Bagaimana jika perawan tua dan seorang duda tampan dipertemukan dalam perjodohan?
Megan Berlian yang tajir melintir harus mengakhiri kebebasanya di usia 34 tahun dengan menikahi Morgan Erlangga, seorang dokter bedah tulang
yang sudah berusia 42 tahun dan memiliki dua anak remaja laki-laki.
Megan, gadis itu tidak membutuhkan sebuah pernikahan dikarenakan tidak ingin hamil dan melahirkan anak. Sama dengan itu, Morgan juga tidak mau menambah anak lagi.
Tidak hanya mereka, kedua anak Morgan yang tidak menyambut baik kehadiran ibu sambungnya juga melarang keras pasangan itu menghasilkan anak.
Megan yang serakah rupanya menginginkan kedua anak Morgan untuk menjadi penerusnya kelak. Tidak peduli jika keduanya tidak menganggapnya sama sekali.
Ikuti kisah mereka, semoga kalian suka ya...🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tante? Panggil Bunda!
David, remaja itu melangkah dengan ragu memasuki hunian mewah milik wanita tua dan ibu tirinya ini.
Beberapa hari yang lalu nenek buyut ini mendatangi rumahnya dan memohon pada dia dan sang ayah tentang tinggal bersama di kediamannya setelah pernikahan ini.
(Sisa waktu-ku hidup tidaklah lama lagi. Jadi aku ingin kalian tinggal denganku. Aku tidak ingin kesepian lagi.) Itulah yang dikatakan nenek tua kepada keduanya.
Setelah Morgan dan David mengambil waktu untuk berpikir, mereka sepakat mengatakan iya, walau dengan berat hati tentunya.
Perumahan elit yang menjadi tempat tinggal Morgan dan kedua anaknya tidaklah buruk untuk ditinggali, cukup luas untuk menambah dua anggota baru, tante Megan dan nenek tentunya. Namun, setelah David melihat tempat tinggal wanita yang dinikahi ayahnya, dia merasa takjub dan berpikir orang seperti keluarga ini tidaklah nyaman bila diajak pindah ke area perumahan elit sekali pun.
"Apa yang kau pikirkan, David? Ayo masuklah, sayang, kau akan bertemu dengan kamar barumu, hmm," nenek bahkan meraih lengan David membuat langkah beratnya terpaksa maju.
Morgan hanya bisa tersenyum tipis. Dia mengerti apa yang sedang dipikirkan putranya saat ini. Anak itu pasti merasa tidak nyaman.
Para pelayan menyambut kedatangan mereka. David kembali terperanga, bahkan pembantu ditempat ini memiliki seragam seperti anak sekolah. Seingatnya, tukang cuci dan setrika dirumahnya yang biasa ia panggil bulek, hanya mengenakan pakaian biasa.
Keempatnya berkumpul di ruang tengah.
"Terima kasih banyak, Morgan, David. Nenek sangat senang kalian setuju tinggal disini." ucap sang nenek.
"Neek, sudahlah! Sejak di mobil nenek sudah berulang kali menyebutkan kata terima kasih." Megan mengingatkan sang nenek. Orang bisa merasa tidak nyaman bila terus mendengar ucapan yang sama.
Nenek juga sangat berterima kasih pada Megan karena saat ini cucunya itu mau menurutinya untuk menikah. Hati nenek sangat legah pastinya.
"Kalian istirahatlah, nenek juga sangat lelah. Megan, pergilah ke kamar lebih dulu. Morgan akan mengantarkan nenek ke kamar. Dan kalian berdua, antar tuan muda ke kamarnya."
Perintah itu diangguki oleh dua pelayan yang stay disana siap menerima perintah.
"Mari, Tuan Muda,"
David mengerutkan alis, kebingungan. Sapaan ini terdengar sangat aneh ditelinganya.
David mengikuti keduanya naik ke lantai 2.
"Tuan Muda, ini kamar anda. Silahkan masuk dan beritahu kami jika ada yang kurang."
"Tunggu! Tuan muda? Panggil aku David! Aku tidak mau ganti nama." Panggilan ini sungguh menggelikan.
Dua pelayan yang sedari tadi bersikap hormat dan selalu menurunkan pandangan, serentak saling bertatap dan setengah mati menahan senyuman.
David meninggalkan keduanya di ambang pintu.
Ini sangat berlebihan. David menatap seluruh sudut kamar.
Tempat ini terlihat sangat bagus. Aku takut tidak bisa keluar karna terperangkap dengan rasa nyaman.
"Hai, bagaimana? Apa kau menyukai kamar barumu?"
Megan tiba-tiba saja sudah ada di ambang pintu dengan melipat kedua tangan di atas perut, ia berjalan masuk. Terlihat menyebalkan.
"Berapa lama aku dan ayah akan tinggal di sini?"
"Emmmm. Selamanya mungkin," jawab Megan.
"Hah! aku penasaran berapa lama kalian bisa bertahan." Anak ini terdengar sedang meremehkan pernikahan ayahnya sendiri.
"Bukankah selamanya lebih baik? Hidup denganku selamanya tidaklah begitu buruk. Oia, apa ada yang masih kurang dari kamar ini?"
David mengendus napas kasar. "Ini sudah lebih dari cukup, tante."
"Tante? Kau memanggilku tante? Kau lupa aku siapa?" protes Megan.
"Hanya istri ayahku." Jawab David dengan malas.
"Karna aku istri dari ayahmu, maka panggil aku bunda. Okey, jangan seperti anak kecil yang tidak mengerti silsilah dalam keluarga."
Megan pergi setelah mengakhiri kunjungannya dengan sikap manis. "Tidurlah, Nak, selamat istirahat." Ingin rasanya menjewer telinga anak ini saking gemasnya.
"Kenapa dia sangat cerewet?" David menggerutu pelan.
.
.
Cukup dulu, guys... jgn lupa like, komen, vote, hadiah dan tap love ya...🥰🥰