Catherine, seorang psikolog berbakat dengan kemampuan membaca pikiran, selalu mengira bahwa bakatnya akan melindunginya dari kebohongan dan manipulasi. Namun, semuanya berubah ketika dia bertemu Leo, seorang pria misterius yang pikirannya bisa dia baca, tetapi perasaannya tetap menjadi teka-teki. Apa yang Catherine tidak tahu, Leo adalah kakak dari mantan kekasihnya—seorang pria yang menyimpan dendam karena kematian adiknya.
Dulunya, adik Leo adalah kekasih Catherine, yang sakit hati dan bunuh diri. Leo, yang mengetahui kemampuan Catherine, bertekad untuk membalas dendam dan menghancurkan hidupnya. Dengan kecerdikannya sebagai mafia, Leo dengan sengaja memanipulasi pikiran Catherine, membuatnya terjebak dalam permainan pikiran yang semakin dalam dan penuh misteri.
Namun, rencana Leo terancam gagal saat ia mulai merasakan cinta yang tulus kepada Catherine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bantuan yang Menjebak
Cathy’s POV
Pagi itu aku bangun dengan malas, mataku seperti berat untuk dibuka. Namun perlahan tapi pasti, aku buka juga mataku, dan…………Oh Tuhan, aku ada dimana ini? Ruangan yang terasa asing bagiku. Kamar ini begitu besar dan mewah, dengan lampu gantung kristal tepat di tengah ruangan. Aku ada dimana? Dan ketika aku mau duduk, Oh Ya Tuhan…mengapa aku pakai baju tidur tanpa pakaian dalam? Dimanakah aku ini? Shiit! Mengapa aku tidak ingat apa apa?
Dengan badan yang terasa berat, aku mencoba duduk diatas tempat tidur King Size ini. Sambil mengingat ingat apa yang terjadi sebelumnya. Tak berapa lama aku mendengar suara orang berjalan mendekati kamar tempat ku tidur. Lalu seorang wanita paruh baya masuk membawa gantungan baju yang sepertinya itu adalah bajuku. Sudah dalam keadaan bersih dan harum.
“Nona ini baju anda, silahkan jika anda ingin memakainya kembali,” ujar wanita itu.
Aku lalu bertanya padanya, “Nyonya dimanakah aku ini?”
“Anda berada di Mansion Tuan Leo. Kemarin tuan Leo memindah anda ke sini dalam keadan mabuk berat,” jawabnya lalu pergi meninggalkanku.
Seketika kelebat bayangan memori menghampiri pikiranku, tentang apa yang terjadi kemarin. Aku spontan menutup wajahku dengan kedua tanganku.
“ Ya Tuhan, memalukan. Dia….”
Tak lama aku mendengar suara orang berdehem dengan keras
“Ehem…Cathy, kau sudah bangun?” kata Leo
“Eh…le..Leo, dimanakah aku ini?” jawabku terbata bata
“Kau ada di kamar tidur di rumahku. Semalam kau mabuk berat, sehingga aku memindahkanmu ke sini.”
“Apakah kita…..”
“Tidak Cathy, memang awalnya aku mencumbumu, namun….kau terlalu banyak minum Champagne, dan kau pun mabuk tak sadarkan diri. Jangan khawatir, tidak ada yang terjadi diantara kita. Aku tidak akan memperdaya dirimu dalam keadaan mabuk ”.
Aku merasa malu, sangat malu. Bagaimana tidak, aku tertidur saat dia mencumbuku. Shiit! Apa isi otakku ini?
“Kalau kau ingin mandi, silahkan gunakan kamar Mandi ini. Lalu pakaianmu sudah aku perintahkan untuk dicuci bersih, dan sekarang siap pakai,” ujar Leo memandangku sambil berkedip. Lalu dia meninggalkan ku seorang diri.
Ingin rasanya aku tenggelam ke dasar bumi karena rasa malu yang kurasakan begitu besar. Namun apa daya. Nasi sudah jadi bubur. Dan aku harus siap siap mandi untuk segera turun dan menemui Leo.
*****
Setelah mandi, Catherine berganti baju lalu berdandan dan turun ke ruang makan menemu Leo. Di dalam ruang makan, Leo sudah menunggunya dengan membaca koran dan merokok.
“Selamat pagi Cathy, kau sudah nampak lebih segar sekarang.” ujar Leo
“Terimakasih atas pelayanan yang kau berikan padaku Leo. Aku merasa tidak enak,” jawan Cathy.
“Tidak perlu sungkan. Silahkan makan sarapanmu. Aku baru saja selesai. Setelah itu kita bisa ngobrol tentang hal lain. Mungkin ada yang ingin kau sampaikan padaku.” jawan Leo
Cathy pun meminum teh hangat yang dia tuangkan ke cangkirnya lalu perlahan memakan roti Sandwich yang sudah disiapkan diatas meja. Setelah selesai, Cathy mendatangi Loe dan duduk di kursi baca yang ada di dekat Leo.
“Pagi ini sepertinya aku enggan Ke Klinik,” ujar Cathy
“Mengapa, apakah ada masalah yang bisa aku bantu? Jawab Leo.
Cathy lalu menceritakan semua masalah yang dialaminya di Klinik. Mulai dari percakapannya dengan Tuan Jackson, sampai pertengkarannya dengan Henry.
“Apakah kau punya rencana?” tanya Leo
“Aku hanya membayangkan andai aku punya dana lebih, maka aku pasti akan memperbaiki kinerja Klinik. Klinik itu butuh promosi yang lebih baik. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan dukungan dana. Tanpa itu aku tidak bisa berbuat apa apa.” Jawab Cathy.
Lalu leo seketika berkata pada Cathy, “ Tawarkan saja skema investasi pada pemilik modal. Aku rasa kau bisa membantumu untuk mengenalkanmu pada beberapa temanku pemilik Modal. Nanti kau bisa jelaskan proposal yang sudah kau ajukan pada dewan komisaris. Siapa tahu mereka berminat untuk melakukan Investasi ke Klinik Donovan.”
Seketika wajah Catherine nampak berseri seri dan penuh harap, lalu dengan tersenyum dia berkata pada Leo,” Kapan aku bisa bertemu dengan teman teman bisnismu itu Leo?”
“Kapan pun kau mau. Aku siap membantumu,’
“Bagaimana jika siang ini? Kebetulan kau masih membawa copy Proposalku yang ditolak oleh Dewan Komisaris,” ujar Cathy
“Baiklah. Namun ijinkan aku menghubungi mereka terlebih dahulu,” ujar Leo sambil berjalan meninggalkan Cathy seorang diri,”
*****
Leo’s POV
Pucuk dicinta ulam tiba, perempuan ini cukup ambisius juga. Nampaknya dia masuk dalam jebakan ku berikutnya. Hemm baiklah aku akan membantu dia masuk dalam perangkap dengan lebih cepat. Sehingga tugasku menjadi lebih ringan juga ke depan.
Aku pun melakukan panggilan kepada beberapa mitra ku yang merupakan orang orangku juga. Alih alih aku menawarkan proposal yang Cathy akan sampaikan, aku malah memerintahkan mereka untuk berinvestasi pada Klinik Donovan melalui Cathy. Jika mereka kesulitan dengan dananya, aku siap membantu. Tentunya skenario tingkat imbal hasil yang sudah pasti Cathy tidak akan pernah mampu mengembalikan. Dan akhirnya bisa dijerat dengan pinjaman bunga tinggi.
Tiga orang sahabat dekatku sudah aku kontak, masing masing dari mereka aku minta untuk invest sebanyak 100 ribu USD, dengan skema perjanjian Convertible Debt with Penalty Clause.
Sekaligus aku menghubungi pengacaraku untuk memproses segala sesuatunya sehingga legal di mata hukum dan bersifat mengikat.
Segera aku melakukan Call pada Dany, seorang juragan kaya raya yang dikalangan tertentu dia dikenal sebagai rentenir.
“Halo Dany, aku punya mangsa baru untukmu. Kau siap menemui kami hari ini?” tanyaku
“Oh hai Leo, kebetulan sekali. Aku memang punya beberapa ratus ribu dolar yang memang ingin aku putar. Jika kau punya sasaran yang jitu, aku siap membantumu. Temui aku siang ini di kantorku,” jawab Dany
“Aku inginkan tidak hanya kau, ajak juga 2 temanmu yang lain, yang sering kau bicarakan padaku itu. Bagaimana?” ujarku penuh semangat.
“Hemmm aku mendengar nada penuh semangat dari suaramu. Aku harap proyek yang kau tawarkan pada kami ini, akan membawa keuntungan,”
“Jangan khawatir, jika pun gagal, kau tahu sendiri aku selalu punya cara untuk mengembalikan uang dan kekayaanmu, bahkan dengan jumlah yang lebih fantastis. Asalkan satu, kau ikuti permainanku.”
“Pasti leo pasti. Aku sudah mengenalmu dengan baik, dan tahu betul apa yang harus aku lakukan. Bawa saja sasaran empuk itu siang ini. Kami akan memainkannya dengan baik”
Aku tersenyum senang dan berkata,” 30 menit lagi kami akan berada di lobby kantor mu.”
Lalu aku mematikan ponselku dan berjalan kembali ke ruang makan untuk menemui Cathy yang sedang menunggu kabar dariku.
*****
Cathy duduk dengan tidak sabar menanti hasil komunikasi Leo dengan beberapa rekanannya yang akan ditawarkan Proposal skema pengembangn Klinik yang tidak disetujui Dewan Komisaris.
Tak berapa lama Leo masuk dengan wajah berseri seri.
“Bagaimana Leo, apakah mereka berminat dan bersedia untuk aku temui?” tanya Cathy
“Oh jangan Khawatir Cathy. Teman temanku itu para bisnis man dan pengusaha ulung. Mereka bukan profesional seperti kumpulan Dewan komisaris Klinik Donovan. Sehingga mereka relatif menyukai tantangan dan investasi. Mereka bersedia menerima kunjungan kita siang ini. Apakah kau sendiri siap?” tanya leo.
Hati Catherine melonjak kegirangan, dan tanpa prasangka negatif sedikitpun dia langsung mengiyakan apa yang ditawarkan oleh Leo.
“Aku bersedia menemui mereka sekarang Leo, aku ingin segera bisa melaksanakan proyekku untuk kemajuan Klinik Donovan,”
“Good Girl, itu baru semangat yang ingin aku dengar darimu,”
Lalu bergegas keduanya bersiap untuk menemui mitra bisnis yang akan berinvestasi pada proposal Catherine.
semangat