Bratt Wilson, pria berdarah Inggris-Indonesia yang sudah menginjak usia 35 th. Diusianya yang sudah matang, Bratt memilih untuk tidak menikah. Karena trauma melihat kehancuran rumah tangga orangtuanya, membuat Bratt menganggap pernikahan hanya lah tempat untuk menambah masalah hidup.
Meski tidak menikah, Bratt masih bisa menyalurkan hasratnya dengan memakai jasa wanita bayaran.
Hingga akhirnya Bratt bertemu dengan Alea Andara. Rasa ingin memiliki Alea sangat lah besar meski Bratt tahu kalau Alea sudah memiliki suami.
Apakah rasa ingin memiliki itu hanyalah sekedar obsesi Bratt atau karena memang Bratt telah jatuh cinta pada Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 : Merasa Aneh
Supercar yang Bratt kendarai akhirnya sampai juga di kawasan apartemen tempat tinggal Alea.
"Terimakasih Tuan." Ucap Alea lalu cepat-cepat menekan tombol membuka pintu.
"Alea tunggu." Cegah Bratt saat Alea hendak menurunkan kaki-nya ke aspal jalanan.
"Iya Tuan."
"Apa aku boleh numpang toilet? Aku kebelet." Ucap Bratt. Menumpang toilet hanyalah modus Bratt untuk mengetahui dimana unit apartemen Alea saja.
"Mmm, boleh Tuan." Balas Alea agak ragu sebenarnya.
Alea dan Bratt pun turun dari dalam supercar dan berjalan beriringan memasuki gedung apartemen.
Kini mereka sudah berada tepat di depan pintu apartemen Alea.
"Silahkan masuk Tuan." Ucap Alea pada Bratt saat pintu sudah terbuka.
Bratt pun masuk ke dalam unit apartemen dan diikuti Alea dari belakang.
"Toiletnya ada disana." Ucap Alea sambil menunjuk toilet yang ada di dalam apartemennya.
Bratt pun berjalan menuju toilet yang Alea tunjuk. Sedangkan Alea, ia masuk ke dalam kamarnya untuk menaruh tasnya dan mengganti pakaian kerjanya dengan pakaian rumahan.
Tak lama Bratt pun keluar dari dalam toilet dan berjalan melihat-lihat foto yang ada diatas bufet. Foto Alea bersama dengan sang suami. Lalu mengalihkan pandangannya pada foto pernikahan yang berukuran besar yang menempel di dinding.
"Sepertinya aku pernah melihat pria ini, tapi dimana?" Gumam Bratt saat memperhatikan wajah suami Alea.
Tak ingin di hantui rasa penasaran, Bratt pun mengeluarkan ponselnya, lalu mengambil gambar foto pernikahan Alea yang ada di dinding. Ia ingin mencari tahu tentang suami Alea, karena feeling Bratt mengatakan Bratt seperti mengenal sosok suami Alea itu.
Ceklek. Pintu kamar Alea terbuka.
Cepat-cepat Bratt memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan berpura-pura melihat-lihat foto lagi.
"Apa ini suami mu?" Tanya Bratt.
"Iya Tuan." Jawab Alea.
"Sudah berapa lama kalian menikah?"
"Sudah satu tahun lebih, Tuan."
"Maaf, apa kalian belum memiliki anak?" Tanya Bratt. Sebenarnya ia tidak enak hati untuk menanyakan ini, tapi karena rasa penasarannya cukup tinggi maka Bratt pun mengeluarkan pertanyaan seperti itu.
Padahal pertanyaan tentang lama Alea menikah dan tentang anak, sudah Bratt tanyakan pada Alea tadi saat mereka ada diruangan Bratt. Tapi sepertinya Bratt tidak terlalu memperdulikan jawaban Alea karena pertanyaan yang tadi ia tanyakan hanya lah sekedar basa-basi saja.
"Belum Tuan. Kami jarang bersama."
"Memangnya suami mu kemana?"
"Dia pelaut Tuan. Paling setahun hanya dua atau tiga kali kapalnya bersandar. Dan sekalinya pulang paling hanya satu minggu dirumah." Jawab Alea.
"Ooo.." Bratt hanya membulatkan mulutnya, tapi otaknya makin merasa penasaran dengan sosok suami Alea.
"Apa suami mu seorang Kapten?"
Alea menganggukkan kepalanya.
Melihat Alea menganggukkan kepalanya, rasa penasaran Bratt berubah menjadi rasa aneh. Aneh karena seorang Kapten yang Bratt ketahui berpenghasilan sangat banyak hanya tinggal di apartemen bertipe convirtable itu pun menyewa.
Bratt tahu apartemen itu adalah apartemen sewaan dari CV yang di berikan Hesron. Disana tertulis bahwa Alea masih menyewa sebuah apartemen.
"Ooo." Lagi dan lagi Bratt hanya membulatkan mulutnya.
"Ya sudah, kalau begitu aku permisi dulu. Terimakasih banyak telah memberiku tumpangan toilet. Dan sekali lagi, aku minta maaf atas kejadian di ruang kerja ku tadi. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk berbuat seno*noh pada mu. Semua mengalir begitu saja." Ucap Bratt.
"Iya Tuan, saya mengerti." Balas Alea.
"Ya sudah, saya pulang dulu yah." Pamit Bratt sekali lagi.
Alea menganggukkan kepalanya.
Bratt pun berjalan menuju pintu dan diikuti Alea dari belakang untuk mengantar Bratt sampai didepan pintu.
Setelah Bratt keluar dari dalam apartemennya, cepat-cepat Alea kembali ke dalam kamar. Ia sudah tidak sabaran melihat barang pemuas hasrat yang ia beli online itu. Dan pastinya juga sudah tidak sabaran untuk mencoba-nya.
*
*
*
Bersambung...
wong situ juga doyan...