Awalnya Elodie adalah ibu rumah tangga biasa. Istri yang penurut dan ibu yang penuh kasih. Namun sebuah kecelakaan mengubah segalanya.
Sikap dan Perilaku wanita itu berubah 180 derajat. Melupakan segala cinta untuk sang suami dan putra semata wayangnya. Mulai membangkang, berperilaku sesuka hati seingatnya di saat 19 tahun. Namun justru itu memberi warna baru, membuat Grayson menyadari betapa penting istri yang diremehkannya selama ini.
"Mommy."
"Nak, aku bukan mommy kamu."
"Elodie Estelle."
"Grayson Grassel, ayo kita bercerai!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 ~ Berubah
Sepasang netra yang sudah cukup lama tertutup itu mulai mengedip pelan. Ia membuka kedua matanya perlahan, lalu kembali menutup saat merasakan cahaya yang begitu silau. Begitu beberapa kali hingga ia berhasil menyesuaikan.
"Ini dimana?" gumamnya pelan. Kedua matanya meneliti langit-langit ruangan, semuanya putih tanpa cela.
"Ini di rumah sakit? Aku kenapa?" gumamnya lagi tampak bingung. Seingatnya ia tidak mengalami sesuatu yang mengharuskan untuk dirawat seperti ini.
Ia berusaha bangkit, namun tubuhnya terasa kaku dan tidak bertenaga. "Kenapa?" tanyanya lagi semakin kebingungan.
Ia segera menoleh saat seseorang membuka pintu. Tampak seorang perawat yang langsung terkejut saat melihatnya. "Anda sudah sadar? Saya akan memanggil dokter terlebih dahulu."
Setelah beberapa saat, perawat itu kembali bersama seorang dokter. Elodie membiarkannya memeriksa, hingga dokter pria itu menyelesaikan pekerjaannya baru ia mulai bertanya.
"Saya kenapa? Kenapa harus dirawat seperti ini?" tanya Elodie penasaran.
"Nyonya tidak ingat? Anda mengalami kecelakaan hingga koma sebulan lebih. Sekarang lebih baik Anda beristirahatlah terlebih dahulu untuk memulihkan diri."
"Apa?" Elodie termenung sebentar hingga tidak sadar bahwa ia kembali ditinggalkan sendiri di ruangan.
"Apa-apaan? Aku dipanggil nyonya? Heh, aku bahkan masih gadis sembilan belas tahun!"
.
.
.
Kriet.
Elodie yang masih terjaga itu langsung menoleh saat seseorang membuka pintu. Ia mengernyit aneh ketika melihatnya dengan jelas. Seorang pria dewasa, tubuh tinggi menjulang, dan wajah tegas rupawan.
"Siapa kamu?" tanya Elodie saat pria itu mendekat dengan tatapan tajamnya.
"Aku? Siapa? Hah, kau mau bermain drama lagi?"
"Apa maksudmu? Aku sungguh tidak mengenalmu."
"Sudahlah! Aku baru saja ingin mulai bersikap baik padamu. Tapi jika kau seperti ini, maka jangan harap!"
"Cih, aku tidak peduli kamu bersikap baik atau buruk. Kita tidak saling mengenal, jadi apa urusannya sikapmu denganku?"
"Kau! Aku ini suamimu!" Tanpa sadar suara Gray meninggi. Pria itu berkata dengan cukup keras lalu memperhatikan sang istri yang kini terdiam.
"Kita lihat seberapa lama kamu tahan berpura-pura."
Elodie yang bergeming cukup lama sembari menatap Gray akhirnya tertawa kecil yang lama kelamaan menjadi tawa keras. "Hahaha. Yang benar saja? Aku ini masih gadis 19 tahun. Belum pernah menikah sama sekali. Lagian kalau pun aku mau menikah juga tidak akan mencari pria tua seperti kamu."
Alis Gray terasa berkedut, wajahnya juga terasa menegang karena emosi yang hampir meledak. Apa-apaan? Tolong katakan telinganya bermasalah! Wanita ini baru saja mengatakannya tua?
"Lebih baik kamu keluar dari sini sebelum aku meminta seseorang untuk mengusirmu!"
Semakin tercengang saja Gray. Pria itu bahkan tanpa sadar sampai menganga sebentar. "Jika kau memainkan peran ini untuk mendapat perhatianku, maka hentikan sekarang juga! Aku tidak punya cukup kesabaran untuk menanggapi kelakuan seperti ini."
Elodie tertawa kecil, lalu menggeleng dengan acuh tak acuh. "Aneh, kalau tidak punya waktu untuk apa kamu masih di sini? Lebih baik kamu pergi, aku nyaman, aku tenang, dan kamu bisa mencari istrimu yang mungkin kabur entah kemana. Secara, istri mana yang bisa tahan dengan pria tua dan kasar sepertimu?"
"Kau!" Tak mau semakin merasa emosi, Gray lebih baik keluar dari ruangan itu. Ia keluar sembari membanting pintu, membuat Elodie sempat tersentak.
"Pria tua gila!" teriaknya yang masih bisa didengar Gray. Pria itu mengepalkan tangan, lalu menatap asisten Al yang menunggu di luar itu dengan kesal.
"Cari tahu apa yang terjadi pada wanita itu!" titahnya dan langsung pergi dari sana. Ia tidak mau repot lagi, cukup waktunya yang berharga ini terbuang sia-sia.
Asisten Al hanya bisa mengangguk mengerti, meski di dalam hati ia memiliki beragam pertanyaan. Hingga semua pertanyaan itu terjawab saat ia mendengar penjelasan dokter.
"Menurut dokter Ace, nyonya telah kehilangan ingatan selama enam tahun terakhir. Hal itu mungkin terjadi karena ada kenangan buruk yang ingin nyonya lupakan selama periode itu."
Asisten Al menjelaskan pernyataan dokter secukupnya. Tidak ditambah, hanya dipersingkat. Karena penjelasan dokter Ace begitu panjang hingga otaknya yang biasanya bekerja cepat itu pun jadi konslet seketika.
"Hilang ingatan, ya?" gumam Gray pelan. Tangannya yang memegang pulpen itu mengetuk meja beberapa kali.
"Baiklah, kau kembalilah ke sini!"
"Lalu, nyonya bagaimana?"
"Apa dia urusanmu?" Asisten Al seketika merasakan hawa dingin yang membuat tubuhnya merinding. Suara dalam, pelan dan menekan milik Gray benar-benar tidak ada tandingannya. Bahkan tanpa melihat orangnya pun, aura intimidasi masih terasa begitu kuat.
"Ba-baiklah. Saya akan kembali ke perusahaan dalam tiga puluh menit."
"Lima belas menit atau gajimu bulan ini tinggal setengah."
"Baik! Lima belas menit!" Asisten Al menutup panggilannya dan berjalan dengan cepat, tidak berlari karena masih memikirkan image-nya sebagai seorang pria dewasa yang tampan.
.
.
.
"Apa? 25 tahun? Aku setua itu?" pekik Elodie kaget. Bagaimana tidak? Ia baru saja mendengar cerita dari sahabat baiknya. 25 tahun? Yang benar saja? Jelas-jelas ia masih 19 tahun.
Clara mengedip beberapa kali, ia tercengang sebelum tertawa senang. "Oh, lihatlah! Elli-ku sudah kembali dengan jalur lupa ingatan."
"Jalur lupa ingatan apa? Bagaimana mungkin aku sudah berumur 25 tahun?"
"Kalau tidak percaya lihat ini! Ini sudah tahun 2024, kamu lahir tahun berapa, masih bisa hitung kan?" Clara menyodorkan ponselnya, menunjukkan tanggal yang membuat Elodie termangu.
Melihat sang sahabat yang cukup lama terdiam, Clara menutup mulutnya tidak percaya. "Ya Tuhan. Jangan bilang berhitung pun kamu lupa caranya?"
PUK.
Sebuah bantal mendarat sempurna tepat di wajah Clara. "Aku hilang ingatan, bukan jadi bodoh," balas Elodie dengan kesal. Ia merebut ponsel sang sahabat, lalu membuka fitur kamera untuk melihat jelas pantulan wajahnya tadi.
"Tidak! Ini wajahku? Aku sungguh menua? Kemana perginya kulit bayiku? Kenapa jadi kasar begini?" pekik Elodie panik sembari menyentuh wajahnya yang memiliki banyak garis halus sekarang.
Clara tertawa lagi, tapi rasanya ia ingin menangis juga. Elli-nya yang menghilang hampir 6 tahun telah kembali, lantas apa ia harus bersyukur atas kecelakaan yang dialami sahabatnya itu?
"Tunggu! Apa benar aku sudah menikah?" tanya Elodie penasaran setelah mengingat sesuatu.
Clara mengangguk pelan, sebenarnya ingin berbohong belum. Tapi mengingat Elodie yang begitu mencintai keluarganya, ia merasa tidak berhak untuk memisahkan mereka.
"Tidak! Aku sungguh sudah menikah? Dengan pria tua itu?"
"Pria tua apanya? Grayson baru berusia 30 tahunan."
"Tidak! Bagi penglihatanku sebagai gadis 19 tahun, dia sudah bisa aku panggil paman."
"Hahaha. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rupa wajahnya saat mendengar kamu berkata seperti itu."
"Tunggu! Bagaimana kamu tahu, kamu sudah menikah? Jangan bilang kamu pura-pura hilang ingatan?"
"Pura-pura apanya? Kamu tidak lihat wajahku sudah sepucat apa saking terkejutnya?" balas Elodie kesal sembari terus memperhatikan wajahnya di depan kamera.
"Baiklah, baiklah. Oh? Aku melupakan sesuatu, aku jamin kamu bisa pingsan kalau tidak bersiap."
"Apa?" tanya Elodie dengan was-was.
"Kamu ... sudah memiliki seorang putra bersama pria tua yang kamu bilang."
"APA?"
.
.
.
sbnarnya apa sih alasannya El kawin SM lakik model dajall itu
kyknya ada sngkut pautnya SM tmennya si El deh
trus si mertua ada dendam apa sama El ya smpai benci gitu
ksihan si el
emang siapa lagi yg pkai kekerasan dn TDK pyk pri kemanusiaan 😤🙄😒🤬😡😠🤭🤭
jgn mau d rendahkan muku🙄
punya Daddy g ada pendiriannya
tp buat gray kalang kabut biar nyaho😁🤭