Kuyssss...... novel ke 6 nihhh. Sambil nunggu lanjutan keluarga Zandra. Semoga menghiburrr...
Seorang wanita yang terlahir dari keluarga Kaya Raya dan penuh kasih sayang, namun tak membuatnya menjadi wanita manja. Fia merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarga Anderson dan ia jyga satu-satunya anak yang tidak mau di publikasikan.
Setelah di khianati oleh tunangannya, tak lantas membuatnya bersedih. Justru membuatnya bahagia, karena terlepas dari tali perjodohan yang di buat oleh nenek.
Selain mandiri, Fia pun mempunyai beberapa keahlian yang membuat seorang pria jatuh cinta padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir saja
"Innalillahi, ko bisa" teriak Kania terkejut yang juga kembali mengejutkan Fia. Fia semakin bingung, melihat kepanikan sang ibunda dari bosnya. Kania pun langsung merebut kotak obat yang di pegang Arkana, dan memulai mengobati pipi Fia.
Sedangkan Fia masih dalam mode shock.
"Kenapa mom?" tanya Arhab yang baru saja turun dari atas, Arhab pun terkejut saat melihat ada putri dari sahabatnya sedang duduk di sebelah istrinya.
"Fia, pipi kamu kenapa nak?" tanya Arhab membuat Fia semakin terkejut, bagaimana pria di depannya bisa tau namanya?
Arkana hanya menghembuskan nafasnya kasar, kenapa kedua orangtuanya tidak bisa mengendalikan diri?
Arhab langsung berjalan mendekati istrinya dan Fia, sedangkan Arkana masih diam berdiri memperhatikan drama kedua orangtuanya.
'Bisa-bisa Fia bakalan di monopoli keluargaku, setiap kali aku membawanya ke rumah.' gumam Arkana
"Aw" ucap spontan Fia saat pipinya di olesi cairan antiseptik. Arkana yang mendnegarnya pun langsung khawatir.
"Maaf sayang, mommy udah pelan padahal." ucap Kania merasa bersalah.
"Ga papa ko tan, Fia cuma kaget aja barusan." ucap Fia menenangkan Kania, namun wajah Kania malah terlihat murung. Sehingga membuat Fia bingung dan ikut merasa bersalah.
"Maaf tan..."
"Ko panggil tante sih?" potong Kania dengan mata berkaca-kaca. Arkana yang melihatnya pun memutar malas bola matanya.
"Drama" gumamnya pelan
"Ehhh..." Fia pun menggaruk kepalanya yang tak gatal
"Panggil mommy, no tante." pinta Kania. Fia pun mengangguk
"I iya mom" ucap Fia, senyuman Kania pun mengembang
"Itu baru bener, panggil dia daddy ya." titah Kania seraya menatap Arhab yang sedang tersenyum.
Fia pun mengangguk
"Apa yang terjadi bang?" tanya Arhab
Arkana pun menghembuskan nafasnya dan menceritakan kejadian sore tadi.
"Fia melindungi abang saat ada peluru yang akan mengenai abang dan Fia pun mengejar SNIPER tersebut. Ia tertangkap, tapi tak mau mengatakan siapa dalangnya." jawab Arkana langsung pada intinya, yang mana membuat Arhab dan Kania terkejut.
"Lakukan seperti biasa bang, buat orang itu mengakui siapa yang menyuruhnya."ucap Arhab marah dan di angguki Arkana.
Memang bukan hanya sekali ini, ada orang-orang yang ingin menghabisi putranya.
Kania pun selesai mengobati luka Fia, setelah membereskan obatnya. Kania langsung menggenggam tangan Fia.
"Kaki kamu gimana sayang? Ada yang luka juga?" tanya Kania seraya menatap Fia, sehingga membuat Fia kikuk.
"Ng nggak ada ko mom, semua baik-baik saja." jawab Fia gugup
Tanpa sepengetahun Arkana dan Fia, ternyata Kania dan Arhab sudah melakukan pertemuan dengan Viona dan Ravendra. Mereka sepakat untuk tidak ikut campur dalam mendekatkan 2 sejoli itu, namun ketika mereka sudah ada kedekatan satu sama lain. Maka mereka pun takkan membuang waktu, untuk melakukan ikatan pertunangan atau pernikahan sekalian.
"Ya udah, sebaiknya kamu masuk ke kamar tamu. Bersihkan tubuhmu dan ganti pakaianmu. Di kamar sudah tersedia semua kebutuhanmu, sayang." titah Kania membuat Fia semakin shock.
'Apa-apaan ini? Kenapa bisa semua keperluanku sudah tersedia?' gumam Fia bingung
"Abang, tolong antar Fia ke kamarnya sayang." titah Kania
Arkana pun mengulurkan tangannya pada Fia, dengan ragu Fia pun mengulurkan tangannya dan menerima uluran tangan tersebut. Fia pun bangun, dengan tangan yang masih berpegangan tangan. Fia dan Arkana berjalan menjauhi Kania dan Arhab, sehingga membuat kedua orang tersebut tersenyum.
" Ternyata Arkana sudah semakin dekat dengannya." ucap Kania senang
"Mommy benar, tidak lama lagi rumah kita kan bertambah anak perempuan." balas Arhab
Sedangkan Fia tengah menatap tangannya yang masih di genggam oleh Arkana, Fia berjalan di belakang Arkana. Tangan yang satunya pun memegang dadanya yang merasakan debarn jantung yang berdetak cepat.
'Ini ga beres, masa iya gue suka sama bos sendiri. Tapi perasaan ini belum pernah gue rasain sebelumnya, tapi dosa ga sih bawahan suka sama atasan sendiri? Huwaaaaa.... papa, gimana ini? putrimu yang cantik ini, mulai menyukai lawan jenis.' ucap Fia dalam hati
"Masuklah" ucap Arkana yang langsung menyadarkan Fia
"Ehhh.. i iya pak, terimakasih." ucap Fia seraya menundukkan kepalanya karena malu.
"Apa kamu bisa berhenti memanggilku pak, bos atau apapun itu?" tanya Arkana, Fia pun langsung menegakkan kepalanya dan menatap heran Arkana.
"Bapak kan atasan saya, terus saya panggil apa?" tanya Fia balik
"Usia kita hanya selisih 5 tahun dan aku tidak setua itu untuk di panggil pak olehmu." ucap Arkana
"Tapi kak Anna memanggil bapak, pak kan atau kadang bos. Sama dengan pak Doni, ia juga memanggil bapak bos kan? Karena bapak adalah pemilik perusahaan yang juga bos kami." ucap Fia polos sedangkan Arkan yang mendengar kata bapak berulang-ulang semakin kesal.
"Bapak... bapak... terus saja kamu ulangi Fi, sekali lagi kamu bilang bapak, akan aku hukum kamu." ucap Arkana
"Aneh.. bapak ini aneh tau gak, terus saya harus panggil apa?" ucap Fia yang ikut kesal
"Kamu bisa panggil aku kakak, mas atau abang seperti keluargaku memanggilku. Atau.... kamu panggil sayang juga boleh." jawab Arkana dengan tersenyum
Deg
Fia pun langsung menarik nafas panjang, sesak kali rasanya.
"Kamu kenapa?" tanya Arkana
"Bapak udah bikin saya sesek nafas pak." jawab Fia
"FIA, SAYA SUDAH BILANG JANGAN PANGGIL SAYA BAPAK ATAU SAYA AKAN HUKUM KAMU." ucap Arkan dengan menekan setiap katanya
"I iya bang, sebaiknya abang segera menjauh. Ba... eh, abang udah bikin saya sesak nafas. Saya belum siap mati sekarang pak, eh.. bang." ucap Fia, karena jarak Fia dan Arkana semkain dekat. Hanya berjarak satu jengkal mungkin.
Arkana pun mengangkat salah satu sudut bibirnya. Karena gemas melihat Fia yang menundukkan pandangannya, Arkana pun mengangkat dagu Fia agar melihat ke arahnya.
Deg
Jantung kedua orang tersebut pun semakin berdebar kencang. Pandangan mereka berdua pun terpaku, tanpa sadar Arkan mendekatkan wajahnya. Saat sedikit lagi bibir mereka akan bersentuhan, Diyah datang dan mengejutkan mereka.
"Menarik nih, drama Korea di dunia nyata" ucap Diyah yang sedang berdiri di samping mereka berdua dengan menempelkan kedua telapak tangannya di kedua pipinya, matanya pun mengerjap cepat dan tersenyum.
Fia langsung menundukkan kembali kepalanya, sedangkan Arkana berdecak dan langsung menyeret Diyah dengan mengapit lehernya dengan ketiaknya.
"Haishhh... eungap kak, ih lepasin." pinta Diyah, Fia pun segera masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya.
"Ya Tuhan, tadi kita hampir ciuman kan? iyakan?" ucap Fia seraya menekan dadanya dengan kedua tangannya.
"AAAAAAAAAA" Fia pun teriak dengan suara tertahan.
"Anjayy... apa mungkin si bos juga suka ma gue? Oh God, kalau iya, gue mesti gimana? Gue harus jalan kayang gitu? Hampir aja ciuman pertama gue di ambilnya tadi, lupakan tentang tadi. Sebaiknya aku segera membersihkan tubuhku dan mengganti pakaianku." Fia pun segera ke kamar mandi.
_____________________
"Kenapa kamu mengganggu saja hah?" tegur Arkana
"Iiiihhh.... abang ini, selama ini aku cuma liat adegan ciuman di drakor doang. Makanya dapet adegan life tadi seneng aja sampe kelapasan komentar." jawab Diyah dengan santainya
Sedangkan Kania dan Arhab bingung dengan perdebatan kedua abang adik itu, namun mereka akhirnya ngeh dengan jawaban Diyah.
"Abang....
...****************...
Soka atulah, ga papa aku kasih double.
Slebew...😆😆
