni. Nanti kalau sakit, kami juga yang bakal di marahi."
Selina tidak mengatakan apapun. Ia meraba-raba dimana letak makanan yang di maksud. Akan tetapi, ia salah raba dan malah meraba perangkap tikus.
Agh..
Selina meringis karena tangan nya terperangkap. Sedangkan Pria itu hanya tertawa saat melihat kesialan Selina saat itu.
Ia bahkan tidak tahu bagaimana cara melepas perangkap tikus yang sangat menyakitkan itu.
"Tolong aku. Tolong lepaskan alat ini dari tangan ku. Ini sungguh sa-kit. Aku mohon."
Selina terus memelas pada Pria itu. Sebenar nya sejak tadi Pria itu berada di sana dan melihat segala nya.
"Aku akan membuka nya. Tapi dengan syarat. Kita bermain sebentar."
"Mau main apa? Aku buta dan tidak bisa melihat."
Pria itu langsung mengambil tangan Selina dan meletakkan nya di senjata nuklir milik nya. Selina begitu terkejut saat tangan nya berada di atas tumpukan bulu yang panjang.
"Benda apa itu?"
"Kau tidak tahu benda ini? Ayo cepat sentuh. Supaya kau bisa lebih terbiasa."
Suara Pria itu semakin terasa berat. Seperti nya dengan sentuhan Selina, ia merasa terbang melayang.
"Aku tidak mau. Tangan ku sa-kit. Lepaskan dulu tangan ku ini. Aku mohon."
"Tidak! Kau harus bermain dengan ku dulu. Tenang saja. Aku tidak akan macam-macam. Aku hanya ingin kau menyentuh nya saja."
"Tapi benda itu sangat mengerikan. Aku takut nanti tangan ku yang satu nya menjadi korban."
"Aku bisa jamin. Tangan mu yang ini akan aman."
Pria itu mencoba untuk mengambil tangan Selina lagi dan meletakkan nya di sana. Tangan Selina reflek ia tarik karena ia takut.
"Breng-sek! Ini saja kau tak bisa."
Selina malah di tam-par berkali-kali. Selina tidak tahu lagi harus berapa kali ia mendapatkan siksaan seperti itu.
"Hentikan! Apa yang kau lakukan pada nya! Dasar gi-la. Apa kau ingin ma-ti?"
Terdengar suara seorang Pria yang masuk dan menolong Selina. Selina tidak tahu siapa. Ia hanya ingat, jika suara itu sebelum nya yang juga menyelamatkan diri nya.
Terdengar suara patahan tulang dari ruangan sebelah. Pria yang mencoba melecehkan Selina telah di ha-jar habis-habisan.
"Terima kasih." Ucap Selina.
"Tak perlu berterima kasih padaku. Aku harus menjaga mu dengan baik sebelum kau menjadi pengantin Tuan Damian."
"Aku masih belum mau menikah."
"Tidak ada pilihan lain. Apa kau mau di perko-sa ramai-ramai oleh mereka yang ada di sini? Mereka ini Pria-pria lapar yang sudah sangat ingin menyantap mu. Kau beruntung sekali. Cairan merah milik mu, membuat mereka menjauh."
Ahhhh.
Selina menje-rit kesakitan saat perangkap tikus di tarik begitu saja. Pria itu pun mengoleskan obat yang terasa sangat perih.
" Aku ingin pulang. Apa aku tidak bisa pulang saja dan bertemu dengan Paman ku? "
"Kau tidak bisa pergi dari sini. Jika kau pergi, kami akan ma-ti. Tuan James tidak segan-segan akan menghabisi kami semua jika membawa kabur pengantin nya Tuan Damian."
"Kenapa hidup ku jadi begini?"
Selina menangis sesenggukan. Perut nya terasa perih karena belum makan. Belum lagi tangan dan wajah nya yang sudah mati rasa.
"Tidak ada guna nya kau menangis dan meratapi nasib. Semua ini sudah menjadi jalan takdir mu. Kau hanya punya dua pilihan. Tetap menjadi wanita cengeng dan lemah. Atau menjadi kuat untuk balas dendam."
"Balas dendam? Apa aku bisa?"
"Kenapa tidak. Jika kau bisa mengambil hati Tuan Damian, kau bisa memiliki segalanya."
"Siapa itu Tuan Damian?"
"Tuan Damian adalah pemimpin organisasi naga kembar. Ia paling di takuti di dunia bawah. Tidak ada yang bisa menandingi kekuatan nya ketika bertarung. Sudah banyak juga yang ma-ti di tangan nya."
"Apa beliau sudah menikah sebelumnya?"
"Sudah. Dan kau adalah pengantin yang ke seratus sepuluh."
"Bagaimana mungkin? Dimana ia akan meletakkan Istri-istri nya itu. Dan juga, pasti anak-anak nya akan begitu ramai saat ini."
"Kau salah paham. Seluruh istri nya Tuan Damian telah tiada. Mereka ma-ti di tangan beliau."
"Apa? Mati? Bagaimana mungkin kalian menjadikan aku umpan di sana. Kalian jahat sekali. Kalian tega sekali padaku."
"Diamlah Selina! Tak perlu merengek seperti itu. Hanya itu pilihan yang ada. Dan kau, tidak bisa menentukan hidup mu sendiri. Ingat. Kau itu buta. Jadi, jangan banyak berharap apapun."
Kini Selina hanya bisa diam dan tak lagi menangis. Ia harus tetap kuat demi dirinya sendiri.
Sudah tidak ada lagi yang bisa ia jadikan tempat mengadu. Selina sendirian di tempat asing ini.
Ia pun memakan sedikit roti yang hampir basi itu. Setidak nya, bisa sedikit mengganjal perut nya yang lapar.
Ia makan sambil menangis. Air mata masuk ke dalam mulut nya dan menjadi pengganti garam.
"Papa, sampai kapan pun, Selina tidak akan memaafkan Papa. Selina akan kuat dan bangkit, Pa. Lihat saja. Selina akan hancurkan Papa dan Wanita siluman itu."
Selina benar-benar sangat marah dan sedih di waktu bersama. Ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.
Byur...
Baru ia santai sebentar dan menyantap makanan nya. Tiba-tiba saja ia di guyur oleh air. Siapa lagi kalau bukan Visia.
" Kau harus bersih. Jangan sampai tubuh busuk mu membuat Tuan Damian tidak berselera."
"Apa maksud anda? Anda yang membuat ku jadi begini dan anda juga yang banyak bicara. Lihat lah luka di sekujur tubuh ku. Sudah tidak ada tempat lagi untuk luka yang baru."
"Banyak omong kau Selina!"
Visia ingin memukul Selina lagi akan tetapi, Pria yang tadi ada di sana melarang Visia untuk menambah luka baru di tubuh Selina.
"Jangan ikut campur. Aku harus memberi wanita ini pelajaran."
"Aku sudah pintar, Nyonya Visia. Jadi, tak perlu anda mengajari ku."
"Ku-rang ajar kau Selina. Berani sekali kau menantang ku."
Visia ingin memu-kul Selina dengan sesuatu yang ada di hadapan nya saat ini
"Hentikan Visia. Atau kau aku akan membawa mu pada Tuan James."
"sia-lan kau Selina. Kali ini kau bisa selamat. Tapi tidak esok."
"Aku bahkan meminta supaya nyawa ku lebih cepat di cabut. Aku lelah melihat drama wanita cemburu seperti mu. Seperti nya, memang Mama ku lah pemenang nya."
"Selinaaaaaa! Hentikan omong kosong mu itu. Wira milikku sampai kapan pun."
"Terserah. Aku tidak peduli."
"Visia, keluar kau. Biarkan aku yang memandikan Selina."
"Apa? memandikan aku? Aku bukan anak kecil. Aku bisa mandi sendiri. Lagian, Nyonya Visia sudah mengguyur ku."
"Baiklah kalau begitu. Jadi, kau tak perlu lagi mandi?"
"Tidak. Aku hanya mau pakaian ku."
"Baiklah."
"Khaan. Jangan manjakan wanita ini. Dia tak pantas mendapatkan nya."
"Biar itu menjadi urusan ku, Visia."
hmm makasih ya Thor karna karya mu sangat bagus dan juga menghibur
bagai mana seorang ayah tega dgn ank sndri menyeret ddlm keaadan buta
bhkn yg mwmbuat buta ya ayah kndg sndri bhkanndgn tega menjual nya hadehh rasakan skrg
ampuuuunn Selina....
aku faham sakitmu, akufaham bencimu akupun faham dendammu tapi aku terkejut dgn tindakanmu Selin sayang, kupikir kita congkel saja mata Selin dan Wira... ternyata yg kau congkel anak haram Visia&Wira
semangat Selin