Luna Amanda, seorang aktris terkenal dengan pesona yang menawan, dan Dafa Donofan, seorang dokter genius yang acuh tak acuh, dipaksa menjalani perjodohan oleh keluarga masing-masing. Keduanya awalnya menolak keras, percaya bahwa cinta sejati tidak bisa dipaksakan. Luna, yang terbiasa menjadi pusat perhatian, selalu gagal dalam menjalin hubungan meski banyak pria yang mendekatinya. Sementara itu, Dafa yang perfeksionis tidak pernah benar-benar tertarik pada cinta, meski dikelilingi banyak wanita.
Namun, ketika Luna dan Dafa dipertemukan dalam situasi yang tidak terduga, mereka mulai melihat sisi lain dari satu sama lain. Akankah Luna yang memulai mengejar cinta sang dokter? Atau justru Dafa yang perlahan membuka hati pada aktris yang penuh kontroversi itu? Di balik ketenaran dan profesionalisme, apakah mereka bisa menemukan takdir cinta yang sejati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memaksa
Sesampainya di kamar, Aurel membuka pintu perlahan dan terkejut melihat pemandangan yang tak ia duga. Di sana, Luna duduk di depan cermin, mengenakan makeup lengkap, rambutnya disisir rapi, dan bahkan sedikit parfum tercium samar di udara. Luna sedang memeriksa riasannya di cermin dengan sangat teliti, seolah dia bersiap untuk menghadiri suatu acara.
"Luna!" seru Aurel dengan suara tegas, membuat Luna terkejut dan hampir menjatuhkan lipstik yang sedang ia pegang. "Apa yang sedang kamu lakukan?"Luna berusaha tersenyum, meski jelas ia ketahuan. "Aku hanya ingin terlihat sedikit lebih segar, Aurel. Aku sudah merasa lebih baik."Aurel menatapnya dengan tatapan tajam. "Lebih baik? Kamu bilang ke semua orang kalau kamu masih merasa sakit. Aku bahkan harus menunda semua jadwal syutingmu, sementara kamu di sini dandan seperti mau ke pesta!"
Luna memasang ekspresi polos. "Aurel, aku hanya... ya, aku masih pusing sedikit, tapi kan tidak ada salahnya merapikan diri?" Aurel mendekat, tidak bisa menahan rasa kesalnya. "Luna, aku sudah bicara dengan dokter Dafa. Dia bilang kamu sudah benar-benar sembuh dan bisa pulang kapan saja. Tapi kenapa kamu masih bilang kalau kamu sakit?" Luna menggigit bibirnya, terlihat sedikit gugup. "Aku... aku belum siap untuk kembali bekerja. Maksudku, kecelakaan ini cukup mengejutkan dan mungkin aku butuh lebih banyak waktu untuk... ya, sembuh."
Aurel memandang Luna dengan rasa kecewa yang semakin dalam. Ia tahu Luna lebih dari siap untuk pulang. "Jadi, kamu memperpanjang waktu di sini hanya untuk menghindari syuting dan tetap dekat dengan Dafa?" tanyanya tajam. Luna terdiam sejenak, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Aurel, bukan seperti itu... Aku hanya..."
"Tidak, Luna. Aku tahu kamu terlalu baik dalam berakting, tapi ini sudah kelewatan. Kamu sedang mempermainkan semua orang, termasuk aku, tim produksi, dan dokter Dafa!" Aurel menghela napas panjang, merasa marah sekaligus kecewa dengan sikap Luna. Luna menundukkan kepala, merasa sedikit bersalah. "Aku hanya... butuh waktu."
Aurel menggelengkan kepala dengan putus asa. "Luna, aku akan bicara dengan dokter Dafa untuk mempersiapkan kepulanganmu secepat mungkin. Aku tidak akan membiarkan kamu memperpanjang ini lebih lama lagi. Kita harus kembali bekerja, dan kamu tahu itu." Luna merengek dengan manis, "Aurel, aku hanya mau pulang jika Dokter Dafa yang mengantarku. Aku tidak ingin berpisah dengannya."
Aurel menggelengkan kepala, merasakan kepalanya berdenyut. "Luna, ini tidak mungkin! Dafa adalah dokter, bukan pengantar pribadi. Kamu harusnya bersyukur sudah bisa pulang."Namun Luna tetap bersikeras, menambahkan dengan nada menggoda, "Kalau tidak, aku bisa saja bercerita pada media bahwa tunanganku memperlakukanku dengan buruk. Bagaimana jika semua orang tahu bahwa aku diperlakukan tidak baik saat sakit?"
Aurel tertegun, menyadari betapa seriusnya ancaman itu. "Luna, jangan lakukan itu! Itu akan merusak reputasi Dafa dan dirimu sendiri. Ini bukan cara yang baik untuk mendapatkan perhatian!" Luna hanya tersenyum licik. "Terserah, Aurel. Jika aku tidak mendapatkan apa yang aku mau, mungkin ini satu-satunya cara." Dafa yang mendengar ancaman itu langsung merasa tertekan. "Luna, itu bukan solusi. Saya tidak ingin terlibat dalam drama ini. Saya di sini untuk membantu Anda pulih."
Luna mengangkat bahu, tampak tidak peduli. "Tapi kamu adalah tunanganku, Dafa. Ini seharusnya tanggung jawabmu untuk mengurusku." Dafa menghela napas dalam-dalam, berusaha menjaga ketenangan. "Saya hanya bisa membantu Anda dalam kapasitas sebagai dokter. Jika Anda mengancam akan menyebarkan hal-hal negatif, saya tidak dapat membantu." Aurel merasa frustrasi. "Luna, ini tidak adil. Kamu hanya mencari perhatian, dan itu bisa berakibat buruk bagi kita semua."
Luna melirik Aurel dengan mata penuh tantangan. "Jadi, apakah kamu mau membantu aku, atau aku akan membuat ini jadi berita besar?" Dafa menatap Luna dengan serius. "Jika Anda melanjutkan ini, saya tidak akan dapat mendukung Anda lagi. Saya harap Anda mempertimbangkan kembali tindakan ini." Dengan ketidakpuasan, Luna merengut. Namun, di dalam hatinya, dia merasa sedikit menang. "Jadi, Aurel, apa kamu akan membiarkan aku di sini lebih lama, atau kamu akan membujuk Dafa untuk mengantarkanku pulang?"
Aurel merasa terjepit di antara dua sisi. Dia tahu bahwa Luna berperilaku egois, tetapi dia juga ingin melindungi Dafa dari skandal yang tidak perlu. "Aku akan berbicara lagi dengan Dafa. Tapi Luna, kamu harus berpikir lebih matang. Ini tidak baik untuk semua orang."Saat Aurel beranjak pergi untuk berbicara dengan Dafa lagi, Luna kembali berbaring di tempat tidur dengan senyum kemenangan. Dia tahu bahwa permainannya mungkin berhasil, dan dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan perhatian Dafa.
Saat Dafa melangkah keluar dari ruang rawat, ponselnya berbunyi. Dia melirik layar dan melihat pesan dari ibunya: "Dafa, kamu jaga Luna baik-baik." Rasa kesal menggelora di dadanya. Mengapa ibunya terus-menerus mendesaknya untuk menyetujui perjodohan yang jelas-jelas sudah ia tolak?
Dafa mencoba menenangkan diri, namun pikiran itu terus berputar. Di satu sisi, ia merasa bersalah, tetapi di sisi lain, ia tidak ingin terjebak dalam situasi yang tidak ia inginkan. Ketika ia melanjutkan langkahnya, Aurel menyusulnya dengan napas terengah-engah."Dafa, tunggu!" serunya. "Aku mohon, kamu harus mengantar Luna pulang. Dia benar-benar merasa tidak nyaman, dan aku tidak bisa terus menerus mengawasinya." Dafa menghentikan langkahnya dan menatap Aurel. "Aurel, saya sudah bilang. Ini bukan tugas saya. Saya hanya dokter yang merawatnya, bukan pengantar pribadi."
Aurel memohon dengan nada putus asa, "Tapi dia benar-benar membutuhkannya, Dafa! Jika kamu tidak mau, dia akan terus berakting sakit hanya untuk mendapatkan perhatianmu. Itu akan memperburuk keadaan."Dafa menghela napas panjang. "Saya mengerti kekhawatiranmu, tetapi saya tidak bisa melibatkan diri dalam drama ini. Saya sudah berusaha bersikap profesional." Aurel menatap Dafa dengan intens. "Kamu tahu, ini bukan hanya tentang Luna. Ini juga tentang reputasimu. Jika berita tentang Luna menyebar dan kamu terlibat, semua orang akan berpikir kamu memperlakukannya dengan buruk."
Dafa merasa tertekan. Dia ingin membantu Luna, tetapi tidak dengan cara yang Aurel usulkan. "Apa kamu ingin saya menjadi bagian dari permainan ini? Mengantar dia pulang hanya untuk memperpanjang drama yang sudah ada?" Aurel menggelengkan kepala, "Tidak, Dafa. Saya hanya ingin melindungi Luna dan reputasimu. Dia butuh seseorang yang bisa diandalkan saat ini. Jika tidak, kamu mungkin akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki hubungan ini." Mendengar kata "kesempatan," Dafa terdiam sejenak. Ia menyadari bahwa situasi ini semakin rumit, dan entah bagaimana, ia terlibat lebih dalam dari yang ia inginkan. Akhirnya, setelah mempertimbangkan semua aspek, Dafa mengangguk, meskipun dengan ragu.
"Baiklah, Aurel. Saya akan mengantarnya pulang. Tapi ini hanya sekali, dan setelah ini, saya akan menjaga batasan profesional saya," ucap Dafa tegas. Aurel tersenyum lega, "Terima kasih, Dafa! Kamu tidak akan menyesal."Dafa menahan napas, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini adalah keputusan yang tepat. Dalam hati, ia berharap dapat keluar dari situasi ini tanpa terluka lebih jauh—baik dirinya maupun Luna.
gabung yu di Gc Bcm..
kita di sini ada event tertentu dengan reward yg menarik
serta kita akan belajar bersama mentor senior.
Jadi yu gabung untuk bertumbuh bareng.
Terima Kasih
cerita nya bagus thor,kalau dialog nya lebih rapi lagi,pasti tambah seru.../Smile/