Hot Duda Milik Deana

Maheer duduk bersama Emily dirumah, memandangnya dengan serius.

"Emily?" panggil Maheer pada sang putri yang sedang bermain.

"Ya, Daddy?" jawab Emily masih sibuk dengan mainannya.

"Nak, Daddy ingin membicarakan sesuatu padamu." ucap Maheer berpikir harus menjelaskan darimana.

Emily meletakkan mainannya, dia menatap Maheer yang saat itu berada di sebelahnya.

"Mily, kamu tau kan kalau Daddy selama ini mengurus kamu sendirian? Jadi, sekarang Daddy ingin memiliki keluarga yang lengkap lagi. Ya, supaya ada yang menemani kamu saat bermain, menemanimu pergi sekolah, datang ke acara yang di gelar di sekolah, dan masih banyak lagi."

Emily memandang ayahnya dengan rasa ingin tahu. "Maksud Daddy? Mommy akan kembali tinggal bersama kita lagi? Benarkah Daddy?'' Tanyanya dengan nada polos dan wajah berbinar.

Maheer tersenyum kaku. "Tidak, Sayang! Itu akan terjadi."

Senyum Emily pun langsung surut mendengar perkataan Ayahnya.

Maheer menggenggam tangan mungil Emily. "Daddy ingin menikah, dengan Anty Deana. Kita akan hidup bersama dan membentuk keluarga bahagia."

Emily terdiam sejenak, ucapan Debby masih terngiang dipikirannya. Tentang bagaimana wanita itu mengatakan jika Deana hanya ingin merebut Maheer dari Emily dan memisahkannya dari Debby, sang Mommy.

"Daddy, apa Anty Deana itu baik?"

Maheer mengangguk yakin. "Anty Deana sangat baik, Sayang. Dia akan menjadi Mommy yang hebat untukmu."

Emily masih sedikit ragu. "Daddy, aku ingin bertemu lagi dengan Anty Deana."

"Baiklah, besok kita akan pergi kerumah Oma nya Anty Deana. Bagaimana?" tanya Maheer dan dijawab anggukan oleh Emily.

Keesokan harinya.

Weekend ini Maheer dan Emily akan berkunjung ke rumah Anaya, sesuai janji yang Maheer katakan Minggu lalu. Mereka berdua membeli buah tangan terlebih dahulu lalu pergi menuju rumah Anaya.

Sesampainya disana, terlihat Anjani dan Al sedang duduk di teras sambil menikmati kopi dan roti. Anjani sigap berdiri setelah Emily turun dari mobil bersama dengan Maheer.

"Al, lihatlah! Mereka sudah datang. Astaga, anak itu manis sekali, persis seperti Deana waktu kecil." ucap Anjani senang.

Al dan Jani menyambut keduanya dengan sangat ramah, bahkan dia memeluk Emily seperti cucunya sendiri.

"Mily, ini orang tuanya Anty Deana." ucap Maheer pada sang putri dan Emily hanya melempar senyum manisnya.

"Uh, manis sekali. Ayo masuk, Nak!"

Mereka bersama-sama masuk ke dalam.

Deana tersenyum lebar ketika melihat Emily, dia pun langsung mendekati calon anaknya itu.

"Hai, Sayang." sapa Deana ramah dan disambut hangat oleh Emily. Mereka berdua berpelukan.

"Baiklah, kamu sudah berkenalan dengan kedua orang tua Anty?"

Emily mengangguk.

"Bagus. Bagaimana kalau kita bermain di taman samping rumah?" ajak Deana dan mendapat persetujuan dari Emily.

"Ya ampun, Maheer. Dia itu manis sekali."

"Terima kasih, Tante." jawab Maheer tersenyum. "Kalau begitu, saya menyusul Deana dan Emily dulu." pamitnya dengan sopan pergi dari hadapan Al dan Anjani.

Di taman rumah.

Emily tersenyum lebar saat Deana mengajaknya bermain dan menggambar. Mereka berdua terlihat sangat akrab, seperti sudah kenal begitu lama.

"Anty, aku suka sekali menggambar denganmu!" ucap Emily.

Deana memeluk Emily dari samping. "Anty juga suka, Sayang. Kamu sangat berbakat!"

Maheer yang melihat mereka dari kejauhan hanya tersenyum dengan hati bahagia. "Mereka sudah seperti keluarga." pikirnya.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas dibenak Maheer, dia pun memutuskan untuk menghampiri Deana dan Emily.

"Apa Daddy boleh ikut bergabung?" tanya Maheer bergurau.

Deana dan Emily saling lirik lalu mereka mengedikkan bahu secara bersamaan.

"Wah-wah, kalian ini." ejek Maheer membuat keduanya tertawa.

"Apa kalian berdua ingin pergi liburan?"

"Liburan? Mily mau! Sudah lama kita tidak pergi berlibur, Daddy." ucap Emily bersemangat.

"Memangnya kita mau liburan kemana?" sambung Deana.

"Bagaimana kalau kita liburan ke Bali? Kita bisa bermain di pantai, mengunjungi tempat wisata, dan menikmati indahnya alam."

Emily berteriak gembira. "Yay! Liburan!"

Deana tersenyum. "Itu ide bagus, Mahi. Kita bisa bersenang-senang disana."

BERSAMBUNG