Aluna sejak lama memendam rasa pada kakak kelasnya hingga beberapa tahun setelah lulus sekolah, Aluna kembali di pertemukan dengan pria yang ia kagumi itu, pertemuan mereka begitu rumit dengan berbagai kesalahpahaman yang akhirnya memberikan jalan bagi mereka agar terus bertemu. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Apakah mereka akan bersama atau akan ada penghalang bagi perasaan Aluna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reuni
Hari ini adalah hari dimana Aluna harus pergi ke acara reuni bersama teman sekolahnya dulu, sebenarnya Aluna enggan untuk ikut. Tapi, sahabatnya Gea terus membujuk Aluna untuk ikut acara tersebut sehingga mau tidak mau Aluna pun ikut.
Acara kali ini diadakan di dekat sekolah mereka, tempat tersebut cukup jauh dari tempat tinggal Aluna sehingga Aluna harus berangkat menggunakan angkutan umum dan Aluna memilih menggunakan kereta.
"Udah lama banget aku gak naik kereta, jadi ingat dulu setiap hari harus naik kereta buat ke sekolah," gumam Aluna saat ia duduk di kursi yang sudah ia pesan.
Beberapa saat kemudian, Aluna pun sampai daerah yang akan ia datangi. Aluna pun berjalan tak jauh dari stasiun dan saat ia sampai di depan tempat acara, ia dapat melihat beberapa teman lamanya dari luar tempat acaranya.
"Huh, semangat Lun, jangan terlalu bergaul sama mereka. Tanggapin sewajarnya aja," gumam Aluna lalu ia pun masuk ke dalam.
Baru saja Aluna masuk ke dalam cafe, Gea sudah memanggil nama ya dengan keras sehingga membuat semua orang yang ada disana pun menatap lekat Aluna.
"Aluna!" teriak Gea.
"Gea, kenapa harus teriak sih," gumam Aluna lalu ia pun menghampiri Gea.
"Gue kira lo gak ikut," ucap Gea dan Aluna hanya tersenyum karena saat ini ia merasa canggung di tatap oleh teman sekolahnya.
"Ma-maaf, tadi aku hampir salah naik kereta," ucap Aluna.
"Santai aja, masih ada yang belum datang kok," ucap Gea dan diangguki Aluna.
"Lun, tambah cantik aja lo, udah punya pacar belum sih?" tanya Ricky.
"Kepo banget lo Ky, inget sama tunangan lo," ucap Gea.
"Santai lah Ge, tunangan gue juga lagi kerja," ucap Ricky.
"Lo gak berubah ya Ky, sekali playboy bakal tetep playboy," ucap Hana.
"Iyalah, gak ada yang bisa ngalahin gue di angkatan kita ini," ucap Ricky dan membuat suasana disana lebih mencair.
Beberapa saat kemudian, seorang perempuan datang dnegan tergesa-gesa. "Maaf ya gue terlambat, jalannya macet banget," ucap perempuan tersebut dan duduk di samping Hana.
Aluna yang melihat perempuan tersebut pun cukup terkejut, 'Aku lupa kalau aku seangkatan sama dia,' ucap Aluna dalam hati.
Perempuan tersebut pun menatap Aluna dan tersenyum, "Hai Lun, lama ya gak ketemu," ucap perempuan tersebut yang bernama Fiola dan Aluna membalasnya dengan senyuman canggung.
"Lun, ini pertama kalinya loh lo datang ke acara reuni, sebelumnya lo gak pernah datang," ucap Bianca.
"Iya, aku kemarin sibuk soalnya," ucap Aluna.
"Emang lo doang apa yang sibuk, kita semua juga sibuk kali," ucap Intan.
"Aelah, lagian Aluna gak tau info soal reuni juga gara-gara lo kali Tan," ucap Gea yang tidak suka dengan Intan.
"Kok gue sih?" tanya Intan yang tidak terima.
"Iyalah gara-gara lo, kan lo yang udah ngeluarin Aluna dari grup makanya dia gak tau info apa-apa di grup," ucap Gea dan membuat Intan diam tidak bisa membalas perkataan Gea.
"Bener juga kata Gea, kenapa sih lo ngeluarin Aluna dari grup?" tanya Hana.
"Tau ah, males gue. Udah gue ke kamar mandi dulu," ucap Intan lalu pergi.
"Tuh anak emang gak berubah ya," ucap Ricky.
"Apanya yang gak berubah?" tanya Hana.
"Seksinya," ucap Ricky.
"Emang agak lain nih orang," ucap Bianca.
Suasana makan malam kali ini begitu ramai, kecuali bagi dua orang yang merasa canggung satu sama lain, ia adalah Aluna dan Fiola.
Sebenarnya Aluna dan Fiola cukup dekat saat sekolah dulu, tapi ada suatu hal yang membuat Aluna menjauh dari Fiola dan memutuskan hubungan dengan Fiola sejak sekolah dulu hingga saat ini dan hari ini adalah pertemuan pertama bagi mereka.
Akhirnya acara reuni pun selesai, "Ayo pulang sama gue," ucap Gea.
"Gak usah, Ge. Kamu di jemput suami kamu kan, aku pulang sendiri aja lahian ini belum malam juga kok," ucap Aluna.
"Gapapa, suami gue pasti mau kok," ucap Fea.
"Gak usah Gea, aku pulang sendiri aja. Aku itu udah besar dan bisa pulang sendiri," ucap Aluna.
"Yaudah deh, tapi kalau ada apa-apa lo harus cepet telepon gue ya," ucap Gea dan diangguki Aluna.
Aluna pun memutuskan untuk menaiki kereta, sesampainya di kereta tiba-tiba ponsel Aluna bergetar dan menunjukkan siapa pengirim pesan, dimana Aluna tidak mengenal nomor tersebut hingga pesan tersebut menunjukkan nama si pengirim.
Hai, gimana kabarmu? maaf belum sempat nanyain kabar tadi.
Kamu tambah cantik, Lun.
Oh iya ini aku Fiola.
Aluna hanya menatap pesan tersebut tanpa berniat untuk membalasnya, "Luna, ini itu udah masa lalu harusnya kamu udah move on, kenapa harus kayak gini sih kayak anak kecil aja," gumam Aluna lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas.
Setelah beberapa saat, Aluna pun sampai di rumah dan betapa terkejutnya ia saat melihat rumahnya sederhananya yang sudah berantakan dan beberapa orang yang ada disana siap menghancurkannya.
"Ayah, Nenek!" teriak Aluna saat melihat Nenek Putri yang menangis dan Ayah Zafran yang sudah babak belur.
"Ada apa ini? kenapa kalian ke sini?" tanya Aluna.
"Kita ke sini mau nagih hutang Ayah kamu itu," ucap seorang pria dengan tubuh kekarnya.
"Hutang? Ayah punya hutang ke mereka?" tanya Aluna.
"Maafin Ayah," ucap Ayah Zafran.
"Berapa hutang Ayah saya?" tanya Aluna.
"40 juta," ucapnya.
"Beri saya waktu, saya baru tau kalau Ayah saya punya hutang ke kalian," ucap Aluna.
"Oke, saya kasih waktu dua minggu dan jika dalam waktu dua minggu kalian belum bisa melunasinya jangan salahkan kami jika hancurkan rumah jelek ini dan akan kami penjarakan tua bangka ini," ucapnya lalu pergi bersama rekannya.
"Maafin Ayah," lirih Ayah Zafran.
"Biar Luna obati Ayah dulu," ucap Aluna dan di bantu Nenek Putri.
Setelah memastikan Ayah Zafran dan Nenek Putri baik-baik saja Aluna pun masuk ke dalam kamar, di dalam kamar Aluna menangis dengan suara yang ia tahan agar tidak terdengar dari luar.
"Aku harus kayak gimana lagi, aku tau aku bisa lewatin ini semua. Tapi, kenapa harus kayak gini, aku capek, aku juga butuh bantuan, tapi siapa yang mau bantu aku," gumam Aluna.
Aluna pun menahan tangisnya hingga ia tertidur dengan keadaan penuh tangis, saat bangun Aluna merasa pusing yang luar biasa menimpanya.
"Mungkin karena kemarin aku tidur sambil nangis makanya sekarang pusing kayak gini," gumam Aluna dan bersiap-siap untuk bekerja.
Sesampainya di rumah sakit, Aluna bekerja seperti biasanya tanpa ada masalah dan tentu saja itu adalah hal yang istimewa bagi Aluna dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
.
.
.
Bersambung...
semangat💪💪🔥🔥🤸🤸