NovelToon NovelToon
Gairah Liar Pria Beranak Satu

Gairah Liar Pria Beranak Satu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:30.5k
Nilai: 5
Nama Author: Baby Ara

Yessi Tidak menduga ada seseorang yang diam-diam selalu memperhatikannya.

Pria yang datang di tengah malam. Pria yang berhasil membuat Yessi menyukainya dan jatuh cinta begitu dalam.

Tapi, bagaimana jika pacar dari masa lalu sang pria datang membawa gadis kecil hasil hubungan pria tersebut dengan wanita itu di saat Yessi sudah ternodai dan pria tersebut siap bertanggung jawab?

Manakah yang akan di pilih? Yessi atau Putrinya yang menginginkan keluarga utuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby Ara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

"Renesme."

Regan berjongkok di depan putri kecilnya itu, hingga wajahnya sejajar dengan wajah cantik Renesme versi Regan dalam wujud perempuan.

"Renesme sayang daddy?" tanya Regan lembut sembari memegang kedua pundak Renesme yang sontak mengangguk.

"Sayang banget sama Daddy. Kenapa daddy nanya gitu?" tanya balik gadis kecil memakai baju tidur hello kitty tersebut.

Regan menoleh sekilas pada Yessi yang kini bersembunyi di balik sofa dengan menenggelamkan wajahnya diantara lutut.

Regan yakin, Yessi pasti masih menangis.

Pikir pria itu, apa ini waktu yang tepat untuk mengenalkan keduanya?

Regan kembali menatap Renesme. Ia mengusap poni depan putrinya itu dengan lembut.

"Ingat aunty yang tadi siang?"

Renesme mengangguk, meski di dahinya timbul sedikit kerutan.

"Daddy lagi ngomong sama aunty itu. Ini sangat penting. Jadi, Renesme pulang duluan sama mommy. Jangan nunggu daddy."

"Nggak, dad!" Renesme tiba-tiba memeluk leher Regan erat.

"Esme udah ngantuk. Esme mau tidur sama daddy dan mommy. Daddy nolak Esme, karena mau tidur sama aunty itu? Terus aunty itu yang nyuruh daddy nolak maunya Esme, kan?"

Tangan Yeslin di belakang tubuhnya spontan mengepal mendengar perkataan Renesme. Bima di balik pintu apartemennya yang terbuka sedikit, begitu menunggu kepergian Regan.

Karena jika om nya itu masih disana dan Bima nekat menerobos, maka baku hantam lebih hebat tidak akan terhindarkan.

Bima hanya tidak mau, keponakannya itu jadi takut padanya. Meski ia dan Regan tidak akur, tapi Bima tetap menyayangi anak om nya itu.

Bima juga melihat kepalan tangan Yeslin. Kentara sekali, mantan pacar om nya itu masih memendam rasa sangat besar pada Regan.

Entah om nya itu menyadari atau memang berpura-pura acuh.

'Gue harap, lo begini bukan karena mau balas Yeslin, om. Karena kalo benar, sumpah lo benar-benar jahat manfaatin Yessi!' batin Bima menahan segala amarah di dadanya.

Regan menggeleng cepat lalu mengangkat Renesme yang duduk di salah satu lengan kekarnya.

"Nggak gitu. Daddy bakalan pulang nanti. Aunty itu bahkan ngusir daddy tadi."

Sontak saja, penjelasan Regan membuat Renesme mengerjab kebingungan. Ia seperti ingin tahu apa sebabnya, Regan bisa sampai di usir.

"Penasaran? Coba tanya langsung sama aunty nya."

Padahal alasan Regan agar Renesme dan Yessi bisa berkenalan tanpa harus Regan paksa.

"Nggak mau, Dad. Kata mommy orang baru itu jahat," sahut Renesme membuat Yeslin mengumpat dalam hati karena sekarang Regan memperhatikannya dengan sangat tajam.

Yelsin lalu berpura-pura tersenyum anggun. Sebisa mungkin menyembunyikan gelagat anehnya.

"Renesme, bukan begitu maksud mommy. Yang jahat itu adalah ibu tiri."

Mata elang Regan langsung melotot marah. Itu artinya, Yeslin secara tidak langsung membuat Renesme takut berkenalan dengan Yessi.

Regan tanpa mengatakan apapun membawa Renesme dalam gendongannya masuk ke dalam apartemen Yessi.

Yeslin tidak mau ketinggalan mengekor di belakang keduanya. Sedangkan Bima gegas keluar, berganti mengintip di balik pintu apartemen Yessi yang lupa Regan tutup rapat.

Regan menghela napas, tatakala punggung mungil Yessi terlihat bergetar hebat. Gadis itu menghapus tergesa air mata nya saat melihat kedatangan Regan.

"Yessi ...."

Yessi di panggil, hanya melirik Regan namun ia menghadap Regan sepenuhnya saat melihat keberadaan Renesme kini berdiri di sampingnya.

"Halo, cantik ...," ujar Yessi serak.

Renesme memperhatikan wajah sembab Yessi. Mata merah hingga menjalar ke pipi dan hidungnya.

"Aunty kenapa nangis?" Renesme mengusap sebelah pipi Yessi. Gadis kecil itu terlihat iba pada Yessi.

"Apa daddy memukul aunty tadi?"

Yessi mengeleng dengan tersenyum tipis. Ia balik mengusap ubun-ubun Renesme.

"Aunty kelilipan tadi, sayang. Kau sangat cantik ... Boleh aunty tahu siapa namamu?"

"Renesme," ujar Renesme riang menyebut namanya sendiri hingga gigi depannya yang ompong terlihat.

"Dan itu," Renesme menunjuk Yeslin yang duduk di sofa seberang dengan sangat anggun.

"Mommy ku, cinta pertama daddyku di samping aunty ini."

'Cinta pertama ya? Pantas saja,' batin Yessi bertambah perih.

Yelsin sedikit menaikan dagunya. Jika di perhatikan baik-baik, senyum terpatri di bibir Yeslin adalah senyum mengejek.

"Salam kenal ... Omong-omong nama kita hampir sama ya," ujar Yeslin berbasa-basi.

"Iya, mbak."

"Sayangnya, aku sudah mempunyai anak dan kau, masih gadis."

Yelsin tertawa di akhir katanya. Tanpa tahu, perkataannya itu menyinggung Yessi.

'Beruntung sekali, kau mendapatkan mas Regan, mbak. Sedangkan aku, hanya mendapatkan sakitnya,' pikir Yessi yang masih begitu sakit hati pada Regan.

Yessi masih berpikir, Regan sudah menikah dengan Yeslin. Melihat dari usia Renesme yang masih balita.

Yessi pikir, keduanya sudah lama menikah.

Tapi, entah kenapa Regan malah menyembunyikan statusnya dan juga menginginkannya?

Banyak pertanyaan bermunculan di otak Yessi.

"Renesme, apa aunty nya jahat?" ujar Regan memecah keheningan.

Renesme menggeleng. Tapi, dalam hati tetap berjaga-jaga. Takut, Yessi menganti posisinya dan Yeslin di hati Regan kapan saja.

Regan mengangguk. Ini saatnya ia mengatakan pada Renesme.

"Baik lah ... Masih ingat perkataan daddy sewaktu pertama kali kita bertemu? Tentang pasangan," ungkit Regan.

"Ingat, daddy bilang pasangan daddy bukan mommy."

Yessi menatap lekat Regan yang tersenyum tipis ke arahnya.

'Katakan Regan, ayo, katakan ... Agar aku bisa lebih mudah menghasut Renesme untuk menjauhkan kalian berdua.' Yeslin tersenyum licik diam-diam.

"Kau benar. Aunty ini adalah pasangan daddy--"

"Apa maksud, mas?!" tuntut Yessi seraya berdiri kasar dari duduknya. Mata Yessi melirik tidak enak pada Yeslin terlihat begitu santainya.

Tidak ada tanda-tanda sedikit pun akan marah.

Regan menaikkan satu alisnya tajam. "Tentu saja. Maksudku kita sepasang kekasih setelah tadi siang, kau menerima ungkapan perasaan ku yang beberapa hari lalu."

Ungkapan perasaan katanya? Padahal lebih mirip permintaan paksaan daripada ajakan.

Yessi menggeleng beberapa kali. "Mbak Yeslin, maaf ... Yang dikatakan mas Regan nggak benar. Saya mau nerima dia karena saya kira di masih single." Yessi sampai mengatupkan kedua tangannya di dada.

"Yessi, sepertinya kau salah paham."

Regan menarik lengan Yessi namun Yessi menepisnya kasar.

"Mbak, sekali lagi saya mohon maaf."

Yeslin mengibaskan tangannya ke udara. Tawa rendah berderai dari bibir tipisnya ter-poles lipstik berwarna peach.

"Tidak perlu minta maaf, Yessi. Aku dan Regan belum menikah."

'Tapi, secepatnya akan menikah,' sambung Yelsin dalam hati.

"Apa?!"

Mata Yessi membulat sempurna karena begitu syok fakta baru yang terungkap menyangkut Regan.

Dalam hati, Yessi memang berpikir Renesme anak di luar nikah keduanya namun Yessi lekas menepis pikiran buruk tersebut. Karena melihat tidak mungkin sesempurna Yeslin adalah wanita seperti itu.

"Ya begitulah ... Renesme hasil cinta kami di luar batas. Dulu, empat tahun yang lalu. Ck, jangan di contoh ya ... Belajar saja betul-betul. Sayang kan, kau masih kecil. Banyak lelaki yang akan kau temui di luaran sana."

Regan mendelik tak terima. "Tidak ada pria mana pun. Dia milikku!" tegasnya marah.

'Milik ku? Itu kata-kata mu dahulu padaku, Regan. Tapi, begitu mudahnya kau berpaling dariku atau mungkin kau hanya ingin balas dendam saja? Dan dia, tak lebih dari sekedar mainanmu.' Yeslin menduga hal itu.

Tiba-tiba Renesme berteriak marah. "Aunty jahat! Kenapa aunty rebut daddy dari mommy? Esme gak mau kenal aunty!"

Renesme berlari cepat keluar dengan tangis kencangnya. Regan beranjak dari duduknya, tidak sempat menahan kepergian Renesme.

"Kejar, mas!" titah Yessi namun Regan seolah seperti orang yang kebingungan.

Dalam lubuk hati Regan, ia takut Yessi tidak membukakan nya pintu lagi. Regan masih ingin berbicara banyak dengan gadis di sampingnya ini.

"Biar aku yang mengejarnya." Yeslin berdiri dari duduknya. "Kalian bicara saja lagi," ujarnya lalu melangkah pergi.

Kaki jenjang nan putih mulus Yeslin membuat Yessi iri dan mengakui dalam hati betapa cantiknya wanita yang sudah memberikan Regan satu anak itu.

Wajah Yessi berubah datar dalam sekejap saat ia hanya berdua dengan Regan.

"Pulang lah, mas. Kasihan Renesme ... Dia pasti kecewa berat padamu dan butuh kau bujuk. Anak sekecil itu tidak tahu apa-apa."

Yessi mencoba memberi pengertian pada Regan.

"Tapi, kau juga terlihat sangat perlu ku bujuk."

Yessi memalingkan wajahnya ke arah lain. "Tidak perlu sama sekali. Aku lebih baik tanpa kehadiranmu!"

"Benarkah?" Regan mendesak ke arah Yessi hingga gadis mungil tersebut bersandar di punggung sofa.

"Mas!"

"Baiklah, kau sepertinya memang butuh waktu sendiri untuk mencerna semua fakta tentangku. Tapi, ingat ... Jangan macam-macam. Kita sudah terikat. Jangan dekat dengan laki-laki manapun termasuk, Bima. Aku pergi dulu."

Cup!

Regan mengecup kening, pipi dan terakhir bibir Yessi yang mulai berubah kemerahan. Yessi tak bisa menolak karena tubuhnya terhimpit tubuh besar Regan di sofa.

"Berhenti menangis ... Ingat mulai sekarang, kau kekasihku dan aku milikmu."

Yessi masih terdiam, saat bunyi pantofel Regan menjauh. Pria beranak satu itu masih mengenakan stelan jas kantor.

Sedangkan di dalam mobil sedan hitam melaju di jalan raya. Renesme meredam tangisnya dalam pelukan Yeslin yang mengusap belakang rambutnya perlahan.

"Daddy jahat! Daddy gak sayang Esme! Daddy lebih pilih aunty itu dari pada ikut Esme pulang!"

"Benarkan kata mommy ... Orang baru itu jahat, Renesme. Hanya mommy yang benar-benar menyayangimu. Jadi, bantu mommy ya, memisahkan mereka?"

"Iya, mommy. Esme bakal buat daddy benci sama aunty itu. Daddy hanya milik kita, kan mommy?"

Cup!

Yeslin mencium kening Renesme sekilas.

"Iya, daddy itu milik kita dan selamanya hanya kita yang boleh daddy cintai."

Regan tiba di mansion dengan jas terlipat di tangannya, ia memutuskan mandi terlebih dahulu lalu memasuki kamar Renesme.

Terlihat Yeslin berbaring bersama Renesme. Putrinya itu membuang wajah saat melihat Regan yang mendekat.

"Esme marah sama daddy," ujarnya cemberut.

Regan memakai kaos putih dengan celana hitam selutut mengangguk pasrah. Pria dewasa dengan rambutnya yang basah itu membuat Yeslin menelan ludah kasar.

"Gimana biar Esme mau maafin daddy?"

Renesme mulai melirik Regan. Ia lalu menunjuk tengah kasurnya.

"Tidur disini, daddy ... Sama aku dan mommy."

Regan menatap lama kasur mungil itu. Tubuh besarnya penuh otot akan membuat kasur itu semakin kecil.

Otomatis, Renesme dan Yeslin akan menempel padanya.

"Daddy gak mau ... Kalo gitu, keluar--"

"Mau."

Senyum Yeslin mengembang sempurna. Regan mengambil posisi di tengah keduanya dengan kedua lengan kekarnya terpaksa membentang.

Aroma wangi tubuh Regan yang begitu menggoda membuat Yeslin diam-diam semakin mepet ke arah Regan.

Saat tengah malam dan Regan mulai tertidur pulas bersama Renesme. Yeslin meraih ponselnya di atas nakas lalu memotret sembunyi-sembunyi posisi mereka yang begitu intim.

Di apartemen Yessi.

Bima dan Yessi berhadapan. Pembicaraan keduanya begitu serius bahkan disana ada Arga dan Mentari.

"Gue setuju sama Bima, Yes. Bukan maksud dia ngambil keuntungan karena musibah lo. Tapi, ini satu-satunya cara agar Bima bisa menjaga lo lebih ekstra dari om Regan," timpal Mentari sesekali meniup coklat panasnya dalam gelas.

"Gue ngerasa gak pantas buat Bima ...."

Bima mendengarnya langsung meraih tangan Yessi untuk ia genggam erat dengan dua tangan besarnya.

"Gue nerima lo apa adanya. Mau lo masih suci atau janda sekalipun, rasa gue udah terlanjur dalam sama lo, Yes. Gue cinta sama lo. Apa itu masih kurang bikin lo yakin?"

Yessi melihat Arga dan Mentari yang juga melihatnya. Keduanya kompak mengangguk. Apalagi Arga mulai membenci Regan. Mentari sudah cerita semuanya, kejadian menimpa Yessi dan Regan setelah menghadiri ulang tahun gedung apartemen mereka tempati.

Ting!

Ponsel Yessi di atas meja berbunyi. Seseorang mengiriminya pesan gambar. Setelah mengeceknya, ponsel digenggaman Yessi nyaris merosot kelantai beruntung ditangkap Bima.

Yessi, kami keluarga serasi, bukan?

Kata-kata diatas foto tersebut.

"Bajingan!" umpat Bima yang ikut melihatnya.

Yeslin berbaring di dada Regan dengan satu tangannya memeluk perut keras pria itu.

Mata Yessi berkaca-kaca kembali. Bima spontan menarik Yessi dalam pelukan hangatnya.

"Udah, jangan nangis! Dia nggak pantas lo tangisin, Yessi. Tunangan sama gue ... Gue janji bakal buat lo bahagia dan satu-satunya cinta dalam hidup gue."

"Kalian mau tunangan? Kapan? Kok gak bilang-bilang?"

Keempatnya menoleh pada dua paruh baya yang baru tiba dengan rantang di tangannya.

"PAPA, MAMA?!" ujar Yessi terkejut bukan main.

(Renesme)

(Yeslin Laura)

1
Mika chan
ayo dong uppp!!
bundha novita
Luar biasa
Hany
hadir thoor ijin nyimak 🙏😊
Rosida maghrib
blom up juga thor bolak balik liat NT
Sri Siyamsih
ya ampun Bim , ommu itu sdh gila. hati" kamu jgn karena cinta nyawa melayang msh byk gadis lain, sayagi nyawamu Bim 🤭
Sri Siyamsih
hem semakin seru, lanjut k
Sri Siyamsih
duh gimna ni nasib yesi. ah paling juga REgan pilih yessi . lanjut k
Myra Myra
kasihan bima
Sri Siyamsih
y ampun sedih denger kisah bina, gimn ortunya bima thu kl bima celaka, sedang mmnya dl susah punya baby, thor jgn kejam" dong regannya,
Siti Amyati
mendingan selesaikan satu,biar ngga ada kesalahpahaman dan tersakitii,lanjut kak
Munadhifatun Mila
/Sob/nyesek jadi Yessi
Myra Myra
kasihan yessi...baik pergi jauh dgn bima
mama fia
bagus Thor..
mbok Darmi
yeslyn licik pakai anaknya buat menjerat regan dan pastinya kerja sama dgn Sean untuk mendapatkan yesi, semua tergantung ketegasan regan bila dia tdk bisa memutuskan dan memprioritaskan yesi dijamin yesi jd rebutan bima dan sean 🤣
Munadhifatun Mila
mending mundur yessy klow cowok masih terikat dgn masa lalu akan sulit ke depannya apalagi ada anak dan mantan udah lah Yessy mending pilih bima yg terima lho apa adanya
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga😇👍
Rosida maghrib
kasian banget Yesi thor😭
Winie Na Budi
sekarang kamu sudah tau regan seperti apa kan yes,... JD mendingan kubur rapat" Rasa itu,n mungkin emang udah takdirmu kesucian mu direnggut regan,... semoga dpt yg lebih dari regan... n regan menyesal
Munadhifatun Mila
klow udah gini kamu juga yg rugi Yessi udah jelas2 bima cinta lho e malah pilih orang baru kenal
Siti Amyati
harusnya regan tegas jangan seenaknya bikin jadi rumit ,kasihan Yessi banyak ruginya,lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!