Jatuh cinta pada pandangan pertama ? siapa yang percaya ?
Ziva bersyukur bisa terlepas dari mantan toxicnya atas bantuan Arshaka, tapi suatu ketika karena mantan toxicnya juga hubungan yang sedang mereka jalin harus berakhir.
Setelah kejadian buruk itu Ziva jadi trauma berat. Dan semakin berat pula hidupnya karena hubungannya dengan Arshaka berakhir di waktu yang sama.
Satu tahun terlewati tanpa saling berkomunikasi, mereka tidak sengaja di pertemukan lagi.
Akankah cinta yang selama ini Ziva jaga dan tertanam untuk Arshaka harus dia perjuangkan atau harus dia relakan ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyiem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15.
Di kantin..
Sebelumnya memang Arshaka dan Bagas sudah lebih dulu keluar ruangan, dan kini mereka tengah makan siang bersama teman-teman mereka dari tim HRD sendiri.
“Ssttt, eh itu anak magang ya ?” tanya Ardi, salah satu HRD
Matanya melirik ke arah Ziva dan Bianca yang sedang mengantri mengambil makan siang bersama Riski dan beberapa temannya.
“Kebiasaan, buaya” celetuk Dara sinis
“Yee sirik aja lo, bilang aja lo iri” balas Ardi tidak kalah sinis
“Yang pakai kemeja biru itu incaran gue” seru Bagas menunjukkan bahwa Ziva gadis incarannya
“Tau aja lagi lo yang bening” kekeh Surya
“Bisa aja lagi curi kesempatannya, bukannya training yang benar kaya Shaka” kali ini Hana buka suara
“Kata siapa ? diam-diam dia punya incarannya juga” seru Bagas
“Serius lo Gas ?” desak Ardi
“Ck, kayanya gak mungkin” ejek Dara
“Tapi cewek kan, Ka ?”
Pertanyaan konyol Surya berhasil mendapatkan tatapan sinis Arshaka yang sedari tadi diam saja menikmati makan siangnya.
“Kalian pikir gue ini homo ?!” ketus Arshaka
“Gila gila, penasaran gue cewek mana yang berhasil meluluhkan si es balok ini” celetuk Dara
“Spill dong Ka” sahut Hana
“Mana mau dia, Han, takut gue tikung” kekeh Bagas
“Eh lo sendiri gimana ? namanya siapa sih ?” cecar Dara
“Dih kepo banget lo”
“Takut banget sih lo Gas, lagian gue juga udah punya Hana” seru Surya
“Ya elu, si buaya satu ini kan gak laku” ledek Bagas
“Sialan emang” gerutu Ardi
Sementara di meja lainnya, Ziva tampak cukup sibuk menikmati makan siangnya. Tidak banyak yang dia katakan untuk menimpali percakapan Bianca dengan yang lainnya.
Tring.. tring..
Bukan ponsel Ziva, tapi Bianca.
“Bentar ya” ucapnya sebelum mengangkat telepon dari Kenny
“Halo Ken”
“Studio kebocoran, Bi”
“Kok bisa ?”
Melihat raut kepanikan Bianca, Ziva membawa peralatan makan mereka yang memang sudah selesai itu untuk dikembalikan ke tempatnya agar dicuci dan dapat dipakai lagi.
Sekembalinya, Ziva hanya menaikkan kedua alisnya mengisyaratkan pertanyaan pada Bianca.
“Studio kebocoran, alat-alat rusak” bisik Bianca membuat Ziva menarik nafas panjang-panjang
“Sini” pintanya menadahkan tangan
Bianca memberikan ponselnya pada Ziva, “sorry kita duluan ya, permisi” seru Ziva tanpa menunggu jawaban Riski dan yang lainnya
“Kok bisa sih Ken ? sejak kapan sejarahnya rumah lo bisa kebocoran ?!” gerutu Ziva melangkah menuju pintu keluar kantin
Dia sempat menunduk sopan ketika melewati meja yang Arshaka duduki bersama teman-temannya.
“Bianca” panggil Bagas
“Eh, iya pak, ada apa ?” gugup Bianca langsung menghentikan langkahnya
“Ziva kenapa ?”
“Eum, itu.. ada sedikit masalah pak”
“Masalah apa ?” kali ini Arshaka yang bertanya
“Eum, gimana ya ? eum.. maaf pak saya gak bisa jelasin, maaf ya pak, permisi”
Detik berikutnya Bianca langsung berhambur keluar, mengejar Ziva yang sudah tidak terlihat batang hidungnya.
..
Ziva sudah lebih dulu berada di ruang training, seperti kemarin tidak ada satu pun orang yang berada disana saat jam istirahat.
“Duh Ken” keluh Ziva memijat pangkal hidungnya
“Sorry Zi, namanya juga musibah, mana ada yang tau pipa di rumah gue bakalan bocor kan ?”
“Iya gue tau.. kira-kira bakalan abis berapa ya ?”
“Bisa 2 jutaan kali Zi”
“Mahal juga ya”
“Iyalah, kita juga kan beli barangnya yang berkualitas”
“Hem, ya udah nih lo ngomong lagi deh sama Bia” ucapnya mengembalikan ponsel Bianca
Kini gantian Bianca yang sibuk dengan ponselnya, sementara Ziva terduduk lemas di kursinya.
