Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?
•••
Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Penderitaannya bertambah ketika tiba-tiba menikah dengan laki-laki yang membencinya. Kaiser Blue Maverick.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 1
"Hah? Dijodohin sama cewek itu?." Alaska terkejut mendengar berita langsung dari mulut Kaiser.
"Wah, kapan tuh?." Rival penasaran.
"Sabtu. "
"What the fuck?!." Alaska menutup mulutnya tidak percaya. Dia pun menaruh botol bintang di atas meja. "Terus pacar Lo gimana?."
"Misalkan suatu hari nanti pacar Lo tahu Lo mau ngomong apa?." Elang bertanya dengan waspada terhadap sesuatu yang mungkin saja terjadi.
Kaiser meneguk segelas wine dengan kasar. "Gue gak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Yang jelas gue harus cerai secepatnya dari cewek itu. " Mengepalkan tangannya.
"Lo pikir bokap Lo mau?." Chika terkekeh geli. "Gue masih dendam sama cewek sialan itu. Gak tau siapa gue yang sebenarnya. "
"Yang bikin super banget kesel, dia tuh gak ngaku udah bunuh ketua kita. Geramnya. " Alaska tersenyum kesal.
"Mukanya sok polos banget sih. Jijik gue asli. " Elang bergidik ngeri.
"Kita lihat aja, sampai kapan cewek sialan itu bertahan di sini. " Kaiser tersenyum miring dan kembali meneguk minumannya hingga tandas.
Diam-diam salah satu diantara mereka tersenyum miring. Dan itu berhasil ditangkap oleh seorang laki-laki yang sedari tadi bermain game.
Ceklek
"Hai, sayangnya aku!." Seorang gadis cantik dengan hot pants dan sweater rajut masuk ke dalam markas mereka.
Kaiser pun menyambutnya dengan senang hati. Dia berjalan dengan sempoyongan. "Vanesa... kamu dari mana saja kemarin? Aku kangen loh. "
Vanesa tersenyum dan membalas pelukan Kaiser dengan erat. "Kemarin ada acara keluarga. Maaf, aku lupa memberitahumu. "
Laki-laki itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Melepaskan pelukannya dan menatap sang kekasih. "Cium bibir dulu ya. Kangen..."
Vanesa terkekeh geli dan melumat bibir kekasihnya. Sementara itu, Kaiser menarik pinggang gadis itu dengan erat.
"Woy! Jangan buru-buru main. Lo mau hamil di luar nikah?." Rival berseru dengan suara yang keras.
Vanesa dan Kaiser melepaskan ciuman mereka.
"Nggak akan pernah. Gue tahu diri keles!." Vanesa membalas dengan sinis.
Drett
Dengan malas, Kaiser mengambil ponselnya dari atas meja.
[AYAH: Cepetan pulang kamu!]
[AYAH: Sudah hampir malam ini]
"Pulang aja. Ayah kamu khawatir kamu kenapa-kenapa. " Vanesa memaksakan diri untuk tersenyum. Belum juga gue minta duitnya.
Kaiser tersenyum. "Kamu juga pulangnya jangan malem-malem. Biar dianterin sama Elang. "
Elang terkesiap mendengarnya. Dia lalu mengangguk kepala mengiyakan. "Ah, iya deh. Hati-hati di jalan. Lo udah mabuk. "
Kaiser terkekeh geli mendengarnya. "Ehh enggak bakal gue kecelakaan. Aku pulang dulu ya sayang. Jagain pacar gue baik-baik." Beralih pada Elang.
Vanesa mengangguk kepala tersenyum. "Iya, sayang. Oh ya, ini buku kamu. Sudah aku kerjakan semuanya."
Kaiser dengan gemas mencubit pipi Vanesa. Tangan yang satunya menerima bukunya. "Makasih ya, cantikku sayang. Bye!."
•••
Kepala Kaiser semakin berdenyut nyeri. Laki-laki itu lalu menghentikan motornya di tempat sedikit sepi dan temaram. Apaan sih! Gue minumnya gak banyak. Panas lagi.
Melepaskan jaketnya dan juga turun dari motor. Motornya dia biarkan berdiri. "Ah, bangsat!."
Laki-laki itu mengacak-acak rambutnya frustasi. "Eh, ada cewek cantik di sini. " Dia tersenyum dengan rona merah di kedua pipinya.
"Eits, mau pergi ke mana hm?." Kaiser mencekal lengan cewek itu dengan erat. Bahkan menariknya hingga menubruk dadanya.
"Le lepasin..." Cewek itu berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan Kaiser. "Le lepas!." Memberontak namun hasilnya nihil.
Kaiser menggelengkan kepalanya. Tatapannya tertuju pada leher cewek itu. "Mulus banget sih lehernya. Ah, pasti itu kamu kan Vanesa ku?."
Cewek itu menggelengkan kepalanya kuat. "Salah. Aww!. " Gadis itu berusaha keras melepaskan diri dari Kaiser.
"Nggak percaya. Kamu bohong kan sama aku?." Kaiser tentu tidak percaya. Bahkan wajah cewek itu berubah seperti kekasihnya.
Begitu mencium aroma dari rambut cewek itu, Kaiser seketika merasa kecanduan berat. "Hmm, harum banget kamu Vanesa sayang. "
Cewek itu berusaha untuk melepaskan diri. Namun dia terkejut ketika merasakan sesuatu menempel di lehernya. "Ehh kamu..."
"Aku pengen lebih sayang. " Kaiser melakukan aksinya dalam keadaan mabuk berat. Tidak ada yang melihatnya karena memang jalanan mulai sepi.
•••
Keesokan harinya, Kaiser terbangun diatas rerumputan dengan kondisi setengah bugil. Dia pun menoleh kearah sekelilingnya dan berdecak kesal.
Memegangi kepalanya yang terasa berdenyut denyut. Gue tidur di sini?
Plak
"Kamu mabuk lagi semalam?."
Kaiser menoleh pada seorang pria paruh baya. Laki-laki itu menghadap kearah lain. Menutupi bagian tubuh bawahnya yang hanya mengenakan boxer. "Aku kan sudah bilang kalau aku tidak menerima perjodohan itu."
Pria itu menghela nafas berat. Memijat pangkal hidungnya. "Kamu seperti bukan anakku. Cepatlah! Kamu harus pulang ke rumah. Motornya biarkan sopir mengambilnya. "
Kaiser segera memakai pakaiannya. Suasana masih begitu gelap."Iya."
•••
Selama di perjalanan menuju kearah rumah, hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Sopir pun menghela nafas berat.
"Tuan Wandi, nyonya menelpon. "
Wandi pun menerimanya. Pria itu pun menggeser menu angkat.
"Kaiser sudah ketemu mas? Aku khawatir dia kecelakaan karena mabuk. " Selena bertanya dengan khawatir.
"Sudah. Dia baik-baik saja. Tidak ada yang terluka. " Wandi tersenyum. "Kamu siapkan sarapannya saja ya. Lima belas menit lagi aku pulang. "
"Syukurlah, terima kasih. Iya, mas. Aku segera menyiapkan sarapannya. Kamu hati-hati ya di jalan. " Selena bernafas lega mendengar kabar baik-baik saja dari Wandi.
•••
Brakk
Rena berkacak pinggang melihat Diandra yang masih memeluk dirinya sendiri di atas kasur. "Cepetan bangun kamu! Sudah pagi ini. "
Diandra mencoba untuk membuka matanya perlahan. Dia menoleh kearah sang Mama dengan pandangan sayu. "I iya Ma. "
Byurr
"Mama!." Diandra berseru karena tiba-tiba Rena menyiramnya dengan air.
"Iya-iya doang. Mandi yang bersih. Jangan membuat saya malu. " Rena beranjak pergi meninggalkan kamar Diandra.
Gadis itu turun dari kasur dengan lemah. Berjalan dengan sempoyongan. Matanya masih ingin tidur.
Plak
"Jangan ketiduran! Nanti Mama marah sama kamu, Diandra. " Diandra menampar pipinya sendiri.
•••
"Merepotkan sekali anak itu. " Rena menuruni anak tangga dengan menghentakkan kakinya.
"Kenapa sih Mama? Pagi-pagi mukanya udah jutek aja. " Kesya terheran-heran. Dia kembali memoleskan bedak padat pada wajahnya.
"Nggak ada. Biasalah, anak sialan itu yang bikin Mama badmood. Kuat sekali mentalnya. Sial. " Rena menarik nafas dalam-dalam kemudian hembuskan perlahan.
Kesya mengoleskan lipstik di bibir tebalnya. Setelah selesai, barulah dia menuju ke ruang makan. "Tumben Papa makannya pagi-pagi banget. "
Andre menoleh kearah putrinya. "Iya, ada masalah besar di kantor.
"Sudah. Papa berangkat dulu ya sayang!."
"Buru-buru banget mas. " Rena menatap suaminya tidak suka.
Andre tersenyum. Beranjak dari kursi lalu mencium kening istrinya. "Ada masalah besar di kantor. Doain semoga cepat selesainya. "
Wanita itu mengangguk kepala dengan tersenyum paksa. "Jangan lupa besok aku ada acara arisan bareng sama ibu-ibu. "
"Iya, sayang. " Andre pergi setelah mengambil tas kantornya.
Setelah kepergian pria itu, Rena berubah masam. Cih, buat apa saya mendoakan pria seperti Anda?
"Yuk! Makan bareng Abang!." Ajak Alsan seraya tersenyum tulus pada Diandra.
"Ayo bang!." Diandra membalas dengan senyuman manis.
Sementara itu, Rena dan Kesya menatap tajam mereka berdua.
"Ckckck, bodoh sekali kamu. " Rena mencibir dengan sinis.
"Bang, sampai kapan sih cuekin aku terus?." Kesya merengek dengan tatapan tak suka pada Diandra.
Namun Alsan tidak menoleh maupun menanggapinya. "Gak usah dengerin setan di rumah ini ya. "
Diandra mengangguk kepala dengan menundukkan kepalanya. "Iya, Bang. Makasih banyak ya. "
"Sama-sama adikku tersayang. " Alsan mencium kening adiknya sekilas. Tunggu sebentar lagi dik. Abang keluarkan kamu dari neraka ini.
Bersambung...