Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Salah pengartian
Sudah satu minggu sejak saat itu, Tapi Shafia masih bingung harus memberi jawaban apa pada Gus Faizal.
Sebenarnya Shafia juga memimpikan masa depan yang baik bersama Gus Faizal, namun entah mengapa ia merasa dirinya tidak pantas untuk nya. bahkan saat ia ingat dengan keluarga nya yang mengalami broken home.
Setiap orang pasti akan melihat bibit bebet dan bobot nya sebelum mereka menjalin sebuah hubungan, Shafia merasa malu jika nanti Syekh Achmad dan Umi Halimah tau perihal keluarga nya yang broken home.
Sementara itu Faizal yang tidak ada kegiatan sore itu, ia memilih pergi ke masjid pesantren untuk bermurojaah sambil menunggu waktu sholat tiba.
Ini adalah kebiasaan Faizal di saat tidak ada kegiatan dakwah di luar.
Saat sudah sampai di masjid, Faizal melihat Shafia bersama ketiga teman nya di sana.
Ke empat santri itu pun menyadari kehadiran Gus Faizal.
"Assalamu'alaikum Gus"
Ke empat santri itu serentak memberi salam pada Gus Faizal.
"Waalaikumsalam" jawab Faizal sambil sesekali melirik ke arah Shafia namun tetap menjaga pandangan nya.
"Kalau begitu saya masuk dulu" ujar Faizal.
Melihat Gus Faizal hendak berlalu dari mereka, Shafia langsung bangkit.
"Maaf Gus, boleh kah Shafia berbicara sebentar" tanya Shafia sopan.
Ketiga teman nya yang menyadari itu langsung berpamitan untuk kembali ke asrama.
"Maaf Gus, kami bertiga ijin pamit kembali ke asrama" pamit Nindi mewakili kedua sahabat nya.
"Assalamu'alaikum' ujar mereka berpamitan.
" Waalaikumsalam " jawab Faizal.
Setelah beberapa menit, mereka berdua tengelam dalam keheningan.
Dan akhirnya Faizal yang memutuskan untuk membuka pembicaraan.
"Jadi apa yang ingin kamu bicarakan" tanya Faizal yang membuat jantung Shafia berdetak dengan cepat.
Bagaimana pun sudah satu minggu sejak Faizal melamar nya, dan menunggu jawaban dari nya.
"Shafia mau memberi jawaban akan pertanyaan Guy Faizal saat itu"
DEG!
Mendengar ucapan Shafia jantung Faizal mendadak tak karuan, entah kenapa ia merasa bahagia meski belum tau apa jawaban yang akan Shafia berikan.
"Sebenarnya Shafia merasa tidak pantas menjadi istri Gus Faizal, Gus Faizal adalah calon pewaris pesantren ini.
Sudah seharusnya Gus Faizal mencari pendamping yang berpendidikan dan pintar, untuk mendampingi Gus Faizal mengurus pesantren nanti nya.
Gus Faizal seharusnya mendapatkan pendamping yang punya ilmu agama bukan Shafia yang bahkan baru mengenal agama" ujar nya.
"Tapi kenapa Gus Faizal justru memilih Shafia"? ujarnya kemudian.
" Maaf apakah aku salah"?
"Tidak Gus" jawab Shafia menunduk dengan kedua jari tangan nya meremas remas hijab nya.
"Lalu bagaimana" tanya Faizal kemudian.
Seketika hening, bibir Shafia terasa berat untuk membuka suara. ia begitu malu untuk mengatakan nya.
"Lalu bagaimana" tanya Faizal lagi.
"Maaf Gus,,, Shafia gak bis...sa...
DEG
Mendengar kata itu, Gus Faizal langsung pergi begitu saja, bahkan ia tidak jadi masuk ke masjid.
" Gus... Gus Faizal ? Shafia belum selesai berbicara"
^^^Pekik Shafia memanggil Gus Faizal, namun panggilan nya tidak di hiraukan.^^^
Faizal berlalu begitu saja membuat Shafia bingung.
Setelah Gus Faizal tidak terlihat lagi, Shafia memutuskan untuk kembali ke asrama.
Dengan perasaan tak menentu, shafia melangkah dengan gontai ke arah kamar nya.
"Apa jawaban mu" tanya sahabat nya setelah Shafia masuk kamar.
Shafia hanya menggeleng kan kepala nya sebagai Jawaban nya.
"Maksudnya apa"? tanya Nindi.
" Tadi aku baru bilang maaf tidak bisa, tapi dia malah langsung pergi begitu saja. bahkan tanpa salam "
"Apa maksud nya kamu bilang tidak bisa"? tanya ketiga nya serentak"
"Aku hanya ingin bilang kalau aku tidak bisa menolak nya, tapi belum selesai aku bicara Gus Faizal sudah pernah begitu saja" jawab Shafia mata nya mulai berkaca kaca.
"Apa mungkin Gus Faizal mengira jika kamu tidak bisa menerima nya makanya dia langsung pergi begitu saja"? ujar Tiara.
" Sepertinya begitu Ra, dia bahkan tidak menghiraukan panggilan ku untuk melakukan ucapan ku" Shafia semakin terisak.
Hal itu membuat ketiga sahabat nya ikut merasa kan sedih.
Sementara itu Faizal di dalam kamar nya. Faizal tersenyum miris hati nya benar-benar terasa di sayat sayat.
Mendapat penolakan seperti mendapatkan kenyataan impian nya telah hancur dan runtuh.
Entah mengapa hati nya begitu sakit saat ini.
Tapi kenapa ia merasa jawaban Shafia bukanlah jawaban yang sesungguhnya.
Ia menyesal karena tadi langsung pergi begitu saja, padahal seperti nya Shafia masih ingin mengatakan sesuatu.
Faizal adalah pria yang baru pertama jatuh cinta, baru mendengar Jawaban seperti itu saja langsung patah hati.
Faizal menunduk menahan sesak di hati nya.
"Gadis itu benar benar sudah menyadarkan ku, bahwa nyata nya berharap selain Allah itu selalu mengecewakan" gumam Faizal.
Faizal tak dapat mencegah air mata nya, ini pertama kalinya Ia merasakan jatuh cinta pada seseorang gadis, dan untuk pertama kali nya pula ia harus merasakan sekecewa itu.
Faizal yang sebelumnya sudah berkhayal jauh, seketika hancur.
Tok tok tok
Faizal segera mengusap air mata nya, saat mendengar pintu kamar nya di ketuk seseorang.
"Iya sebentar" ucap Faizal sambil berjalan membuka kan pintu kamar nya.
"Ada apa Umi" sapa Faizal setelah membuka pintu dan teryata Umi nya yang tengah berdiri di depan pintu.
Umi Halimah mengeryitkan kedua alis nya, dan melihat seperti ada yang berbeda dari putra nya.
Kedua mata putra nya terlihat begitu sembab seperti habis menangis.
"Faiz, itu abi memanggil dari tadi" ucap Umi.
"Baik Umi, Faizal turun"
Faizal melangkah menuruni anak tangga dengan Umi Halimah yang mengekor di belakan putra nya itu.
Beribu ribu pertanyaan memenuhi pikiran Umi Halimah.
Ia merasa penasaran, kenapa putra nya yang keras itu tiba-tiba terlihat seperti habis menangis.
"Assalamu'alaikum Abi, Abi memanggil Faizal"?
" WA -waalaikumsalam " jawab Syeh Achmad terbata, karena terkejut melihat Faizal yang terlihat tidak seperti biasa nya.
Abi dan Umi nya saling pandang, melihat kondisi putra nya saat ini.
"Kamu kenapa nak" tanya Syekh Achmad begitu khawatir melihat putra nya.
Faizal menatap kedua orang tua nya bergantian.
"Abi, Umi, sepertinya Faizal besok akan kembali ke Kairo untuk melanjutkan pendidikan lagi"
Tiba-tiba keadaan ruangan menjadi hening seketika.
Sementara Umi Halimah menatap tidak percaya pada putra nya itu.
Bukan seperti biasa nya putra nya akan mengambil keputusan mendadak tanpa membicarakan terlebih dahulu pada kedua orang tua nya.
"Kenapa sangat mendadak nak? biasanya kamu akan mendiskusikan terlebih dahulu pada kami sebelum mengambil keputusan" ujar Umi Halimah merasa semakin khawatir.
Faizal hanya menunduk dan terdiam.
"Maafkan Faizal Abi, Umi"
Hanya kata maaf yang di ucapkan Faizal. Faizal merasa yakin jika ini adalah keputusan yang terbaik. dari pada harus berada di sini akan semakin sering melihat Shafia.
Katakanlah ia pengecut, karena ia lebih memilih lari dari kenyataan yang menimpa nya saat ini.
*jangan sampai terlambat dalam mengambil keputusan, berfikir sebelum bertindak itu baik.
namun jika anda berpikir terlalu lama, peluang terbaik pun akan sirna*
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih