Istri Sang Gubernur

Karena melamun memikirkan rencana Alvin Amelia jadi tidak memperhatikan jalan saat menyebrang di lampu merah. saat menoleh Amelia terkejut ada mobil melaju kencang ke arahnya. ia menghindari mobil itu hingga terjatuh dan sebuah motor melindas dua telapak tangan Amelia.

"Ah sakit!" pekik Amelia sembari memandangi telapak tangannya yang memerah. ia jatuh pingsan sampai saat tersadar dirinya sudah ada di rumah sakit.

"Tanganku?"

Amelia yang sudah tersadar langsung mengamati kedua tangannya. ia adalah dokter spesialis bedah jika terjadi sesuatu dengan tangannya ia tidak akan bisa melakukan pekerjaannya.

***

Gubernur Tantra sedang menghadiri rapat dengan para pejabat daerah lainnya. seperti biasa Johan selalu berada di sekeliling gubernur.

Johan terlihat menerima telepon, ia melangkah keluar ruangan rapat.

"Ada apa Inka?"

"Ibu kecelakaan"

"Apa? kenapa kalau bisa teledor?"

"Ibu pergi tanpa pengawalan ku, tiba-tiba saja sudah di rumah sakit"

"Bagaimana keadaannya?"

"Ia baik-baik saja tapi kedua telapak tangannya terluka karena tertabrak motor"

"Baiklah" Johan mematikan telepon, ia melangkah kembali masuk ke ruang rapat. matanya menatap ke arah gubernur yang sedang berbicara.

Johan menunggu hingga rapat selesai ia baru mengabari pada Tantra soal kecelakaan yang di alami Amelia.

"Pak ada berita kurang baik" kata Johan setelah Tantra kembali ke ruang kerjanya.

"Ada apa?"

"Dokter Amelia kecelakaan saat ini ada di rumah sakit"

"Apa?! kenapa kau baru bicara padaku?!"

"Maaf pak, karena kondisi ibu baik-baik saja jadi saya tidak langsung mengatakan kabar itu pada bapak"

"Syukurlah...ayo ke rumah sakit sekarang!"

"Tapi..." Johan terlihat ragu.

"Tapi apa lagi?"

"Telapak tang bu Amelia terluka karena tertabrak kendaraan bermotor, Inka bilang dokter menunggu bapak untuk membacakan hasil pemeriksaannya"

Wajah Tantra terlihat panik, ia cemas jika terjadi sesuatu pada kedua telapak tangan Amelia. bisa saja berpengaruh pada karir Amelia sebagai seorang dokter bedah.

Di perjalanan menuju rumah sakit, Tantra hanya terdiam. ia mencemaskan kondisi Amelia. meski hubungan pernikahannya tidak baik-baik saja tapi Tantra tidak ingin istrinya kenapa-napa.

Begitu tiba di rumah sakit Tantra seger menemui Amelia di ruang rawat. ia melihat dokter sedang memasang perban di telapak tangan Amelia.

"Mas..?" Amelia melihat Tantra berdiri di ambang pintu.

Inka yang merasa bersalah dan takut langsung menunduk tidak berani menatap Tantra maupun Johan.

"Dokter apa lukanya parah?" tanya Tantra sambil menatap luka di tangan Amelia.

"Bisa kita bicara?"

Tantra mengikuti dokter ke ruang kerjanya,

"Untuk memastikan apakah saraf di jemari tangan dokter Amelia terganggu atau tidak kita asih perlu waktu. tunggu beberapa hari lagi kalau pemeriksaan lanjutan baru akan di ketahui hasilnya"

"Apa yang akan terjadi jika sarafnya ternyata bermasalah?" tanya Tantra.

"Jika saraf jarinya bermasalah maka, ini kan mempengaruhi profesinya sebagai dokter bedah. ia tidak akan lagi boleh menangani pasien di meja operasi"

Tantra terdiam, ia tidak bisa membayangkan betapa terluka dan sedihnya Amelia jika hal buruk ini benar-benar menimpa dirinya.

"Tapi jangan cemas, kita tunggu dulu pemeriksan selanjutnya semoga saraf di jemari tangannya tidak terpengaruh oleh kecelakaan itu"

Tantra mengangguk, ia kembali menemui Amelia. di pandang ya sang istri cukup lama.

"Mas? apa kata dokter?"

Meski Amelia tahu pa yang terjadi pada kedua tangannya tapi ia ingin dengar apa yang di katakan dokter pada Tantra.

"Kau harus beristirahat sampai tangan mu benar-benar sembuh total, sekarang juga kita bisa pulang"

Amelia mengangguk, ia menurut dan membiarkan Tantra memegangi bahunya saat berjalan menyusuri lorong rumah sakit.