Akira Yamaguchi, cucu perempuan satu-satunya di keluarga Yamaguchi. Keluarganya merupakan klan Yakuza terkuat di Jepang. Dibalik, semua orang yang melihatnya sebagai gadis tak berperasaan dan dingin, ada rahasia mengapa Akira selalu menampilkan sifat dinginnya.
Kenta Ishikawa atau biasanya dipanggil, Ken. Merupakan seorang Yakuza yang dijuluki Iblis Klan Yamaguchi. Berhati dingin, tanpa ampun, dan merupakan orang kepercayaan dari pemimpin Klan Yamaguchi. Dia jatuh hati pada cucu bosnya sejak mereka pertama kali bertemu.
Namun, Kenta tahu cintanya itu terlarang, dia hanya diam memendamnya dan terus berusaha menjaganya dan mengawasinya.
Kisah cinta terlarang anggota Yakuza dan cucu bosnya, juga konflik antar Klan Yakuza, akankan membawa pelabuhan pada hubungan mereka berdua yang hanya sekedar Nona dan Penjaganya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KimiHaruka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka dan Obatnya
Baju yang berlumuran darah tak dia hiraukan, Kenta segera berlari menuju mobilnya. Bergegas pulang untuk menemui orang yang sangat penting baginya.
Kenta mendapat kabar jika Akira berkelahi lagi. Awalnya dia cukup tenang saat mendapatkan berita itu, namun dia mulai gelisah dan gusar saat Shinji, penjaga Akira mengatakan jika Akira mencekik seseorang dan sorot matanya terlihat ingin membunuh.
"shiiit kenapa macet lagi" umpat Kenta sambil memukul setir mobilnya.
"aku harus tahu siapa yang memprovokasi Akira sampai dia lepas kendali".
Dia tak bisa tenang apalagi jika menyangkut Akira. Kenta tak peduli dengan berbagai masalah yang dia dapatkan setelah melanggar banyak aturan dijalan.
Tak berselang lama, Ken sampai di rumah, dia membuang bajunya dan segera berganti dengan baju yang lebih layak, dia pun membersihkan tangan dan wajahnya sebelum menemui Akira.
"jangan lagi, jangan lagi dia kembali teringat akan hal itu"
Kenta begitu cemas, seolah ada hal yang di sembunyikannya dari Akira, dan dia ingin menyembunyikannya selamanya agar Akira tak pernah mengetahuinya.
...----------------...
Akira terduduk di depan cermin meja riasnya, setelah berendam agar tubuh dan fikirannya rileks setelah kejadian tadi, dia merasa ada yang aneh dengan dirinya.
Setiap dia melihat telapak tangannya yang dia gunakan untuk mencekik Mahira, dia sekilas melihat tangannya berlumuran darah dan membuatnya takut.
Akira mengingat samar jika Mahira mengatakan bahwa dia adalah anak pembawa sial, dan setelah itu Akira benar-benar sangat marah dan mencakar tangan Mahira.
Namun, saat dia mendekati Mahira, Akira tak mengingat jelas jika dia mencekik Mahira. Dia hanya menendangnya hingga terjatuh.
"apa ada yang salah dengan ingatanku ya?" gumamnya lirih.
Akira memegangi kepelanya yang tiba-tiba nyeri, Akira meringis sakit. Sekilas terlihat bayangan darah menggenangi kakinya.
Akira tersadar dan membuka matanya, jantungnya berpacu lebih cepat.
"apa itu tadi darah?"
"kenapa setiap aku menutup mata ada darah"
Akira tersadar dari lamunannya kala pintu kamarnya di buka, Akira menolah dan mendapati Kenta menuju tempatnya, entah mengapa melihat lelaki itu Akira merasa aman dan tenang.
Kenta tiba-tiba memeluk Akira dan bertanya, "kamu baik-baik saja? Ada yang sakit?"
Akira yang tak siap di peluk dia membeku sejenak, namun setelahnya dia merasakan hangat dan nyaman pelukan itu.
"aku baik Ken, makasih" jawabnya.
Akira dapat mendengarkan detak jantung Kenta yang berpacu cepat, dia pun merasakan hal yang sama.
"kenapa? ada apa ? Aku sangat nyaman rasa lelah itu menguar begitu saja"
Akira masih meresapi bau harum dari tubuh Kenta yang mampu menenangkannya.
Kenta melepas pelukannya sejenak, dia melihat wajah Akira. Wajah cantik yang selalu dia kagumi, wanitanya yang selalu membuatnya jatuh cinta setiap harinya.
Kenta tersenyum tipis menatap manik indah Akira, dan itu mampu membuat Akira nampak salting karena tatapan penuh cinta Kenta padanya.
Akira memalingkan wajahnya kala dia sadar wajahnya terasa panas, dia malu sekali. Kenta mengusap lembut rambut Akira.
"ada yang ingin kamu ceritakan?" tanya Kenta. Dia ingin Akira menceritakan semua agar bebannya berkurang.
Akira menoleh menatap manik hitam milik Kenta, dia seperti terhipnotis dengan mata indah Kenta. Ken masih menunggu Akira mengatakannya.
Akira memalingkan wajahnya lagi, dia ingin sekali bercerita namun dia belum siap.
"its okay jika kamu belum bisa menceritakannya"
"maaf Ken" jawabnya lirih.
Kenta kembali memeluk Akira, dia mendekapnya memberi kenyamanan pada Akira, agar dia tak takut.
"jangan pernah merasa sendiri Akira, aku ada untuk kamu" bisiknya lembut.
Bisikkan itu seketika membuat tubuhnya meremang, dan jantungnya berpacu lebih cepat. Namun, tiba-tiba saja suasana menjadi melow menurut Akira, dia menyadari selama ini jika bukan karena Kenta mungkin dirinya akan hilang arah.
"Ken, terimakasih" ucapnya sendu.
Ken melepaskan pelukannya dia menatap manik coklat Akira yang terlihat memerah ingin menangis.
"kenapa ? kamu terlihat sedih?" tanya Kenta.
Akira tak menyadari jika matanya berkaca-kaca, "haa? Kenapa emang? Aku nggak apa-apa kok" ucap Akira.
"jangan sedih, mau keluar makan atau jalan-jalan?" ajak Kenta.
Akira mengangguk bersemangat, dia menampilkan senyum manisnya, yang pasti itu membuat Kenta bahagia.
"aku ingin dia tersenyum seperti itu tanpa ada luka"
"aku ganti baju dulu Ken" ucap Akira.
"aku akan menyiapkan mobil dulu"
Akira hanya membalas dengan kode jarinya yang berarti "ok". Dia sangat senang dan bersemangat, sudah cukup lama dia tak keluar karena Ken sibuk dan dia setiap hari hanya belajar untuk ujian masuk universitas, dan beberapa waktu lalu dia nekat keluar berujung Ken marah padanya.
...----------------...
Langit mulai menampakan kegelapannya, siang telah berganti malam. Acara hari ini, Akira akan jalan-jalan bersama Kenta.
Akira memakai pakaian yang lebih santai, kaos crop top dan midi skirt, dia juga membawa jaket oversize miliknya. Rambutnya tergerai indah, rambutnya memang alami berwarna blonde.
Kenta tak perlu alasan lagi mengapa dia mencintai Akira setiap harinya, bagaimanapun penampilan Akira, Ken selalu di buat terperangah dengan kecantikan Akira.
Bahkan saat ini, dia sedari tadi mencuri pandang pada Akira yang tengah asik bermain ponselnya.
"cantik" gumamnya lirih.
Akira menoleh saat suara Kenta terdengar lirih di telinganya, "haa ? Kenapa Ken? Maaf aku nggak fokus" tanyanya.
"kamu cantik" jawab Kenta santai sambil tersenyum pada Akira.
blusshh.....
Seketika Akira merasa salah tingkah dengan ucapan Kenta, dia memalingkan wajahnya yang terasa panas.
"aaaa gila gila gila apa aku salting ? Nggak aman nih jantungku tiba-tiba degdegan gini"
Akira mencoba menetralkan raut wajahnya dengan mengipas-ngipas wajahnya yang memerah malu akibat ucapan Kenta.
Suasana menjadi canggung menurut Akira, sedangkan Kenta masih santai dan fokus pada jalanan.
"bahaya nih, aku mulai bingung kenapa setiap tindakan Kenta menjadikan diriku salah tingkah dan malu"
Akira mencuri-curi pandang pada Kenta, dia baru menyadari jika Kenta memang memiliki pesona seorang lelaki dewasa yang tampan dengan rahang tegas, hidung mancung, kulit putih dan mata yang sayu namun dengan tatapan yang tegas dan tajam.
Akira Outfit
Cr. Pinterest
Edit by Wink AI
...----------------...
Suasana mall tidak begitu ramai, itulah yang Akira sukai. Sedari tadi dia masih mencoba membiasakan dirinya berada di dekat Kenta. Memang aneh baginya karena biasanya dia akan biasa-biasa saja.
"duh nih jantung bisa di copot aja nggak sih degdegan mulu perasaan dari tadi, gara-gara Ken sih kenapa dia makin-makin cakep aja sih perasaan setiap hari biasa aja, emang error otakku nih" batin Akira.
Akira yang biasanya terbiasa menggandeng lengan Kenta saat berjalan bersama, kini dia merasa canggung untuk melakukan itu, dan akhirnya dia hanya berjalan beriringan dengannya.
Kenta bukan lelaki yang tidak peka seperti lelaki pada umumnya. Dia cenderung sangat peka apalagi jika itu tentang Akira. Dia tahu Akira akhir-akhir terlihat canggung dan malu-malu terhadapnya.
Akira memang memiliki kebiasan ceroboh saat berjalan, contohnya saja seperti tadi jika Kenta tak waspada Akira sudah menyenggol seseorang, padahal jika dilihat Akira berjalan lurus saja.
Tanpa basa basi Kenta langsung mengandeng tangan Akira, Akira sedikit tersentak dengan gengaman tangan besar dan kasar milik Kenta.
"mau beli apa? Belanja dulu atau makan dulu?" tanya Kenta memecah kecanggungan Akira yang terlihat dari raut wajahnya saat Kenta tiba-tiba menggandeng tangannya.
Jantung Akira benar-benar dibuat kelimpungan dengan tindakan Kenta yang selama ini dia anggap biasa namun sekarang mampu membuatnya salah tingkah, "e-ee belanja dulu deh, mau beli baju lagi pingin cari model gini" jawab Akira sedikit gugup, sambil menunjukan foto baju yang dia inginkan.
Mereka menuju beberapa store, dari mulai pakaian, hingga accesoris. Kenta tak pernah mengeluh meskipun dia hampir satu jam berdiri dan berjalan kesana kemari menemani Akira. Justru dia merasa sangat senang, melihat Akira antusias saat memilih barang dan menunjukkan padanya.
Ini adalah store terakhir, Akira membeli dua pasang sepatu couple merek ad!d@s. Tiba-tiba saja dia ingin membelikan Kenta sepatu dan secara sadar dia memilih model yang sama dengan Kenta.
"udah ini aja ? " tanya Kenta. Akira hanya mengangguk dan mereka menuju kasir.
"ini buat siapa ?" tanya Kenta sambil menujukan sepatu yang ukurannya besar.
"a-aa itu buat kamu, entar aku yang bayar aja ya" ucapnya enteng sambil bermain ponsel seolah dia kembali pada mode biasa saat bersama Kenta.
Kenta tersenyum tipis, dia melihat jika model itu sama dengan yang Akira beli untuk dirinya sendiri. Dia begitu bahagia, jangan tanya lagi dia ingin sekali meneluk dan menciumi Akira sekarang juga.
"mau couplean ?" goda Kenta.
Akira akhirnya tersadar, jika dia juga memilih model yang sama dengan Kenta. Wajahnya sudah memerah malu, dia mengigit bibirnya.
Kenta terkekeh pelan saat melihat tingkat salting Akira, "makasih ya" ucapnya sambil mengusap pelan rambut Akira.
"benar-benar bodoh banget kamu Akiraaaa" teriak inner Akira malu.
...----------------...
Akhirnya setelah lelah berbelanja, Akira dapat memberikan makan pada cacing-cacing di perutnya yang terus meronta sedari tadi.
Hotpot, salah satu makanan kesukaannya, saat udara begitu dingin, dan ini adalah salah satu makanan yang cocok sekali untuk saat ini.
"air putih atau soda ?" tanya Kenta.
"soda deh" jawabnya sambil menyiapkan peralatan makannya. Kenta berdiri dan mengambil minuman mereka.
Tanpa sengaja tangan Akira terkena uap panas dari panci hot pot yang berada di depannya saat ingin memasukan daging, "ishh panas gilaa" .
Kenta yang melihat itu segera meletakan minuman di meja dan mengambil capit daging di tangan Akira.
"jangan, biar aku aja" ucapnya.
"sebentar, lihat tangan kamu"
Akira mengulurkan tangannya ragu, Kenta meniup pelan area merah tangan Akira yang terkena uap panas tadi.
Blushh.....
Sentuhan lembut dari tiupan Kenta mampu menbuatnya meremang dan jantungnya sudah tak terkontrol, Akira segera menarik paksa tangannya. Dia canggung sekali.
"ma-makasih Ken, udah nggak sakit kok" ucapnya gugup. Akira masih berusaha mentralkan wajahnya yang merah malu, dia menengguk air dari gelas sekali tandas.
"huuu panas sekali ternyata", Akira masih mengalihkan pandangannya pada Kenta, yang sekarang sedang tersenyum melihat tingkah lucu Akira jika salting.
"biar aku aja, ini buat kamu", Kenta menyodorkan daging kepiring Akira dan kuah pada mangkoknya. Akira menerima dan langsung memakannya.
"pelan-pelan masih panas" ucap Kenta memperingati Akira.
Kenta membuka kaleng soda, dan menaruhnya di sebelah piring Akira. Akira memperhatikan setiap detail tindakan Kenta padanya, hatinya menghangat dengan semua perlakuan Kenta padanya.
"kok aku sendiri yang makan? Makan dong Ken", Akira menyodorkan daging yang berada di sumpitnya pada mulut Kenta, niatnya ingin menggoda Kenta, berubah menjadi dirinya yang terkena serangan tiba-tiba dari tindakan Kenta, yang membuatnya semakin salting.
Akira tak menyangka, Kenta langsung memakannya tanpa merasa jijik, karena sumpit bekas dirinya.
"iiih Ken nggak jijik apa bekas mulutku" ucap Akira berusaha mengalihkan ke gugupannya.
Kenta hanya terkekeh pelan dan berkata, "ngapain jijik, kan mulutnya orang cantik" goda Kenta.
"dih, bisaan kamu tuh ih dah biasa godain cewek sih" sindir Akira.
Kenta mengusap rambut Akira, Akira tiba-tiba kesal sendiri, dia terlihat memakan makannya dengan cepat dan raut cemberut.
...----------------...
Waktu telah menunjukan pukul 10 malam, Akira sangat lelah, dia berjalan gontai ke arah parkiran. Kenta yang melihat kelelahan Akira, tersemyum tipis. Dia mengandeng Akira dan menenteng tas Akira juga barang belanjaan Akira yang banyak sekali.
Untung saja mobilnya berada dekat di dekat pintu masuk mall di area basement.
"aku taruh dulu di bagasi, kamu masuk aja" ucap Kenta sambil membuka bagasi mobilnya.
Akira tak menjawab, dia segera membuka pintu mobil dan langsung mendudukan badannya yang lelah. Apalagi kakinya yang nyeri sekali padahal dia memakai sepatu.
"gila emang dari jam 4 sore sampai jam 10 sekarang" guman Akira sambil melihat jam di ponselnya.
Tak lama Kenta pun masuk mobil dan menyalakan mesin mobil.
"tidur aja nanti aku bangunin" ucapnya sambil membenarkan posisi sabuk pengaman Akira.
"makasih Ken" jawab Akira lirih, Akira tak bisa menahan kantuknya dan akhirnya tertidur.
Kenta melihat Akira yang tertidur lelap padahal mobil belum jalan, dia tersenyum lembut. Kenta membuka jaketnya dan menutupi paha mulus Akira yang sedari tadi membuatnya turn on.
Sebelum melajukan mobilnya, Kenta membuka ponselnya, ada beberapa pesan yang belum dia balas. Dia melihat pesan dari dari Oyaji-nya namun tak dia buka.
Oyaji.....
kamu yakin dengan rencana itu Ken?
Kenta memilih pesan yang dikirim Aoi padanya.
Aoi.....
aku mendapatkan file dan flashdisknya, apa kita akan tetap memakai rencana itu Ken?
^^^Me....^^^
^^^ya^^^
Kenta hanya membalas singkat pesam dari Aoi, dan segera menginjak pedal gas, dan melaju keluar dari basement mall tersebut. Kenta melirik sekilas Akira yang terlelap di sebelahnya.
"maaf Akira, untuk kebaikan dan keselamatan kamu, aku siap jika harus dibenciku olehmu"
...----------------...
Bonus Pict : Kenta hari ini dengan casual ootd, jika keluar dengan Akira.
Cr. Pinterest
...----------------...
Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak ada hubungan dengan tokoh atau organisasi manapun. Mohon bijak dalam membaca dan berikan komentar, saran, atau kritik yang sopan dan membangun. Arigatou Gozaimasu.