cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menikah
Rima yang mulai terbangun pun memindai sekitarnya dan hanya melihat Haikal yang kini tengah tertidur di kursi yang tak jauh dari nya
Karena sudah tidak tahan lagi untuk ke kamar mandi akhirnya Rima pun mencoba bangun sendiri dan dirinya juga enggan untuk meminta bantuan pada Haikal
Kreeeek
Suara derit ranjang rumah sakit tempat Rima berada berbunyi saat ia sedang mencoba untuk bangun
Haikal yang mendengar nya pun segera terbangun dan mendapati ibunya seperti sedang kesusahan untuk bangun
"ibu mau ke mana, kenapa gak bangunin Haikal" ucap Haikal khawatir tapi Rima justru acuh dan mencoba menepis tangan Haikal yang hendak membantu nya
"Diana... Diana kamu dimana" teriak Rima mencoba mencari Diana
"Bu, Diana tidak ada dia sedang pulang untuk melihat keadaan ibunya. Ibu mau apa biar Haikal bantu" ucap nya lagi
Rima yang merasa tak sanggup berdiri sendiri pun akhirnya menerima bantuan Haikal untuk diantar ke kamar mandi bahkan Haikal pun turut membantu ibunya membersihkan bekas buang air kecil ibunya itu
"ibu minum dulu ya setelah itu ibu makan biar Haikal suapi"
"tidak perlu sok perhatian seperti ini bukankah kamu senang melihat ibu seperti ini" sinis nya
"ibu ngomong apa sih tentu Haikal sedih melihat ibu seperti ini, maafkan Haikal Bu tolong restui lah kami, aku dan Maira saling mencintai Bu" pintanya sepenuh hati
Rima menatap tajam wajah putranya itu bahkan hatinya pun sulit terima dengan apa yang baru saja di dengar nya
"bunuh ibu Haikal agar kamu bisa menikah dengan anak wanita murahan itu" jawab Rima tegas
"Bu...."
"pergi dari sini, aku tidak ingin melihat mu ada di sini selama kamu belum menyelesaikan hubungan mu dengan mereka" ucap nya lirih lantas setelah nya Rima kembali merasakan sakit yang teramat di kepala nya hingga membuat Haikal panik dan akhirnya memanggil dokter untuk memeriksa keadaan ibunya itu
Beberapa saat kemudian
"bagaimana keadaan ibu saya dok" tanya Haikal khawatir
"ada sebuah tekanan di pikiran beliau entahlah sepertinya pasien sedang ada masalah" jawab dokter mencoba mencari tahu
"jika memang masalah nya dengan Anda saya sarankan untuk mencari solusi terbaik demi kesembuhan pasien karena sebaik apapun perawatan dan obat yang kami berikan jika sumber masalah nya masih ada maka akan sulit untuk kesembuhan pasien" ujarnya lagi
"saya memang sedang ada masalah dengan ibu saya dok,lalu saya harus bagaimana?" tanya Haikal
"mengalah... mengalah lah dulu demi kesehatan beliau lalu selesaikan dengan perlahan" saran dari dokter tersebut lantas pergi meninggalkan Haikal dan Rima berdua di dalam ruang rawat
"maaf maafkan Haikal Bu, Haikal janji akan melakukan apapun untuk ibu tapi ibu juga harus sembuh. Haikal janji akan menuruti semua kemauan ibu" janjinya pada Rima yang saat ini memejamkan matanya, Haikal berkali kali menciumi tangan ibunya dengan penuh haru
"tolong... tolong, lepaskan aku, lepaskan aku kalian berdua pembohong, kalian sudah gila, lepaskan aku Hesti.... Bang lepaskan aku... huhuhu" suara teriakan Rima mengagetkan Haikal yang sedang berada di sampingnya
Rima yang terlelap tiba tiba berteriak meracau tak karuan sedang peluh membasahi wajahnya
"wanita murahan, kalian gila.... pergi, pergi Hesti, pergi!!!" racau Rima dengan mata yang masih terpejam
Haikal pun mencoba membangunkan Rima dengan tergesa hingga beberapa saat setelahnya Rima pun membuka matanya dengan nafas yang memburu
"Bu minum dulu ya," Rima menerima segelas air putih yang di berikan oleh Haikal tapi raut wajah cemasnya tak menghilang
"Bu...ibu mimpi buruk ya" tanya nya tapi Rima bergeming dia bahkan menatap tajam wajah putranya itu
"Bu...." Haikal menatap Rima yang terlihat begitu gelisah bahkan ibunya terus memindai seluruh ruangan
"ibu cari siapa, hanya ada kita di sini Bu, tenang lah dulu ibu baru saja mimpi buruk"
"pergi Haikal pergi, kamu hanya mengingatkan ibu tentang masa kelam dulu"
"maaf maafkan Haikal Bu, malam ini Haikal janji akan meninggalkan Maira dan menuruti semua keputusan ibu, tolong maafkan Haikal Bu" Haikal akhirnya mengalah untuk kesembuhan ibunya meski sebenarnya dia berat untuk memutuskan hubungan dengan Maira
"bohong kamu selalu berbohong kepada ibu, Haikal. Jangan pikir sekarang ibu akan percaya lagi sama kamu"
"Haikal tidak akan berbohong Bu, kali ini Haikal berjanji akan menuruti semua keputusan juga keinginan ibu"
Rima terdiam mendengar nya lantas setelahnya ia pun kembali bersuara
"ibu butuh bukti bukan hanya sekedar janji"
"baik akan Haikal buktikan bu tapi Haikal juga butuh waktu"
"bukan kah tadi kamu bilang akan menuruti semua keinginan ibu mu ini Haikal?" tanya Rima memastikan apa yang di ucapkan oleh putranya tadi bukanlah sebuah kebohongan
Haikal mengangguk membenarkan lantas Rima pun kembali berucap
"ibu ingin kamu menikah" ucap nya
"menikah? Dengan siapa Bu?"
"Diana"
Haikal dan Rima terdiam beberapa saat.
Haikal yang sebenarnya pun sudah menduga jika sang ibu akan menyebut nama Diana di akhir keputusan nya
"Bu.... bukan Haikal menolak tapi kami tidak saling cinta lantas bagaimana kami akan memulai pernikahan jika kami tidak saling memiliki rasa"
"cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu Haikal, dengan menikahi Diana ibu akan percaya jika kamu lebih memilih bakti mu kepada ibu tapi jika kamu menolak berarti memang ibu tak lebih berarti daripada gadis itu"
"Bu, Haikal akan meninggalkan Maira tapi untuk menikahi Diana.... apakah dia juga akan setuju dengan perjodohan yang ibu buat ini"
"ibu yang akan bicara dengan Diana asalkan kamu setuju untuk menikah dengan dia, ibu yakin dia akan menjadi istri yang berbakti kepada suami nya juga bisa membuat mu melupakan gadis itu"
Haikal yang terlanjur berjanji untuk memenuhi semua keputusan Rima pun akhirnya setuju dengan perjodohan yang Rima buat untuknya meski sebenarnya dia sangat tidak menginginkan jika Diana menjadi istrinya
Rima tersenyum puas, rasa lega menyelimuti hati nya mendengar persetujuan dari Haikal. Rima begitu yakin jika Diana lah yang pantas menjadi istri putranya itu
Hasrat ingin segera pulih pun kini muncul di hatinya seiring kelegaan mendengar ucapan putranya
"sekarang sudah malam ibu istirahat ya"
"ya ibu akan istirahat, rasanya ibu tidak sabar menunggu besok untuk berbicara dengan Diana" Rima yang merasa lega dengan jawaban Haikal pun akhirnya bisa bernafas lega saat ini
Dalam angan angan Rima jika Haikal menikah dengan Diana maka tidak akan mungkin ada celah lagi untuk putranya bisa bersama lagi dengan Maira karena akan ada tanggung jawab baru yang akan mulai di jalaninya
...****************...
please like and coment ya guys, setiap kritikan dari kalian begitu berarti buat aku
oh ya baca karya q yang lain ya "wanita kedua by Ariska Raza" karya lama cuma beda akun aja
🥀🥀🥀 love you guys.....