naresh membenci nara, begitu pun sebaliknya. tapi apa jadinya jika keduanya menikah karena tak sengaja kepergok tidur bersama?
pernikahan kilat itu membuat naresh marah besar karena satu bulan lagi dia akan menikahi kekasihnya.
dengan keadaan pernikahan yang buruk, bagaimana nara menjalani pernikahan nya apalagi dengan naresh yang malah bertunangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sekamar
Nara menghidangkan masakan terakhir buatan nya dan sang bunda. Mereka membuat sup ayam kesukaan naresh, bakwan, ikan serundeng dan sambal bawang.
Mereka duduk mengelilingi meja makan berbentuk bulat itu. “Layani suami kamu dulu ra” titah bunda clara saat nara hendak menyedok nasi pada piringnya.
Tangan nara terhenti, melirik sekilas pada naresh yang datar. Dengan perasaan terpaksa, dia menyedok nasi dan meletakan di piring naresh. Memasukan ikan, bakwan dan sup ayam kesukaan pria itu. “Mau sambel juga?” nara bertanya dengan tatapan maut.
Naresh tertawa dalam hatinya, kemudian menggeleng pelan. “Nggak usah” ujarnya.
Nara memberikan piring itu pada naresh, lalu menyiapkan piringnya. Ini pertama kali nya dia memasak untuk naresh dan pertama kali nya naresh mencicipi masakannya.
“Gimana rasanya resh? Enak gak?” tanya mertuanya.
Naresh mengangguk. “Enak bun” jawab nya seraya meneruskan makannya.
Bunda clara tersenyum pelan seraya menatap anak nya. “Ini masakan nara. Dia jago masak lho, kamu pasti senang di masakin makanan enak sama nara tiap hari” ujar nya penuh kenarsisan.
Sungguh, nara yang malu mendengarnya. Kenapa bundanya begitu percaya diri mengatakan hal itu? Bagaimana sekarang dia harus menyimpan mukanya?
Naresh terkekeh pelan lalu tertawa dalam hatinya. “ya semoga” ujar pria itu melirik pada nara di sampingnya. Lihatlah sekarang wajah istrinya begitu memerah sampai ke leher.
Makan malam selesai dan di lanjut kan mengobrol di ruang tengah. Seraya menonton acara tv, baik naresh maupun nara tidak ada yang bisa menolak ajakan bunda clara. Terpaksa keduanya harus duduk berdua berdempetan.
“Kalian ini kenapa sih? Canggung sekali. Padahal. Kalian sudah sah, sudah menikah” kata bunda clara. Dia perhatikan dark tadi, anak dan mantunya saling bergerak resah.
Nara dan naresh kompak menggeleng dan terdiam. “Enggak kok bun. Kurang nyaman aja posisinya” jawab nara jujur menutupi kegugupan nya.
“oh. Kalau pengen di peluk, peluk aja. Gak usah malu malu, bunda dulu juga gitu sama ayah kamu” sang bunda menahan senyum.
Astaga! Nara mengutuki ucapannya. Maksudnya tadi dia ingin pindah saja ke tempat lain, bukan berdempetan begini apalagi berpelukan.
Naresh melirik singkat pada nara yang bergerak tak nyaman, sesungguhnya dirinya pun lebih tak nyaman kini. Apalagi gadis itu malah bergerak gerak membuatnya ingin mengumpat.
Pukul sembilan bunda clara masuk ke dalam kamarnya. Nara dan naresh saling melirik dan bernafas lega. Detik berikutnya mereka menepuk jidat, mengingat kini mereka harus sekamar.
Nara menatap naresh, naresh yang mengerti pun menghela napas kasar. “Gue tidur di sofa” putusnya.
“kalau bunda tahu gimana? Dia bangun selalu pagi. Lihat lo tidur disini apa gak marah dia?”
Betul juga, naresh baru terpikir sekarang. Jadi sekarang mereka terpaksa harus sekamar? Dengan gadis ingusan di depannya? Naresh mengumpat kasar.
“Buka pintu nya, gue mau tidur” titah naresh.
Nara segera membuka pintu kamarnya dan kini, mereka berada di kamar yang sama. Dengan santai naresh berjalan ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya disana.
Nara berkaca pinggang, menatap tajam pada pria itu. “jangan tidur disana! Ini ranjang gue” pekik nara menarik kaki naresh agar turun.
“Naresh! Turun. Gue mau tidur sialan! Lo jangan tidur disini” nara terus menarik pria itu.
Dengan terpaksa naresh bangkit saat nara menarik kakinya. Mereka saling menghunuskan tatapan tajam satu sama lain.
“Ini apartemen gue kalo lo lupa” tutur naresh tajam.
“Gue gak lupa naresh. Denger ya, yang bawa gue kesini siapa? Lo. Kita udah sepakat punya kamar masing masing, jadi kamar ini udah jadi hak paten punya gue. Minggir” nara mendorong tubuh naresh agar menyingkir kemudian menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang.
“Nyesel gue pindah kesini, kenapa gak dia pindah ke kamar gue” naresh menggerutu dalam hati. Menghembuskan nafas kemudian mengambil handuk miliknya dan masuk ke kamar mandi.
Suasana hatinya sedang panas, dia harus berendam cukup lama.
naresh ketemu nara yh sdg jalan sm adam..posisi jadinya seri ya naresh
lanjut thor