Pernikahan yang yang sudah berlangsung selama 2 tahun harus kandas begitu saja ketika Ela mengetahui suaminya Dayu yang mempunyai wanita lain yang dimana wanita itu bekerja sebagai pelayan dirumahnya
Ela meminta Dayu untuk menceraikannya dan ia berencana untuk membalas semua perbuatan Dayu dengan menikah dengan Salman yang tak lain adalah Kakak Dayu.
Apakah rencana Ela akan berhasil untuk membalas perbuatan Dayu atau ia malah akan jatuh cinta kepada Salman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Keesokan harinya dimana Ela baru saja selesai kursus memasak.
Disaat Ela menunggu Erwin yang akan menjemputmu tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan Casandra.
Casandra langsung menghampiri Ela yang sedang berdiri.
"Apakah kamu sudah melihat foto yang aku kirim semalam?" tanya Casandra.
"Sudah, memang kenapa?" tanya Ela yang tidak mau terpancing emosi.
"Ternyata Mas Salman jago juga dalam melakukan ritual olahraga. Aku sudah tidak sabar untuk menikah dengannya" jawab Casandra yang penuh percaya diri .
Ela langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan dari Casandra yang kelihatan kalau ia sedang berbohong.
"Apakah kamu sudah tidak punya malu sampai ingin sekali menikah dengan suami orang?" sindir Ela.
Ela juga mengatakan kalau Salman sampai kapanpun tidak pernah mencintai Casandra.
Tak berselang lama Erwin datang dan ia melihat Ela yang sedang berbicara dengan Casandra.
Erwin segera turun dari mobil dan meminta Ela untuk segera masuk ke dalam mobil.
"Bye pelakor" ucap Ela sambil tersenyum memandang wajah Casandra.
Casandra mengepalkan kedua tangannya saat mendengar Ela yang memanggilnya pelakor.
Erwin dan Ela sudah berada di dalam mobil dan Ela meminta Erwin untuk mengantarkan ke perusahaan suaminya.
Ela meminta Erwin untuk tidak usah memberitahukan kepada Salman kalau akan ke sana.
Erwin segera melajukan mobilnya menuju ke perusahaan Salman.
Lima belas menit kemudian Ela telah sampai dan ia meminta Erwin untuk meninggalkannya karena nanti ia akan pulang bersama Salman.
Erwin menganggukkan kepalanya dan ia kembali melajukan mobilnya.
Kemudian Ela masuk kedalam lift dan segera menuju ke ruangan kerja suaminya.
Ia melihat suaminya yang sedang fokus menatap laptopnya sampai tidak menyadari jika Istrinya sudah berdiri di hadapannya.
Disaat akan menyapa suaminya tiba-tiba Ela merasakan kepalanya yang sangat pusing sekali.
Brugh!
Salman langsung terkejut ketika melihat istrinya yang jatuh pingsan di hadapannya.
"Sayang!" Salman menepuk-nepuk pipi Ela yang sedang tidak sadarkan diri.
Ia pun meminta asisten pribadinya untuk memanggil dokter agar segera datang ke perusahaannya.
"Sayang apakah kamu mendengar suaraku?" Salman memanggil istrinya dan berharap kalau Ela membuka matanya.
Tak berselang lama dokter telah tiba dan segera memeriksa keadaan Ela.
"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Salman dengan wajah yang sangat khawatir dengan istrinya yang sering pingsan
"Tekanan darah istri anda sangat rendah dan bisa membahayakan kondisinya dan kondisi janinnya" jawab Dokter.
"M-maksud dokter istri saya sedang hamil?" tanya Salman.
Dokter menganggukkan kepalanya dan ia meminta agar Ela tidak mengerjakan pekerjaan berat.
Kemudian dokter memberikan resep obat dan vitamin yang harus ditebus oleh Salman.
Setelah itu dokter berpamitan dan ia berpesan lagi kepada Salman untuk menjaga istrinya.
Salman mencium kening istrinya yang masih belum sadarkan diri.
"Terima kasih sayang, aku janji akan selalu menjaga kamu dan anak kita"
Kemudian Salman memutuskan untuk mengajak pulang Ela.
Sesampainya di rumah Salman menaruh istrinya di atas tempat tidur.
Jam menunjukkan pukul enam malam dimana Ela baru saja membuka matanya dan ia melihat kalau dirinya sudah ada dirumah.
"Sayang syukurlah kamu sudah sadar" Salman langsung naik ke atas tempat tidur dan memeluk istrinya.
"Bukankah aku tadi ada di ruangan kerja Mas Salman?" tanya Ela
"Iya sayang kamu tadi ada diruangan kerja Mas dan kamu pingsan disana. Terima kasih ya sayang" ucap Salman yang tak henti-hentinya mencium kening Ela.
Ela tidak mengerti kenapa suaminya harus berterimakasih kasih kepadanya padahal ia tadi pingsan.
"Maksud Mas?" tanya Ela.
"Terima kasih karena sudah mengandung anakku" jawab Salman yang kemudian mencium perut Ela.
Mendengar jawaban dari suaminya, Ela langsung meneteskan air matanya. Ia tidak percaya jika saat ini ia sedang mengandung.
"Sayang jangan menangis" ucap Salman sambil mengusap air mata Ela.
"Ini tangisan bahagia Mas" Ela mengelus-elus perutnya yang sekarang ada janin yang tumbuh disana.
Kemudian Salman mengajak istrinya untuk makan malam.
Ela melihat Bi Ningsih yang sudah kembali bekerja di sini.
"Bi Ningsih" Ela langsung memeluk Bi Ningsih yang sedang menyiapkan masakannya.
Ela sudah menganggap Bi Ningsih yang sudah seperti orang tuanya sendiri.
"Ayo sayang waktunya kita makan malam" Salman mengambil nasi dan lauk ayam goreng kesukaan istrinya.
Saat akan makan tiba-tiba Ela merasakan mual dan ia langsung berlari ke arah kamar mandi.
Huekkk
Huekkkk
Huekkkk
Ela memuntahkan semuanya sampai tubuhnya kembali lemas.
Salman yang ada disana langsung membopong tubuh istrinya.
"Kita ke rumah sakit ya" ajak Salman.
Ela menggelengkan kepalanya dan ia mengatakan kalau dirinya tidak apa-apa.
Bi Ningsih mengetuk pintu kamar dan meminta ijin untuk masuk kedalam.
Salman mempersilahkan Bi Ningsih untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Nona Ela ingin makan apa? Biar saya masakkan lagi." Bi Ningsih sangat tahu jika orang hamil sangat susah kalau untuk makan.
"Kamu mau makan apa sayang?" tanya Salman.
"Aku ingin makan nasi kucing yang ada di jalan Anggrek" jawab Ela.
Salman menghela nafasnya dan ia meminta Bi Ningsih untuk tidak usah memasak lagi karena ia akan keluar bersama istrinya.
Ela meminta Bi Ningsih dan Erwin untuk makan malam terlebih dahulu.
Bi Ningsih menganggukkan kepalanya dan ia keluar dari kamar Salman.
Setelah itu Salman mengambil jaket untuk menutupi tubuh istrinya agar tidak kedinginan saat makan di luar.
Salman segera melajukan mobilnya menuju ke jalan Anggrek untuk membeli nasi kucing yang diinginkan oleh istrinya.
Ela melihat banyak mobil yang sedang berhenti karena macet.
"Tidurlah dulu sayang nanti Mas akan membangunkanmu" pinta Salman.
Kemudian Ela memejamkan matanya karena ia masih mengantuk.
Salman kembali fokus menyetir mobil dan dua puluh menit kemudian Salman menghentikan mobilnya di depan warung lesehan nasi kucing.
"Sayang ayo bangun kita sudah sampai"
Ela membuka matanya dan ia melihat kalau sudah sampai di warung lesehan nasi kucing.
Mereka berdua turun dari mobil dan segera Salman memesan nasi kucing, nasi bakar, dan lauk lainnya.
"Mas aku ingin minum susu kedelai" pinta Ela.
"Bu tambah susu kedelai coklat dua" Kemudian Salman mengajak istrinya untuk duduk sambil menunggu makanan mereka yang masih diolah.
Salman menggenggam tangan istrinya sambil tersenyum tipis.
"Anak Papa sedang apa?" tanya Salman sambil mendekatkan wajahnya ke perut istrinya.
Ela tertawa kecil mendengar perkataan suaminya yang berbicara di depan perutnya.
Tak berselang lama makanan mereka datang dan Salman meminta istrinya untuk segera makan.
Ela menganggukkan kepalanya dan ia mulai menikmatinya makan malamnya.
Salman melihat istrinya yang sangat lahap dan tidak mual lagi seperti tadi.
"Apakah kamu mau tambah lagi nasinya?" tanya Salman.
"Nggak Mas, aku sudah kenyang" jawab Ela.
Setelah selesai makan malam Salman mengajak istrinya untuk pulang ke rumah.