NovelToon NovelToon
Sang Penakluk! - Semalam Bersama Pria Asing

Sang Penakluk! - Semalam Bersama Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:21.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nathasya90

Berawal dengan niat baik untuk menolong membuatnya harus berurusan dengan seorang pria asing yang tanpa Marissa ketahui akan merubah hidupnya 180 derajat. Terlebih setelah insiden satu malam itu.

Kira-kira seperti apa tanggapan pria asing yang bernama Giorgio Adam setelah mengetahui kebenaran dari insiden malam itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nathasya90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERMINTAAN MARISSA

TRING

Dering nada pesan masuk ke dalam ponsel milik wanita itu sebanyak empat kali, dan Marissa sangat tahu siapa yang mengirim pesan-pesan tersebut.

Marissa yang hendak turun dari taksi pun kembali duduk dan mengambil ponsel yang disimpan di dalam clutch bag berwarna hitam.

Senyumnya tersungging tatkala melihat nama di layar ponselnya.

"Di mana? Apa sudah di mansion? Kata pelayan kau belum sampai mansion? Apakah aku perlu menyuruh sopir menjemput, Baby?" Isi pesan Giorgio

Sederet pertanyaan memang akan ditanyakan pria itu jika Marissa tak berada di dekatnya.

"Aku baru sampai dan baru akan masuk ke dalam mansion. Jam berapa kamu selesai? Ada yang ingin aku bicarakan," balas Marissa tersenyum setelah mengetik balasan Giorgio.

"Sebentar lagi. Baiklah, tunggu aku pulang. I love you," tulis pria itu.

Setelah membersihkan diri, Marissa mengambil kembali ponsel miliknya dan memberikan kabar pada Dimi jika dia sudah sampai di rumahnya.

Karena sahabatnya itu mengatakan agar dia tak kepikiran tentangnya. Dan Marissa merasa itu hal yang wajar mengingat dulu Dimi begitu menjaganya.

"Bibi masak apa?" tanyanya saat melihat pelayan tengah sibuk mempersiapkan makan malam untuknya dan Giorgio.

Seketika para pelayan yang berusia tidak muda lagi itu serentak menundukkan kepala saat melihat kedatangan nona rumahnya.

"Nona.. sedang apa disini?" tanya kepala pelayan yang bernama Niki itu.

"Aku hanya bosan, Bi. Apa kalian akan memasak untuk makan malam?" tanyanya lagi.

"Iya, Non. Apa, Nona sudah lapar? Makanannya akan siap sebentar lagi," sahut salah satu pelayan yang baru dilihatnya itu.

"Kalian tak perlu sungkan padaku, kita sama di mata Tuhan. Kalian tak perlu kaku seperti itu jika bersamaku, santai saja, okay!" seru Marissa .

Para pelayan tua itu tak menjawab dan hanya menundukkan kepala sebagai jawaban dari perintah nona mudanya.

"Iya, Nona. Kita memang sama di mata Tuhan … tapi tidak sama di mata Tuan Adam," batin salah satu maid.

"Nona silahkan kembali ke kamar. Setelah semua siap kami akan memanggil, Nona kembali." ujar Niki.

"Aku sudah cukup istirahat tadi. Baiklah, aku akan menunggu di taman belakang saja." Jawab Marissa lalu beranjak pergi menuju taman belakang.

Terdengar suara helaan napas dari para maid itu.

"Jangan sampai, Tuan tahu jika nona muda ke dapur," titah Niki pada maid lainnya dan diangguki serentak oleh mereka.

Senyum wanita bermata biru itu tersungging saat melihat gazebo di mana mereka memadu kasih semalam bahkan mereka kembali bercinta saat pagi menjelang dan mengulang kembali saat kembali ke dalam kamar.

Marissa sangat suka merendam kaki di kolam renang. Hingga tidak menyadari kehadiran seseorang di belakangnya.

"Apa yang kamu lakukan di sini??" Giorgio dengan posisi satu tangan masuk ke dalam saku celana dan satu tangannya lagi bersandar pada daun pintu. Persis seperti model iklan yang pernah dilihat Marissa di salah satu majalah.

"Kemari lah, Baby. Kau sangat suka bermain air jika sudah berada di kolam renang. Apa kau keturunan ikan duyung, huh?!" kelakar Giorgio dan membuat Marissa tertawa kecil.

Marissa lalu bangkit dari duduknya kemudian menghampiri pria yang berada di depan pintu itu. Marissa masuk ke dalam dekapan pria itu dan mencium bibir tebal yang sangat dirindukan.

Giorgio menyambut Marissa lalu melumat bibir wanita yang sudah menjadi candunya itu. "Aku merindukanmu."

"Kita baru berpisah beberapa jam lalu dan kau sudah begitu merindukanku, heum?!" ucap wanita itu dengan senyum menggoda.

Entah mengapa hasrat pria itu sangat mudah terpancing bahkan hanya dengan meraba dada bidangnya.

Dan entah sejak kapan tangan pria itu sudah berada di dalam dress yang dikenakan Marissa sedang satu tangannya bermain di selangkangan paha wanita itu.

"Aaahhhh …" lenguhan panjang keluar dari bibir tipis Marissa saat merasakan jari Giorgio bermain di bawah sana.

Mereka saling memagut dan membelit lidah. Ciuman yang awalnya hanya kecupan selamat datang berubah mendadak menjadi ciuman yang erotis.

Marissa sudah berada diatas tubuh Giorgio dengan kedua kaki berada di pinggang pria itu.

Giorgio membawa tubuh Marissa ke arah gazebo dengan tanpa melepas pagutannya.

Deru napas kedua insan yang dimabuk asmara itu pun semakin berat menandakan hasrat keduanya sudah berada di puncak tertinggi.

Dengan tak sabar Giorgio membantu Marissa membuka pakaiannya, begitupun sebaliknya Marissa juga membantu melepas kemeja yang dikenakan Giorgio dengan cepat.

Giorgio membuka celananya hanya sampai sebatas paha saja karena mereka akan melakukannya dengan sangat cepat karena mengingat para maid masih berada di dalam area mansion.

Giorgio langsung masuk ke dalam inti permainan karena merasa milik wanita itu sudah basah karena permainan tangannya tadi. Memasukkan miliknya dan bergerak dengan cepat karena hasrat keduanya yang sudah berada di ubun-ubun.

AH AH AH

Suara napas keduanya saling bersahutan dan seirama seiring dengan gerakan tubuh keduanya.

Marissa mencengkram lengan Giorgio dengan kuat saat mendapat pelepasannya yang pertama.

AAAAAHHHHHH...

Desahan panjang itu terdengar seksi di telinga Giorgio. Kemudian membalik tubuh Marissa dan kembali memasukkan miliknya itu dari belakang.

Satu tangannya memeluk perut Marissa dengan posesif agar tidak bergerak sedang tangan satunya menahan tangan Marissa di atas kepalanya. Giorgio bergerak cepat dan keras saat menghentakkan pinggulnya hingga tubuhnya bergetar saat mendapatkan puncak dari kegiatan panas mereka.

"Kamu nikmat sekali, Sayang. Aku merasa ingin terus bercinta denganmu setiap saat," racau Giorgio mencium punggung polos Marisa tanpa melepaskan kejantanannya yang masih berada di dalam sana.

Mereka kini sudah berada di meja makan setelah menyelesaikan kegiatan panas mereka di taman belakang.

Mereka makan dengan tenang. Marissa mengambilkan makanan dan lauk pauk ke dalam piring Giorgio.

"Thank you, Baby," ucap pria itu dan mendapat senyuman indah sebagai jawaban.

Marissa melayani pria itu seperti seorang istri melayani suaminya. Dan entah mengapa Giorgio merasa senang diperlakukan seperti itu. Giorgio merasa hidupnya sudah sangat sempurna setelah kehadiran Marissa di hidupnya.

Pekerjaan yang lancar, wanita yang begitu dicintainya berada di dekatnya dan tentunya dia bisa bercinta kapan saja dan di mana saja dia kehendaki. Sedang masalah sang oma, Giorgio tidak terlalu memikirkan karena merasa sang oma juga tidak lagi menerornya.

Setelah makan malam, keduanya kembali ke dalam kamar.

"Kemari lah, my love," Giorgio seraya menepuk sisi kasur disebelahnya. Entah sudah berapa jenis panggilan sayang yang dilontarkan pria itu pada Marissa.

"Sebentar," sahut Marissa tanpa berbalik dan masih sibuk dengan kegiatannya di depan cermin.

"Come on! Apa yang kau poles itu? Wajahmu bahkan sudah cantik tanpa memakai semua cream-cream wajahmu itu!" seru pria itu tak sabar.

Marissa tergelak melihat ketidaksabaran Giorgio.

"Oke, aku sudah selesai!" seru wanita itu saat melihat pria itu akan beranjak dari ranjang.

Marissa lalu naik ke atas kasur dan ikut berbaring di samping Giorgio dengan bahunya sebagai sandaran kepalanya.

"Bukankah tadi kau mengatakan ingin membicarakan sesuatu padaku?" tanya pria itu yang sedang memeluk tubuh Marissa dengan erat.

"Benar, aku sampai lupa … untung kau ingatkan."

"Dasar, masih muda juga sudah pelupa!"

"Aku bisa lupa juga gara-gara kamu, kalau lupa!" Marissa berdecak kesal.

"Benarkah? Kok bisa? Memang apa yang aku lakukan?" tanya Giorgio dengan muka polos. Sebenarnya dia tahu maksudnya apa, hanya saja dia ingin menggoda wanita itu. Marissa terlalu menggemaskan dengan wajah kesal seperti itu.

"Aku sampai lupa karena otakku hanya dipenuhi olehmu. Puas!" Kan benar kata Giorgio, Marissa terlihat lucu dengan ekspresi seperti itu.

Giorgio menangkup wajah cantik wanitanya kemudian berkata, "Cintaku bahkan jauh lebih besar dari cintamu padaku. Percayalah!" seru Giorgio mengecup pucuk kepala Marissa .

"Sekarang ceritakan padaku apa yang ingin kau katakan tadi."

"Eum... aku mau kasih tahu kalau mulai besok aku sudah mulai kerja lagi," ucap Marissa .

"Kerja?" tanya pria itu dengan alis terangkat ke atas.

"Iya, tadi sore hrd tempat aku masukkan cv sudah meneleponku. Mereka memintaku datang besok untuk tanda tangan kontrak," pungkas Marissa dengan jari yang bermain di sekitar dada bidang pria itu.

"Aku kira kau sudah tidak mau bekerja lagi!" seru Giorgio lalu menahan tangan wanita itu agar berhenti bergerak. Karena akan berbahaya jika hasratnya sampai naik kembali dengan kondisi mereka sama-sama kelelahan hanya karena keisengan wanita itu.

"Bukan tidak mau bekerja lagi. Aku hanya ingin memanfaatkan otak dan ijazahku saja, terlebih ada kesempatan. Kenapa tidak? Benarkan!" seru wanita itu mengedikkan bahu ke atas.

Pria mengernyitkan dahi tanda jika dia sedang bingung. Kemudian mendudukkan tubuhnya dengan tegak dan menghadap ke arah wanita itu secara otomatis Marissa ikut menegakkan tubuhnya juga.

"Kenapa tidak membicarakannya denganku terlebih dulu? Dan.. kenapa baru sekarang kau memberitahuku soal ini. Kenapa sayang kenapa??!" tanya pria itu dengan mata menyipit. Sorot matanya begitu tajam hingga membuat Marissa menelan saliva dengan berat.

"Eum.. karena aku pikir itu bukan hal yang penting buatmu. Lagipula aku tidak mungkin selamanya tinggal denganmu, aku tentu harus mulai menyiapkan masa depanku sendiri karena kita tidak pernah tahu ke depan akan seperti apa, Gio," terang wanita itu.

"Aku hanya ingin mandiri dan mempunyai pekerjaan yang pasti dan nantinya bisa membuatku menjadi wanita yang mandiri tanpa bergantung pada orang lain, termasuk bergantung padamu," lanjut wanita itu menerawang.

"Harus berapa kali aku bilang jika kita akan terus bersama selamanya, Ris. Selamanya!" tandas pria itu dengan wajah serius. Dia paling tidak suka dengan tema obrolan seperti ini karena tahu ujungnya itu ke mana.

"Iya, tapi bagaimana jika kedepannya kamu tiba-tiba berubah dan pergi meninggalkanku? Aku akan jadi apa jika aku tak bisa menjadi wanita mandiri dalam segala aspek," ujar wanita itu dengan jujur. Marissa hanya menyampaikan kekhawatiran yang dirasakan.

"Itu tak mungkin, Ris. Hanya kau yang akan menjadi wanitaku, You're the only one!" ucapnya menyakinkan.

Tidak ada keraguan saat Giorgio mengatakannya. Marissa pun bisa melihat kesungguhan pria itu. Tapi sekali lagi Marissa dihantam kenyataan yang ada.

Bagaimanapun dirinya tidak bisa berharap 100 persen pada Giorgio. Bagaimanapun juga pria itu sudah mengatakan jika dia tidak ingin memiliki hubungan serius. Mau tidak mau itu membuatnya harus membuat plain B. Bagaimanapun juga ada anak yang nantinya harus dia hidupi.

"Tidak ada yang tak mungkin, Gio. Aku harus punya tabungan yang cukup untuk membesarkan anak kita jika suatu saat kamu mengetahui kehamilanku dan tak menginginkannya," lirih wanita itu dalam hati.

Wanita itu lalu menangkup rahang tegas milik pria itu dan mengecup bibirnya dengan singkat kemudian memeluk tubuh pria itu dengan erat.

"Izinkan aku, Gio. Walau sebenarnya ... tanpa izinmu pun aku berhak menentukan pilihanku karena kita tidak pernah terikat dalam hubungan apapun," ujar Marissa .

Deg

Jantung Giorgio seketika mencelos mendengar perkataan wanitanya.

"Aku memberitahumu karena aku menghormati keberadaan mu disisiku. Maaf jika perkataanku mungkin menyinggung perasaanmu. I'm sorry," sambungnya kemudian.

Marissa semakin mengeratkan pelukannya. Ia takut jika Giorgio akan marah atau tersinggung dengan ucapan yang dia katakan tadi.

*

*

Keesokan harinya, baik Giorgio maupun Marissa masih belum saling bicara seperti biasanya. Hanya pembicaraan singkat yang mereka ucapkan jika salah satu dari mereka sedang bertanya atau menyapa, seperti halnya pagi ini saat mereka bertemu di meja makan.

"Pagi," Kata Marissa mengecup bibir prianya.

"Heum, pagi," jawab pria itu singkat.

Ya, setelah pembicaraan mereka tadi malam, Giorgio memilih tidur di kamar lain.

Awalnya Giorgio memang harus menyelesaikan pekerjaan yang tiba-tiba berubah dari schedule awalnya, namun saat selesai langkahnya terhenti saat akan memasuki kamarnya bersama Marissa . Ada perasaan kesal dan marah yang dirasakan Giorgio saat itu. Bahkan ia tak habis pikir dengan jawaban Marissa saat ia menawarkan untuk bekerja dengannya di kantor sebagai asisten pribadi.

Flashback on...

"Bagaimana kalau kau bekerja di kantorku? Kau bisa menjadi asisten pribadiku, Bagaimana?" tawar Giorgio.

"No! Aku ingin bekerja sungguh-sungguh, Gio. Jika aku bekerja denganmu sebagai asisten pribadi, bukannya akan bekerja di balik meja namun bisa dipastikan aku akan bekerja di balik tubuhmu," sanggah Marissa dengan cepat.

Pria itu menghembuskan napasnya dengan kasar.

"Kau benar-benar wanita yang sangat keras kepala, Honey. Baiklah, begini saja.. kau tidak usah bekerja tapi aku akan tetap menggaji mu seperti kamu sedang bekerja, bagaimana?" bujuk Giorgio dengan memberikan banyak opsi untuk wanitanya.

Marissa menghela napas dengan panjang seraya menatap netra coklat pria yang sangat dicintainya itu. "Ini bukan cuma soal uang yang aku ingin dapatkan dengan bekerja, Honey. Tapi sebuah pengalaman dan aku ingin kemampuanku bisa diakui dan dihargai oleh orang di luar sana. Please.. aku ingin mandiri. Aku ingin berdiri di atas kakiku sendiri," jawab wanita itu dengan penuh keyakinan.

Dan belum Giorgio menjawab, pria itu tiba-tiba mendapat panggilan telepon dan itu dari asistennya, Roby.

Flashback end.

1
Dinda Putri
🤣🤣🤣 rasakan Gio mau enak"nya aja sih giliran dijambak prortes
Dinda Putri
marrisa jadi Cassandra😩
Nathasya90: 🤦🏼‍♂️Sudah aku edit ya KK.

Terima kasih atas koreksiannya🙏🏼
total 1 replies
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
wkwkwk bayangin duo Gio punya sifat yang sama2 posesif keras kepala menjaga princess klo debat seruu tuh🤣
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
Welcome baby Girls astogeh Gio setelah jadi Papa kok rada lemot ya saking syock bahagia terharu jadi satu sampai pingsan tuh 🤣bangun2 linglung deh
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
rasanya pengen getok kepala mu Gio lelaki macam apa kamu ini usia kandungan Marissa aja gak tau harusnya bisa dihitung dari pertama kali kalian pertama kali berhubungan dari situ bisa dikira2 berapa usia kandungan Marissa dasar maunya enak aja awas siap2 dihukum klo anakmu sudah lahir nnti 🤣
Nathasya90
BANTU OTHOR DENGAN MEMBERI 5🌟 SEBAGAI BENTUK APRESIASINYA.

TERIMA KASIH DAN SUKSES SELALU BUAT KITA SEMUA 🫶🏼
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
Nah semoga Marissa pas melahirkan Gio bisa menemani karena selama ini udah dibuat salah paham biar nyadar tuh gimana perjuangan Marissa hamil dan melahirkan anakmu dengan bertaruh nyawa
yeyi
up terus thor
Nathasya90: siap kk
total 1 replies
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
seiring berjalan nya waktu Gio akan berterima kasih pada Oma karena telah menggagalkan rencana strelir coba klo jadi steril seumur hidup tidak akan pernah punya keturunan
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
Nikmati penyesalan mu Gio
Susilo Brama Yumbara Esbeye
maaf q unsubcribe,makin aneh cerita nya
Susilo Brama Yumbara Esbeye
taik,tinggal ngomong ja malah bkin kinflik trus
Nathasya90: Namanya juga cerita. Kalau langsung ke intinya end dong ceritanya. Tapi terima kasih sudah dibaca walau tidak sampai tamat🙏🏼

sukses terus kk
total 1 replies
Dewi @@@♥️♥️
coba mampir baca,,semoga bagus,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!