Istriku Bocah

Istriku Bocah

Bab 1

Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.

"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.

Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.

"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.

"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.

Bagaimana ceritanya mereka bisa menikah? Mari simak ceritanya.

...****************...

Siapa yang tidak kenal dengan seorang pria bernama Maxime Keano. Sosok pria yang sangat tampan dan kaya raya. Tak heran jika ada banyak wanita yang berharap bisa menjadi pendamping hidupnya.

Pria yang memiliki paras yang sangat tampan, badan yang atletis dan berotot, berkulit kuning, hidung mancung, dan bermata elang tersebut sering dijuluki killer bos, karena ketika dia sedang marah akan sangat menakutkan. Sehingga sudah banyak karyawan yang dia pecat jika tidak becus dengan pekerjaannya.

Seperti hari ini, Maxime sedang memarahi seorang OB bernama Rachel, sehingga pria itu memanggil Rachel ke ruangannya.

"Maaf Pak, apa saya telah melakukan kesalahan lagi?" Tanya Rachel kepada Maxime.

Sejujurnya Rachel sangat membenci pria itu. Padahal kesalahan yang dia lakukan hanya sepele, hanya gara-gara kopi yang dia buat kurang manis ataupun hanya gara-gara ada satu helai rambut dia rontok dan jatuh ke mejanya, hal seperti itu seakan menjadi masalah besar bagi Maxime.

"Apa kamu tidak lihat ini?" Tanya Maxime dengan nada ketus sambil memperlihatkan jari telunjuknya yang ada setitik debu.

Rachel pun mengomel di dalam hatinya, dia membayangkan dirinya yang sedang menjambak rambut Maxime sambil bilang, "Astaga. Hanya setitik debu saja sampai harus dipermasalahkan?"

Tapi Rachel tidak mungkin melakukannya. Dia harus menahan diri dan harus tetap bersikap ramah dan sopan, dia sangat membutuhkan pekerjaan itu, walaupun hanya sebagai OB di perusahaan Keano Group. "Maafkan saya Pak, lain kali saya tidak akan melakukan kesalahan lagi."

Maxime menghela nafas dengan kasar, dia pun berkata kepada Rachel dengan sorot matanya yang tajam. "Siapa namamu?"

Bagi Maxime, semua pegawai rendahan di perusahaan sama sekali tidak penting untuknya, sehingga dia tidak perlu mengingat mereka. Hanya saja dia mengenal wajah Rachel, karena baginya Rachel sering melakukan kesalahan, yang sangat membuatnya kesal.

"Nama saya Rachel, Pak."

"Oke, Rachel. Kamu harus ingat baik-baik. Aku akan memberikan satu kesempatan lagi padamu. Jika kamu melakukan kesalahan lagi, aku tidak akan segan-segan untuk memecat kamu. Mengerti?" Maxime memberikan satu kesempatan lagi kepada Rachel.

Rachel menganggukkan kepalanya. "Baik, Pak."

Setelah Rachel keluar dari ruangannya, Maxime pun menggerutu dengan pelan, "Sepertinya aku sudah kecolongan. Mengapa perusahaan bisa memperkerjakan bocah seperti dia?"

...****************...

"Hahaha..."

Terdengar suara tawa di ruangan khusus OB. Lea merasakan perutnya sakit ketika mendengarkan cerita dari Rachel. Rachel bercerita sambil memperagakan bagaimana mimik wajah Maxime ketika sedang marah.

"Padahal hanya setitik debu lho, sampai aku terancam mau dipecat." Ucap Rachel dengan nada kesal.

Rachel adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group. Setiap hari dia bekerja shift sore, setelah pulang sekolah. Saat ini dia sudah menginjak di bangku kelas 3 SMA.

"Ya begitulah Tuan Maxime. Makanya dia dijuluki killer bos. Tapi sumpah dia ganteng banget." Lea malah memuji ketampanan Maxime.

"Ganteng apanya? Dia sangat arogan, angkuh, dan suka bicara ketus. Bagi aku dia sangat menyebalkan." Rachel berkata sambil bergidik ngeri. Bagi dia sama sekali tidak ada yang menarik dari seorang Maxime Keano. Walaupun pria itu sangat tampan, tapi percuma kalau kepribadiannya tidak setampan wajahnya.

"Pasti mata kamu katarak ya, Hel? Aku yakin kamu gak bakal nolak kalau tiba-tiba dia datang melamar kamu? Siapa coba yang mau menolak seorang Maxime Keano." Canda Lea.

"Aku masih sekolah, Kak. Belum mikirin masalah begituan. Lagian masa selera aku om-om."

Gadis seusia Rachel memang belum memikirkan masalah pernikahan. Dia sangat berharap setelah lulus sekolah, dia bisa melanjutkan kuliah. Dan dia merasa memang usia Maxime terlalu dewasa untuknya. Dia sebentar lagi akan menginjak usia 18 tahun, sedangkan usia Maxime sudah 25 tahun.

Lea pun tertawa, "Oh iya, aku lupa. Kamu kan masih bocah."

"Ish... Aku sebentar lagi delapan belas tahun, kak. Udah gede lah. Udah bisa cari uang." Rachel paling kesal kalau ada yang masih menganggapnya masih bocah, walaupun sebenarnya dia memang masih remaja.

Rachel adalah karyawan yang paling muda. Sifatnya yang ceria membuat dia gampang beradaptasi dengan semua OB yang bekerja di perusahaan itu, termasuk Lea.

Gara-gara Maxime sering mengomelinya, sampai Rachel sering bermimpi buruk, dia bermimpi Maxime datang ke dalam mimpinya. Bagi Rachel, memimpikan Maxime jauh lebih menyeramkan dari pada bermimpi horor. Apalagi kalau sampai tinggal bersama dengan pria itu, dia tidak bisa membayangkannya. Jangan sampai pernah terjadi. Lagian dia masih sekolah, tidak pernah bermimpi akan menikah muda.

...****************...

Di Mansion Keano, terlihat ada banyak pelayan yang sedang sibuk mencari keberadaan kalung milik Nenek Margaretha. Kalung itu sangat berharga bagi sang nenek, karena kalung tersebut adalah kado pernikahan dari mendiang suaminya.

"Aku tidak mau tahu. Kalian harus menemukan kalung itu!" Nenek Margaretha memberikan perintah kepada semua pelayan yang ada di mansion. Bahkan dia juga sudah melaporkannya kepada polisi. Sehingga banyak polisi yang mengerahkan seluruh anggotanya untuk mencari kalung yang harganya sangat fantastis.

Bagi Nenek Margaretha, dia sama sekali tidak mempermasalahkan harga kalungnya. Tapi kalung itu sangat berarti untuknya, memberikan banyak kenangan yang tidak akan pernah bisa dia lupakan.

Saking frustasinya karena sudah hampir dua hari kalung tersebut belum juga ditemukan, sehingga wanita tua itu pun berkata, "Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku."

Nenek Margaretha tidak akan pernah main-main dengan ucapannya.

Namun, bagaimana kalau kalung tersebut ditemukan oleh seorang gadis remaja, apakah sang nenek tetap akan memenuhi janjinya?

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

Yuhuuu aku datang thor 🤦‍♀️🤣🤣🤣 ngakak brutal salah masuk kamarr oeyyy wkwkwkwk

2024-10-05

26

Ass Yfa

Ass Yfa

kemarin 2 udah mampir lupa favorit jadi hilang deh... ini ketemu lagi 😭😭

2024-10-25

0

Mayrima Najma

Mayrima Najma

Aku kembali singgah hai.. outhor keren 👍🏻👍🏻

2024-11-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!