Misteri Desa Bapak Mertua

Di perjalanan pulang tak sengaja maya dan saqi berpapasan dengan nirmala. Saqi sudah was was, takut jika mala menyapa dan membahas tentang rencana perjodohan yang di lakukan pak kusna.

"Ehh mbak, mau kemana?" tanya maya, entah kenapa ia tiba tiba bertanya. Padahal biasanya ia hanya melempar senyum jika berpapasan dengan orang lain.

"Ini habis dari rumah mas arya mau pulang, kalian dari mana?"

(aku gak pinter gambar, ini bikin sebisanya peta kasar. Jadi ini sedikit gambaran tata letak rumah di kampung ini, semoga membantu biar gak bingung. Maaf ya kalau jelek banget, sebenarnya aku juga gak pede buat upload ini tapi aku ngerasa kalau kalian pasti bingung tata letaknya)

"Beli cobek mbak,"

"Owalah, aku mau pulang soalnya mas arya gak ada jadi aku langsung pulang aja. Oh ya mbak, mungkin sebentar lagi bakalan ada acara hajatan jadi aku sekalian mau minta tolong buat bantu bantu,"

"Ohh acara apa mbak?"

"Nikahan ku, aku sebentar lagi mau nikah sama mas arya. Minta tolong ya mbak," pinta nirmala dengan senyum manisnya. Memang nirmala punya wajah yang cantik alami, wajah wajah gadis desa yang membuat hati senang.

"Eh mas arya? Anaknya pak kusna?" tanya maya kaget, hampir saja ia menampar wajah nirmala karena tak terima.

"Iya mbak, doain ya biar lancar,"

"Aduh mbak kita duluan ya, makin deras ini hujannya," pamit saqi, ia dengan segera mendorong tubuh maya untuk melanjutkan perjalanan.

Maya beberapa kali menoleh ke belakang, ia memperhatikan nirmala yang makin menjauh, "Yakin mas arya ninggalin gue nikah? Terus gue gimana anjir?"

"Ya bukannya lo bilang kalau mereka pacaran ya kemarin, ya berarti wajar dong kalau sekarang mereka nikah? Yakan?" tanya saqi.

"Ya wajar tapi gue sakit hati," rengek maya.

"Ya gue gak bisa bantu apa apa sih may, apa gue ngomong ke arya kalau lo pengen nikah sama dia?"

"Gila lo ya? Orang dia mau nikah malah lo bilang gitu, itu sama aja rusak acara mereka bloon!"

"Ya biar arya bimbang terus gak jadi nikah deh... Ya kita balik dulu, nanti gue bakalan tanya langsung ke arya. Oke?"

"Gak usah, gue gak papa lagipula gue juga bukan siapa siapa. Mereka kenal lebih dulu jadi wajar kalau sekarang mereka nikah, udahlah saq gue gak mau pusing," ucap maya sambil mengelap air matanya.

"Alah nanti malem juga paling mewek mewek, udah nanti gue ngomong ke arya. Orang arya aja gak tau kalau di jodohin sama nirmala, santai aja," ucap saqi keceplosan.

"Apa? Jadi? Gimana gimana?"

"Emang gue bilang apa?" tanya saqi pura pura.

"Gue botakin pala lo! Gak usah belaga bego... lo emang udah bego. Udah... Jadi intinya mas arya gak tau?" tanya maya.

"Ya tadi pas lo ke warung mala tuh ke rumah cari mbok indri, terus minta tolong buat ngomong ke arya karena pak kusan juga gak berani ngomong sama arya soal perjodohan itu. Jadi arya gak tau, tapi sekarang mbok indri lagi ngasih tau arya. Makannya gue di suruh bawa lo pergi," jelas saqi.

"Tapi kalau mas arya setuju gimana?" tanya maya khawatir.

"Ya mereka nikah lah bloon," ejek saqi.

"Monyet lo! Lo juga gak akan nikah sama mbak dewi jadi stop lo godain dia di pasar!"

"Dia juga suka sama gue makannya gue sering ke pasar tiap hari, gue pacaran sama dia di warung soto. Mau apa lo? Gue sama dia udah pacaran, lo ada hubungan apa sama arya?" tanya saqi balik mengejek.

"Ihhhh apa sih lo! Gak usah balik ke rumah!" maya segera berlari meninggalkan saqi.

......................

Setelah dari rumah mbok Indri, arya segera pulang untuk menanyakan perihal perjodohan yang di lakukan tanpa persetujuannya.

"Pak,"

"Opo? Sini makan dulu, tadi bapak beli ikan,"

"Pak aku gak mau nikah sama nirmala pokoknya, aku udah ada calon sendiri. Gak perlu bapak jodohkan," ucap arya terus terang.

"Siapa? Dewik? Atau siapa?" tanya pak kusna.

"Ya ada pokoknya, tapi intinya aku gak mau bapak nikahin aku sama nirmala. Kalau bapak maksa, aku lebih milih gak nikah sampai mati," ancam arya.

"Bocah stres, makannya jangan kebanyakan mikir... Bapak udah ngomong sama nirmala kok,"

"Ya batalin!"

"Heh! Ngarang aja, kamu pikir itu gak bikin orang sakit hati?" tanya pak kusna sambil mengunyah nasi di mulutnya.

"Ya bapak pikir kalau aku di jodohin gak bikin aku sakit hati? Terus wanita yang selama ini aku suka gimana? Aku gak mau pokoknya," tolak arya.

"Ya bawa kesini, kenalkan sama bapak. Buat apa marah marah?" tanya pak kusna santai.

"Ya batalin dulu,"

"Kenalkan dulu, kalau bapak gak setuju ya kamu harus nikah sama nirmala,"

"Gak mau,"

"Kenapa to? Kamu kan kenal dia, dia baik to selama ini? Terjaga juga, kenapa? Kurang cantik?"

"Iya kurang cantik, yang cantik cuma orang yang arya suka. Udahlah pak gak usah ngatur jodoh arya, arya bisa cari sendiri. Gak perlu di jodohin,"

"Halah kayak bener aja, udah sana kalau gak mau makan. Gak usah ganggu bapak makan," usir pak kusna.

......................

"Assalamualaikum," ucap dewi di pintu dapur.

"Eh mbak, sini masuk. Cari saqi?" tanya maya yang saat itu tengah memasak.

"Iya, ada?"

"Ada mbak, bentar ya tak panggilin,"

"Iya," dewi duduk di amben, ia menggantikan maya yang tengah memotong buncis.

"Eh, kenapa? Tumben kesini?" tanya saqi dengan wajah sumringahnya.

"Gak papa, sengaja pengen ketemu disini. Kamu udah makan mas?"

"Belum, maya belum beres masak. Tadi habis beli cobek soalnya," saqi segera duduk di sebelah dewi, mereka sudah menjalin hubungan asmara sekitar dua minggu lamanya. Namun hubungan itu tak banyak yang tau, hanya satu rumah mbok indri, dan arya.

"Sini aku aja mbak," pinta maya.

"Oh iya ini kalau mau di lanjutin,"

Segera maya berpindah ke amben yang ada di dekat tungku api, ia tak mau mengganggu keduanya.

"Nduk mau goreng kerupuk?" tanya mbok indri.

"Mau mbok kalau ada,"

"kamu masak aja itu, biar mbok yang goreng,"

"Mbok aku sama mas saqi keluar bentar ya mbok," ucap dewi meminta ijin.

"Ya keluar sana, tapi jangan malem malem pulangnya. Udah mau magrib ini,"

"Iya mbok bentar aja kok,"

"Gue pergi dulu ya may," pamit saqi.

"Kalau pulang beliin shampo, duitnya di dompet gue,"

"Pake uang aku dulu aja may, kita pergi ya," teriak dewi.

Mbok indri hanya menanggapinya dengan menggelengkan kepalanya, "Kamu gak pergi sama arya?"

"Gak mbok, dia kan mau nikah sama mbak nirmala. Aku juga gak pengen kemana mana," tolak maya.

"Lain kali ngobrol dulu sama arya ya biar jelas,"

"Apanya mbok? Lagian aku juga gak kepikiran nikah atau mau rebut mas arya. Udah mbok gak usah mikirin aku,"