"Anda memang istriku,tapi ingat....hanya di atas kertas, jadi jaga batasan Anda"
" baik.... begitu pun dengan anda, tolong jangan campuri urusan saya juga, apapun yang saya lakukan asal tidak merusak nama baik keluarga anda, tolong jangan hentikan saya"
bismillahirrahmanirrahim...
hadir lagi... si wanita lemah lembut, baik hatinya , baik adabnya , baik ucapnya....tapi ingat, Hanya untuk orang-orang yang baik padanya, apalagi pada keluarga nya...
Rukayyah... gadis bercadar yang menutupi seluruh tubuhnya dengan kain kebesaran serta berwarna hitam, bahkan hanya kedua matanya saja yang terlihat.... terpaksa harus menerima perjodohan, karena wasiat kakeknya dulu, dan memang di lingkungan pesantren semua saudaranya menikah karena di jodohkan...hanya kakak laki-lakinya yang paling lembut hatinya mencari sendiri jodoh nya, siapa lagi kalau bukan Yusuf dan Zora....
nantikan kisah selanjutnya, semoga sukaaaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pemecatan Rubby.
Hilman kemudian berbalik ke arah Rubby dan semua karyawan yang menonton.
Hilman berbicara dengan tenang, tatapan nya dingin pada semua orang kecuali istrinya dan suaranya lantang, lalu menatap Rubby dengan mata dingin "Kamu bilang dia tamu tak diundang, Rubby? Dengar semuanya!....
Wanita ini," Hilman meraih lengan Rukayyah, " dia adalah istriku yang sah! Rukayyah Effendi! Dia adalah Nyonya Besar di perusahaan ini! Dan dia punya hak penuh untuk masuk dan keluar kapan pun dia mau!"
Hilman menarik Rukayyah erat ke sisinya, menatap Rubby dengan tatapan penuh penghinaan.
"Mulai hari ini, kau tidak punya hubungan apa-apa lagi denganku, Rubby. Kau kupecat. Jangan pernah lagi mengganggu istriku, atau kau akan berurusan denganku!"
Rubby berdiri mematung setelah mendengar pengakuan Hilman dan pernyataan pemecatannya. Rencana kolaborasinya dengan Patricia, yang ia lakukan demi cinta dan dendam, kini hancur total.
Semalam Rubby dihubungi oleh adiknya Hilman, Patricia. Mereka bekerja sama untuk menyingkirkan Rukayyah. Itulah mengapa Rubby dengan sengaja menahan Rukayyah di luar agar orang-orang Selena punya waktu untuk menyabotase mobil Rukayyah dan memastikan kecelakaan terjadi saat Rukayyah pulang.
Tetapi yang terjadi sekarang, alih-alih sukses, dia malah dipecat dan dihina di depan semua orang.
Rubby tidak terima. Ia menjatuhkan dirinya ke lantai marmer yang dingin. Dia menangis, meraung, bahkan berlutut di depan Hilman, meraih kaki celana kekasihnya.
Rubby menahan Hilman sambil terisak-isak histeris "Hilman, hiks hiks hiks....jangan! Kumohon! Jangan pecat aku! Apa salahku, Hilman? Aku mencintaimu! Aku lakukan semua ini demi kamu!"
Ia mengeluarkan kata-kata sedih, merengek, berharap Hilman iba padanya. Ia mencoba membalikkan keadaan, berpura-pura bahwa pemecatan ini adalah perpisahan mendadak yang menyakitkan.
"Aku terima kau memutuskan aku mendadak!".
, Rubby berpura-pura menerima perpisahan ini.
"tapi jangan ambil pekerjaanku! Aku... aku sangat membutuhkan pekerjaan ini Hilman ...hiks hiks hiks, tolong jangan pecat aku, maafkan aku...." isaknya....
Hilman hanya menatap Rubby dengan tatapan dingin, tanpa sedikit pun belas kasihan. Ia sudah mendengar kejujuran Rubby yang penuh kebohongan.
Hilman Menarik kakinya dengan kasar "Kau dipecat karena menghina istriku, Rubby. Itu sudah final.... Keamanan! Bawa dia keluar dari gedung ini sekarang, bersama satpam tadi!" ucapan nya tidak bisa di bantah... begitu lah Hilman, dia sedikit kejam dengan orang-orang yang telah melakukan kesalahan.
Rukayyah berdiri di samping Hilman, menyaksikan semua drama itu dengan tenang. Ia tahu Rubby adalah bagian dari rencana pembunuhan dan kebohongan, dan acting air mata itu sama sekali tidak mempan padanya. Rukayyah melihat drama ini sebagai penggenapan sempurna dari karma bagi Rubby.
***
Setelah drama Rubby berakhir dengan pengusiran yang memalukan, suasana lobi yang tadinya sinis kini dipenuhi rasa penasaran bercampur takjub. Hilman sepenuhnya mengabaikan kekacauan yang terjadi. Perhatiannya hanya tertuju pada Rukayyah..
Hilman berkata pada Rukayyah,, suaranya berubah lembut, tidak seperti biasanya dingin dan memerintah "Ayo masuk. Aku akan menunjukkan isi di dalam perusahaan ini. Kau harus tahu, ini adalah milikmu juga sekarang."
Hilman menggunakan kesempatan ini, bukan hanya untuk mengklaim Rukayyah di depan umum, tetapi juga untuk menghabiskan waktu dengannya dan menunjukkan rasa hormatnya.
Rukayyah hanya mengangguk. Ia mengapresiasi perubahan sikap Hilman. Meskipun perasaannya masih netral terhadap suaminya, ia senang karena posisi dan martabatnya telah diakui.
Saat mereka berjalan melewati para karyawan yang kini menunduk hormat, Hilman berjalan di samping Rukayyah, tidak menyentuhnya. Rukayyah, di sisinya, tetap menjaga batasan dengan berjalan sedikit berjarak dan memastikan niqab-nya tertutup rapi.
Hilman memimpin Rukayyah ke lift pribadi. Di sana, Hilman mencoba melirik Rukayyah, tersenyum kecil pada dirinya sendiri. Ia tahu butuh waktu lama untuk memenangkan hati istrinya yang misterius itu, tetapi kini, ia siap untuk berusaha.
Setelah drama Rubby berakhir dengan pengusiran yang memalukan, suasana lobi yang tadinya sinis kini dipenuhi rasa penasaran bercampur takjub. Hilman sepenuhnya mengabaikan kekacauan yang terjadi. Perhatiannya hanya tertuju pada Rukayyah.
Hilman mulai memamerkan kantornya, menjelaskan tentang struktur dan teknologi yang mereka gunakan. Mereka melewati lantai server yang rumit, area trading yang sibuk, hingga ruang rapat mewah di puncak gedung di dekat ruangan pribadi nya.
Seperti biasa, saat masuk ke dalam perusahaan, ekspresi Rukayyah terlihat biasa saja. Ia tidak menunjukkan kekaguman, ketakutan, atau pun rasa bingung. Matanya yang terlihat dari balik niqab hanya mengamati dengan cepat dan analitis, seolah-olah dia sering masuk ke perusahaan besar dan sudah familiar dengan semua kemegahan itu.
Hilman mengamati reaksi istrinya. Ketika Hilman menjelaskan tentang sistem keamanan siber yang sangat canggih, Rukayyah hanya mengangguk kecil, seolah itu adalah hal yang sangat dasar.
" Kenapa dia tidak terkesan sedikit pun? Wanita mana yang tidak terkesan dengan gedung ini?" gumam Hilman dalam hati.
Hilman semakin curiga dengan istrinya itu. Ia adalah seorang gadis dari pesantren, tetapi perilakunya sangatlah berkelas, pemikirannya strategis, dan pengetahuannya tampaknya luas,jauh melebihi latar belakangnya yang Hilman ketahui.
Kecurigaan Hilman kini bercampur dengan rasa takjub yang tak terhindarkan. Ia tahu Rukayyah adalah teka-teki, dan kini, ia semakin bersemangat untuk memecahkannya....
Hilman berdiri di samping Rukayyah di ruang kantornya yang megah, hatinya terasa sesak dengan emosi yang tidak ia mengerti. Ia menatap Rukayyah yang sibuk mengamati layar display data, bukan memperhatikan perhiasan atau kemewahan ruangan.
Hilman tidak peduli dengan rupa istrinya yang belum pernah ia lihat sama sekali. Ia tidak tahu apakah wajah Rukayyah cantik atau biasa saja, tetapi ia tahu bahwa wajah itu tidak sepenting otak yang berada di baliknya.
Hatinya sudah terikat pada kecerdasan Rukayyah, pada kemampuan wanita itu membalikkan keadaan, dan pada ketenangan yang ia miliki di tengah badai.
Anehnya, dia tidak ada rasa bersalah sedikit pun setelah memutuskan Rubby, padahal dulu ia mencintainya.
Hilman teringat, Ia dulu mencintai Rubby karena kelembutan Rubby, pengertian Rubby, dan kepatuhan Rubby. Hubungan mereka seperti tidak ada tantangan sama sekali. Saat dirinya menyatakan cinta pada Rubby pun tidak ada drama penolakan, semuanya mudah, mulus, dan membosankan.
Kini, Rukayyah adalah kebalikannya. Mendapatkan perhatiannya saja sudah menjadi pertarungan strategi.
" Rukayyah... auranya benar-benar mahal, entah harus seperti apalagi aku akan mendapatkan hatinya, bahkan dia tidak terpesona sedikitpun dengan ketampanan ku, atau mungkin karena dia selalu di kelilingi oleh kedua kakaknya yang walaupun hidup didesa tapi sangat tampan juga gagah" gumam Hilman merasa konyol dengan pemikirannya sendiri.
" tapi aku akan berusaha mendekatinya, kakek menjodohkan aku dengan nya pasti beliau tahu, kalau cucu dari sahabatnya itu istimewa," gumamnya lagi .