NovelToon NovelToon
Rumah Tanpa Jendela

Rumah Tanpa Jendela

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Angst / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: definasyafa

"Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela.

"Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra.

Instagram : @wp.definasyafa
@haikal.mhdr
TikTok : @wp.definasyafa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon definasyafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

⋆˚𝜗 Stay the night 𝜚˚⋆

"Dunia gue emang hancur, tapi gimana bisa gue biarin dunia anak sekecil itu sama hancurnya kayak gue." - Haikal Mahendra.

Drtt

Drtt

Drtt

Tangan yang semula berkutat dengan laptop itu meraih benda persegi di sebelahnya, "siapa?"

"Selamat malam tuan muda Diningrat, maaf menganggu waktu anda. Saya pengurus dari panti asuhan Kasih Bunda ingin mengabarkan bahwa Devan tengah demam tinggi malam ini, dia selalu menyebut nama Haikal."

Pandangan Cakra sontak mengedar mencari keberadaan Haikal berada hingga pandangannya jatuh pada lelaki yang tengah berjalan dengan nampan penuh makanan serta minuman yang ada di genggamannya. Berhubung malam ini memang cafe sudah aktif buka kembali seperti biasa, pengunjungnya jug jauh lebih ramai dari sebelumnya.

"Saya dan Haikal akan segera kesana." ucap Cakra sebelum mematikan panggilan sepihak.

Lelaki dengan balutan kaos oblong hitamnya itu berdiri dari duduknya melangkahkan kaki jenjangnya itu mendekat ke arah meja pantry dengan gaya cool-nya. Pandangannya lurus kedepan disertai dengan wajah datar yang menambah kesan kewibawaannya.

Cakra menyandarkan punggungnya di ujung meja pantry menunggu Haikal yang tengah memindahkan satu persatu makanan dan minuman dari nampan ke meja pengunjung. Kemudian baru setelahnya lelaki dengan balutan apron hitam bertulisan Take a bit cafe di bagian dada kanannya itu berjalan kembali menuju meja pantry untuk mengambil pesanan para pelanggan.

"Lo ngapain cak pose di situ, mau jadi tugu nya nih cafe?" Haikal meletakkan nampan di atas meja pantry sambil melirik Cakra julid. Selain kurang akhlak sepertinya Haikal juga kurang sopan, lihatlah pegawai mana yang berani mengatai bos nya.

Lirikan tajam muncul dengan sendirinya dari mata sipit Cakra, andai saja sekarang mereka tidak berada di kerumunan banyak orang mungkin Cakra akan langsung menggeplak kepala sahabat nya itu kencang. Siapa tau otak Haikal akan sedikit bergeser dan dapat mengurai kegilaan nya itu.

"Cepet lepas apron lo, iku gue sekarang."

kedua tangan yang tengah memindahkan makanan dan minuman yang ada di atas meja pantry itu pun terhenti, "kenapa? Si Gubluk nyerang markas kita lagi?"

Cakra berdecak pelan, "bukan, Devan sakit tadi pihak panti asuhan ngabarin gue."

Kedua bola mata Haikal melebar dengan raut wajah yang terlihat sangat cemas, dengan gerakan cepat dia melepas apron dan melemparnya ke arah teman kerjanya, untungnya lelaki itu langsung menangkapnya dengan baik. Haikal menyambar jaket kulit serta kunci motornya berjalan dengan langkah lebar menuju keluar cafe.

"Ayo cak, buruan."

Cakra mendengus sebal, lihatlah bahkan sekarang dirinya ditinggal begitu saja. Padahal kan dia yang memberitahu lelaki itu, namun tak lama setelahnya cakra mengayunkan kaki jenjangnya mengikuti langkah Haikal.

Haikal memang menyebalkan di mata Cakra, namun rasa pedulinya pada sahabatnya itu begitu besar. Jangan ada yang bilang jika Cakra itu menyayangi Haikal, karena Cakra akan mengelak dengan tegas. Dia tidak mau mengakui hal itu, bisa-bisa nanti Haikal akan besar kepala bila tahu bahwa dia menyayanginya.

Dua motor besar itu melaju dengan kecepatan tinggi. Ralat, bukan dua motor melainkan hanya satu motor berwarna hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi. Sedangkan motor berwarna navy yang ada lumayan jauh dari motor hitam itu melaju dengan kecepatan sedang.

"Ck, buset si Haikal bawa motor udah kayak orang kesetanan aja."

***

Haikal sedari tadi sibuk mengompres dahi anak kecil yang terbaring lemas di brangkar, tak lupa wajah pucat pasi anak itu menandakan bahwa anak itu benar-benar sakit. Bibirnya juga bergetar hebat sambil menyebut nama Haikal lirih, siapa sangka jika Haikal sepenting itu dalam hidup Devan. Padahal mereka baru berteman beberapa hari yang lalu, itu pun hanya hidup bersama selama semalam saja. Tapi nyatanya Devan sudah menganggap Haikal sebagai abangnya, bahkan saat sakit seperti ini saja bukan kedua orang tuanya yang dia panggil melainkan Haikal - orang asing yang sudah menolongnya malam itu.

"Bang Haikal," lirihan itu terdengar sangat pelan.

"Syutt abang disni chil, udah tidur ya biar cepet sembuh." Haikal berujar pelan sambil mengusap surai rambut Devan berusaha menenangkan.

Sedangkan Cakra berdiri di ambang pintu menatap semua gerak-gerik Haikal. Dari yang Cakra lihat Haikal terlihat begitu menyayangi Devan, begitupun sebaliknya. Tak terasa bibirnya membentuk senyuman tipis, dia selalu tersentuh dengan kebaikan-kebaikan yang sahabatnya itu lakukan. Dia bersumpah bahwa kedua orang tua Haikal akan menyesal suatu saat nanti, sebab menelantarkan seorang anak pemilik hati malaikat seperti yang sahabatnya.

Haikal memang kekurangan kasih sayang dari orang tuanya, tapi lelaki itu tidak akan membiarkan seseorang bernasib sama sepertinya. Jika kedua orang tua Devan tidak mau menyayangi Devan, maka Haikal yang akan menggantikan peran orang tua dalam hidup Devan. Dia akan berusaha mendidik, menyayangi, serta menjaga Devan hingga seumur hidupnya.

Setelah dirasa Devan benar-benar tertidur pulas, Haikal beralih menatap ibu panti yang berdiri tak jauh darinya. "maaf bu, tapi boleh saya izin menginap disini untuk malam ini aja, saya khawatir jika demam Devan akan semakin tinggi nantinya."

Wanita setengah baya itu mengangguk pelan, "boleh mas Haikal silahkan, saya yang harusnya berterimakasih karena sudah mau membantu merawat Devan."

Haikal tersenyum tipis menatap Devan yang sudah menutup kedua matanya pulas, "Devan adik saya, udah menjadi tugas seorang abang untuk menjaga dan merawat adiknya."

Cup

Satu kecupan singkat Haikal daratkan di dahi Devan dengan sempurna, kemudian lelaki itu beranjak dari duduknya. "saya titip Devan sebentar bu."

Ibu panti itu mengangguk, "iya mas Haikal."

Haikal berjalan ke arah Cakra menyeret tangan sahabatnya itu agar keluar menjauh dari kamar Devan. Kedua lelaki seusia itu melangkahkan kaki jenjangnya menuju kursi kayu yang ada tepat di depan panti asuhan.

"Gue izin bolos kerja malam ini aja ya cak, gue mau nginep. Kasihan Devan, gue udah nganggep dia kayak adik gue sendiri."

Cakra berdecak pelan, dia kira Haikal akan membicarakan hal penting makanya dia membawa Cakra menjauh dari jangkauan banyak orang. "b4n9k3 lo, gue kira mau ngomong apaan."

Haikal menyengir sambil mengeluarkan satu bungkus rokok miliknya, mengambilnya satu batang lalu meletakkan di atara apitan bibirnya kemudian menyalakan rokok itu dengan pemantik miliknya.

"Yakan sekalian gue mau nyebat nyet, nih lo nyebat juga nggak?"

"Gue alergi sama rokok lo." ujarnya santai sambil merogoh kotak rokok berwarna putih miliknya, menyalakan rokok itu lalu menyesapnya.

"4njir lo kira gue rabies."

Cakra menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kayu tua itu, satu kakinya dia naikkan diatas kaki kanannya. "bisulan."

***

Pagi hari tiba, untungnya hari ini hari Minggu jadi Haikal bisa leluasa meluangkan waktunya untuk merawat Devan. Seperti sekarang lelaki itu menyuapi bubur untuk Devan dengan sangat telaten, begitupun dengan Devan yang tak menolak sedikitpun. Berbeda dengan semalam saat ibu panti yang menyuapinya, bocah itu akan kekeuh untuk tidak mau menerima suapan itu.

Sementara Cakra masih setia memejamkan matanya di karpet samping tempat tidur Devan, sebab semalam dia benar-benar tidak bisa tidur. Cakra yang biasanya selalu tidur di atas king size tebal dan AC dengan suhu tinggi, tapi semalam dia terpaksa tidur beralasan karpet tipis disertai kipas angin gantung yang sudah sedikit berkarat. Haikal sudah berkali-kali meminta Cakra untuk pulang, tapi lelaki itu menolaknya sebab ingin menemani Haikal disini.

"Bang Cakra masih tidur ya, abang?" tanya Devan di sela-sela kegiatan makanya.

Haikal tersenyum tipis sambil menyuapi satu sendok terakhir bubur milik Devan, "iya kasihan, bang Cakra semalam nggak bisa tidur."

Mata Devan mengerjap, dia segera menelan bubur ayam di dalam mulutnya. "kenapa nggak bisa tidur bang?"

Haikal meraih satu gelas air putih dan memberikannya pada Devan, "nih pegang dulu."

Devan menurut, memegang gelas itu erat. Sementara Haikal sibuk menuangkan sirup pada sendoknya, kemudian menyuapkan sirup penurun panas itu pada Devan.

"Bang Cakra kan biasa tidur pake AC chil, jadi semalam dia nggak bisa tidur karena kepanasan."

Devan fokus mendengar ucapan Haikal hingga tanpa dia rasa dja berhasil meminum sirup pahit yang sangat dia benci itu dengan sangat mudah.

"Minum dulu airnya."

Devan dengan cepat meminum air itu, lalu bocah itu tersenyum senang. "wah Devan bisa minum obat bang, dan nggak pahit."

Haikal terkekeh pelan satu tangannya terangkat untuk menepuk pucuk kepala bocah itu pelan, "good boy." tepukan itu berubah menjadi usapan lembut di surai rambut Devan. "udah tidur lagi gih, biar cepet sembuh."

Devan mengangguk dia merebahkan tubuhnya, Haikal yang melihat itu segera beranjak dari duduknya membantu Devan untuk menyelimuti badan kecilnya hingga sebatas dada.

"Abang disini aja, jangan tinggalin Devan." tangan mungil itu mencekal tangan besar Haikal.

Haikal terkekeh dia melepas cekelan tangan Devan pelan, "iya abang nggak bakal kemana-mana, udah gih sana istirahat lagi biar cepet sembuh."

Devan mengangguk, memejamkan kedua matanya erat berusaha untuk tertidur pulas.

"Do'a in abang biar cepet lulus, punya uang banyak biar bisa adopsi lo bochil kesayangan abang."

1
adara
lanjut kak semangat
adara
butuh Haikal di dunia nyata😔
adara
kmu harus bisa berhenti merokok haikal
adara
cie Haikal yg udh terang"an ngakuin Ella pacar🤭
adara
makasih Cakra udh bantu Haikal buat perjuangin ella
adara
makasih Cakra udh bantu Haikal buat perjuangin ella
adara
yeyy... selamat Ella akhirnya semua perjuangan kmu membuahkan hasil🥰🥰
adara
Masya Allah Haikal kmu baik banget
adara
sadis amat kal kata" nya🤧🤭
adara
sadis amat kal kata"nya🤧🤭
adara
ciee Haikal jantung nya aman kan🤭
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Lestari Setiasih
ceritanya bagus
adara
pdkt secara ugal ugalan bagus Ella perjuangkan🤭😂
adara
semangat terus cegilnya Haikal 🤭😂
adara
semangat Ella kmu pasti bisa meluluhkan hati Haikal🤭
adara
makasih kak udh up
definasyafa: maaf ya jarang double update skrng🙏
total 1 replies
adara
Haikal jangan terlalu cuek ya sama ella
miilieaa
penulisannya rapi kak /Drool//Drool//Drool//Drool/
miilieaa: the best sih ini, semangat berkarya kak/Heart/
definasyafa: Thank you sunny🌞🤍
total 2 replies
adara
semangat terus kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!