NovelToon NovelToon
Sinar Rembulan

Sinar Rembulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:192.3k
Nilai: 5
Nama Author: Clarissa icha

"Neng, mau ya nikah sama anaknya Pak Atmadja.? Bapak sudah terlanjur janji mau jodohkan kamu sama Erik."

Tatapan memelas Pak Abdul tak mampu membuat Bulan menolak, gadis 25 tahun itu tak tega melihat gurat penuh harap dari wajah pria baruh baya yang mulai keriput.

Bulan mengangguk lemah, dia terpaksa.

Jaman sudah modern, tapi masih saja ada orang tua yang berfikiran menjodohkan anak mereka.
Yang berpacaran lama saja bisa cerai di tengah jalan, apa lagi dengan Bulan dan Erik yang tak saling kenal sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Baik-baik saja

Masalah dalam rumah tangga yang didasari oleh perjodohan bukan soal mereka yang tidak saling mencintai, melainkan keberadaan orang pertama yang belum bisa dilepaskan. Pada kenyataannya jatuh cinta itu mudah, melepaskan dan melupakan yang sulit. Mungkin itu alasan terbesar Mas Erik tetap mempertahankan Celine di sisinya.

Malam ini udara di luar cukup sejuk. Beberapa kali terlihat kilatan petir di ujung sana. Dibelahan langit lain kemudian sedang turun hujan. Sedangkan aku, aku sibuk memikirkan bagaimana caranya menyudahi pernikahan kami yang bahkan belum di mulai kisahnya. Rasanya ingin segera aku akhiri tanpa harus melukai hati siapapun.

Sudah 2 bulan berlalu, aku dan Mas Erik masih asing. Interaksi kami tidak menumbuhkan kedekatan, apalagi Mas Erik terlihat sangat membatasi diri padaku. Seperti ada benteng tebal dan tinggi di antara kami. Dan tidak ada kontak fisik apapun sampai detik ini, kecuali mencium tangannya selepas ijab kabul bulan lalu.

Aku memeluk diri sendiri ketika merasakan hembusan angin semakin kencang dan dingin. Rintik-rintik air mulai turun dan jatuh membasahi bumi. Langit seolah ikut merasakan kesedihanku malam ini. Sedih karna pernikahan impian orang tua kami tidak sesuai harapan.

Aku hampir saja menyeret langkahku di dalam rumah, namun mobil milik Mas Erik tiba-tiba muncul dan masuk ke halaman rumah. Ku lirik arloji di tangan ku yang menunjukkan pukul 23.30. semalam ini Mas Erik baru pulang ke rumah. Dia memang pria yang sibuk.

Tanpa sengaja, tatapan mata kami bertemu. Aku bergegas pergi dari balkon dan menutup pintu balkon di lantai 2 rumah ini. Aku memutuskan duduk di sofa ruang TV lantai 2. Letaknya ada disebelah kamar Mas Erik. Aku tidak mau Mas Erik salah paham karna melihatku belum tidur dan berdiri di balkon. Dia bisa saja berfikir jika aku sedang menyambutnya pulang.

"Kenapa belum tidur.?" Suara berat Mas Erik membuyarkan lamunan, aku menoleh untuk menatapnya. Pria yang berstatus sebagai suamiku itu berdiri tidak jauh dari tempatku duduk.

"Aku mau minta ijin pulang ke rumah Ibu besok pagi."

Mas Erik langsung mengerutkan keningnya, dia menatapku heran.

"Cuma mau minta ijin pulang ke rumah Ibu, kamu sampai menunggu ku selarut ini.? Jaman sudah canggih Bulan, kamu bisa menelfon ku." Nada bicaranya terdengar seperti Bapak-Bapak yang sedang mengomeli anaknya.

"Sebenarnya aku bisa saja menelpon atau kirim pesan, tapi aku takut membuat pacar Mas Erik salah paham. Aku rasa meminta ijin secara langsung adalah solusi terbaik." Kataku di akhiri senyum tipis.

"Seperti tidak ada haris esok saja. Ijin saat mau berangkat kan bisa." Selorohnya. Entah kenapa Mas Erik seperti tidak suka melihatku malam ini masih muncul di hadapannya.

"Aku berangkat setengah 6 pagi, Mas Erik mungkin masih tidur di jam itu. Sudah ya, aku ke kamar dulu. Makasih sudah mengijinkan aku pulang." Lagi-lagi aku hanya melempar senyum tipis padanya, aku tidak berani menunjukkan senyum penuh minat pada Mas Erik. Pria itu bisa salah paham dan berfikir aku menyukainya.

"Sepagi itu.? Lalu mau pulang naik apa.?"

Aku menghentikan langkah dan terpaksa berbalik badan menatapnya lagi. "Dila akan menjemput ku. Dia temanku satu kampung dan kebetulan akan pulang juga menjenguk orang tuanya. Dia bawa mobil."

"Jangan membahayakan diri sendiri. Besok biar aku saja yang mengantar kalian pulang. Mobil teman kamu taruh saja disini." Ucapnya tegas.

"Dila pasti tidak akan mau."

"Mau.! Nanti aku yang bilang.!" Seru Mas Erik sedikit menaikan suaranya.

"Baik, terserah Mas Erik saja." Aku masuk ke dalam kamar dan menguncinya. Setiap hari tidak ada interaksi yang berarti diantara kami. Wajar jika aku masih merasa asing pada Mas Erik walaupun sudah 1 bulan tinggal serumah.

...******...

"Katanya mau di antar suami kamu, kok keluar sendirian.?" Dila langsung menodongkan pertanyaan begitu melihatku keluar sendirian dari dalam rumah dan menghampirinya.

"Tolong bukain dulu bagasinya." Pintaku dan Dila segera membuka bagasi mobilnya. Aku memasukkan koper berukuran sedang dan tas ransel ke dalam bagasi. Koper itu berisi baju dan oleh-oleh untuk keponakan, adik dan kedua orang ku, serta beberapa makanan untuk keluarga yang lain.

"Ayo berangkat, Mas Eric tidak jadi mengantar kita, dia masih tidur." Aku segera membuka pintu mobil dan duduk di samping kursi kemudi. Melihat aku sudah masuk ke dalam mobilnya, Dila segera menyusul dan menyalakan mesin mobil.

"Kamu yakin tidak akan di marahi suami mu kalau kita pulang berdua.? Kenapa tidak kamu bangunkan dulu.? Aku takut kena marah suami mu." Dila kelihatan ragu melajukan mobilnya.

Sedangkan, aku menahan diri agar tidak tertawa setelah mendengar perkataan Dila. Hubungan aku dengan Mas Erik tidak seperti yang Dila pikirkan. Mas Erik tidak akan marah hanya karna aku memilih pulang bersama Dila.

Aku menggeleng untuk meyakinkan Dila jika dia tidak akan mendapat teguran dari Mas Erik. "Dia orang dengan pemikiran dewasa dan tidak mudah emosi, kamu tenang saja." Ujarku terpaksa berbohong siapa Dipa tidak ragu lagi melajukan mobilnya.

"Bagus kalau begitu. Nanti jangan sampai ada tuduhan aku membawa kabur istri orang." Seloroh Dila kemudian terkekeh.

Aku ikut tertawa dan menanggapi dengan candaan juga.

Sepanjang perjalanan, aku dan Dila tidak berhenti mengobrol sampai tidak terasa sudah 2 jam melewati perjalan dan kami sudah sampai di tempat tujuan. Dila menghentikan mobilnya tepat di halaman rumahku.

Dari kejauhan, Bapak dan Ibu setengah berlari menghampiri mobil yang aku tumpangi. Raut wajah mereka langsung berubah ketika melihat aku dan Dipa turun dari mobil.

"Eh,, nak Dila. Ibu pikir Bulan jadi pulang sama suaminya." Senyum di wajah Ibu sedikit aneh, entah apa yang ada dipikirkan beliau, Bapak juga menunjukkan senyum yang sama.

"Biar Bapak saja yang ambil kopernya." Bapak mencegah ku saat akan menurunkan koper dari bagasi.

"Ayo masuk dulu nak Dila, Ibu masak banyak pagi ini." Tawar Ibu.

"Terimakasih Bu, tapi Dila tidak bisa mampir sekarang, di rumah sudah di tunggu karna ada acara jam 9 nanti." Tolak Dila halus. Pukul 9 nanti memang ada acara pernikahan sepupunya, itu sebabnya Dila pulang.

"Ya sudah, tapi nanti harus mampir ya sebelum kembali ke Jakarta." Pinta Ibu dan langsung di iyakan oleh Dila.

"Kalau begitu Dila pulang dulu Pak, Bu,," Pamit Dila lalu bersalaman dengan Bapak dan Ibu.

"Iya nak Dila. Makasih sudah kasih tumpangan pada Bulan."

"Sama-sama Bu."

"Nanti aku datang agak siang ya." Ujarku pada Dila. Temanku itu mengangguk, lalu pamit pulang. Kami masuk ke dalam rumah setelah mobil Dila keluar dari halaman rumah.

"Bulan, kenapa tidak pulang dengan suamimu.? Rumah tangga kalian baik-baik saja kan.?" Todong Ibu saat kami baru masuk ke dalam rumah. Aku tidak terkejut mendengar Ibu melontarkan pertanyaan seperti itu. Insting seorang Ibu memang kuat.

"Mas Erik sedang banyak pekerjaan Bu, sabtu minggu pun sangat sibuk sebulan belakangan. Bulan tidak mau mengacaukan pekerjaan Mas Erik. Nanti kalau ada waktu, Mas Erik pasti ikut pulang." Sahutku beralasan. Untungnya Ibu mengangguk paham dan tampak percaya dengan jawaban yang aku berikan. Tapi aku tidak tau sampai kapan bisa menutupi hubungan ku dangan Mas Erik yang tidak sehat ini.

1
jumratul aini
🤣
Maharani Rani
lanjutttt
Eka ELissa
Nex....Mak....
Eka ELissa
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Joyful//Facepalm/wah Erik cmburu tau ...Klian cih bikin perkara /Facepalm//Joyful//Facepalm/
Eka ELissa
iya ..TPI syng Arlan GK mau berjuang....krna BP ibu nya GK suka bulan truus keduluan Erik deh yg tdi nya somplak untung udh SDR pilih brlian dripada baru kli/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
bau baunya ada yang terbakar 😅😅
Iin Yuliana
sᥱᥒᥱᥒg ᥡᥲ kᥣ᥆ ⍴ᥙᥒᥡᥲ і⍴ᥲr ᥲ𝗍ᥲᥙ kᥣᥙᥲrgᥲ ᑲᥱsᥲr kᥡk gіᥒі... ᥒᥡᥱᑲᥱᥣіᥒ sіһһ 𝗍⍴ ᥲsіkk jg🤣🤣kᥣ᥆ ᥣgі kᥙm⍴ᥙᥣ kᥣg ᑲᥱsᥲr ძіᥲ ᥡg ᑲkіᥒ һіძᥙ⍴ sᥙᥲsᥲᥒᥲ

sᥲᑲᥲrr rіᥴ ᥒᥒ𝗍 ȷᥲ𝗍ᥲһ mᥲᥣᥲһ mᥲkіᥒ mᥙᥒძᥙr lohhh😂😂
Fadilah
lucu juga kalo lagi mode cemburu si Erik hahhaha,, lanjutkan dah para sepupu" yang mau ngejahilin si Erik 😂
Threeanie
Cie cemburu nih 🤣🤣🤣🤣
Threeanie
bagus Delia jadilah kompor 😂😂🤭
Ayna Adam
Cie...cie... yg lagi cemburu buta nih gak bisa tahan sama emosinya😂😂
Bulan aja bisa tahan emosinya loh saat Rachel bergelayut manja di tubuh Erik 😅
Lanjut update lagi kak Icha 😘
Ayna Adam
Km minta di hajar sama Erik sampai babak belur ya Dokter Arlan? 🤣🤣
Afternoon Honey
bagus ide ceritanya👍
Fittar
erik kalang kabut bulannya dilirik orang...😂
yuning
aku suka Erik cemburu 🤣🤣🤣
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
tiba2 ada De Arlan muncul.. merosakkan mood
NaDira
Double up yuk Kak
Sri Rahayu
bisa aja Delia ngerjain Erik....tp emang bener sih Erik hrs digituin karena uda nyakitin Bulan...bukan Bulan yg balas tp adik dan adik sepupunya 🤩🤩🤩🤩🤩 lanjut Thorr 😘😘😘
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
🤣🤣🤣wah Delia dan Erina baner2 ya bikin Erik sewot bulan jadi serba salah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!