Aluna gadis lugu yang penuh dengan cobaan hidup. Sebenarnya dia gadis yang baik. Namun sejak dia dikhianati kekasih dan sahabatnya dia berubah menjadi gadis pendiam yang penuh dengan misteri. Banyak hal aneh dia alami. Dia sering berhalusinasi. Namun siapa sangka orang-orang yang datang dalam halusinasinya adalah orang-orang dari dunia lain. Apakah Aluna akan bahagia dengan kejadian tersebut. Atau malah semakin terpuruk. Ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌹Ossy😘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
kamu harus bertanggung jawab dengan semua yang kamu lakukan. Aku hanya mengikuti permainanmu. Jangan mengelak..
🔥🔥🔥
Bram luruh di lantai kamar mandi yang dingin. Di depannya tubuh Alisha terbaring beralas selimut basah. Bram menunduk. Tubuhnya bergetar.
Dia tidak pernah seperti ini. Dia adalah lelaki kuat dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Bram dilahirkan dari keluarga yang broken home. Orang tuanya bercerai. Ayah dan ibunya sudah menikah lagi.
Dia seperti anak yang tidak diinginkan. Kedua orang tuanya sibuk dengan keluarga masing-masing. Bahkan Bram dibesarkan oleh pengasuhnya yang setia. Di besarkan selayaknya anak sendiri. Penuh kasih sayang walaupun hidup sederhana. Dia bersyukur sampai kemarin dia masih menjadi anak yang baik dan sukses dalam karirnya.
Namun saat ini, Bram merasa terpuruk. Dosa yang paling dia hindari selama telah dia lakukan. Dan penyebabnya ada perempuan yang terbaring di depannya. Benar dia menyukainya. Tapi dia tidak ingin melakukan hal itu sebelum terikat pernikahan.
Penyesalan ini membuat Bram malah berbuat di luar nalar. Dia melampiaskan semua rasa kesalnya pada gadis yang telah menjebaknya. Ya Bram yakin kalau semalam dia telah dijebak dengan menggunakan obat.
Selama ini Bram sangat menjaga dan bisa menahan gejolak dalam dirinya. Dia akan menghindar jika sesuatu sudah bergejolak. Tapi tadi malam keinginan itu begitu kuat dan tidak bisa ditahan. Dan Bram yakin itu karena obat yang sengaja dimasukkan oleh Alisha.
" Sayang.. Ini kan yang kamu inginkan.." Bram mengusap pipi Alisha yang masih pingsan karena kecapekan melayani gairahnya.
" Sayang aku hanya mengikuti kemauan kamu saja.." Ucapnya lagi. Tangannya menjelajahi wajah Alisha dari kening, hidung, mulut dan pipi. tidak ada yang terlewat sedikitpun.
" Bagaimana, kamu pasti puas bukan? Mas sudah memenuhi semua keinginan kamu. Aku sudah melakukan semua cara dan segala gaya yang ada. Kamu sampai kelelahan begini..." Bram menatap wajah Alisha. Menyentuh hidung kemudian mengusap bibir Alisha yang terlihat pucat.
" Hiks.... Hiks .. hiks. Sebenarnya siapa yang jahat. Aluna kamu yang mas sayangi sepenuh hati. Untuk sekedar ku kecup keningnya pun selalu menolak. Kamu tidak pernah menganggap sebagai kekasih sama sekali..." Bram sesenggukan. Dia teringat Aluna.
" Mas butuh kamu Aluna, butuh kamu . Mas sangat sayang padamu.." Bram menengadah menatap langit-langit kamar mandi. Kemudian menghapus airmata nya dengan kasar.
" Semua gara-gara kamu Alisha. Kenapa kamu harus datang. kenapa kamu datang menggoda mas. Mas ingin setia. Mas ingin menikah dengan Aluna..." Bram mencengkram kepalanya yang berdenyut. Semua hal yang dia rencanakan hancur karena kecerobohannya.
Sebenarnya Bram sudah waspada jika sudah bersama Alisha. Dia tahu beberapa kali Alisha memancingnya untuk berbuat lebih. Memancing kelelakiannya. Namun Bram masih bisa bertahan.
Namun semalam, Dia sungguh ceroboh. Bram sebenarnya sudah mau pulang. Karena rasa kasian saat melihat keadaan Alisha, makanya dia berpikir menemani Alisha hanya sampai Alisha menyalakan lampu. Ternyata rasa lelah yang dia rasakan membuat dia terlelap sebentar di ruang tamu rumah Alisha.
Bram mulai sadar ketika dia merasakan sesuatu hal dalam tubuhnya yang bergejolak. Dia merasa gerah. Sesuatu di dalam tubuhnya tiba-tiba bereaksi. Adiknya bangun dan mengeras. Jantungnya berdebar kencang. Seketika dia sangat menginginkan tubuh Alisha saat itu.
" Seharusnya aku pulang saat aku merasakan gejolak itu. Seharusnya aku tidak merasa kasian. Seharusnya aku menyadari bahwa itu adalah hal yang tidak wajar.." Bram mencengkram semakin erat kepalanya yang semakin berdenyut.
" Aaahhh.. kenapa harus terjadi..." Bram mendesah. Kemudian dia duduk menyandar di dinding kamar mandi yang terasa dingin di tubuhnya. Dia pejamkan matanya. Bahkan belum memakai baju sama sekali. Belum membersihkan diri , setelah melakukan pelampiasan kepada Alisha, keadaannya masih sama seperti tadi.
" Dingin... Dimana aku... " Alisha membuka matanya. Dia melihat ke sekeliling. Dia bangkit dengan perlahan ketika dia merasakan dingin di punggungnya.
" Mas...." Alisha menoleh, menatap Bram yang terlihat menelungkupkan kepalanya di kedua lututnya. Bram mengangkat kepalanya saat mendengar suara Alisha.
" Mas, kenapa masih di sini. Dingin.." Tubuh Alisha menggigil.
Bram menatap Alisha sebentar. kemudian tersadar ketika melihat bibir Alisha sudah membiru dan wajah yang pucat. Dengan cekatan Bram mengangkat tubuh Alisha . Mengguyur Alisha dengan air hangat. Mereka sangat beruntung karena kamar mandinya sudah dilengkapi dengan kran air panas.
Memandikan Alisha dan tubuhnya sekedarnya saja. Hanya untuk membersihkan sisa-sisa dari percintaan mereka. Kemudian membalut tubuh Alisha dengan handuk dan mengangkatnya keluar dari kamar mandi.
Meletakkan tubuh Alisha di atas tempat tidur. Menyelimuti tubuhnya. Kemudian mencari minyak kayu putih di meja. Beruntungnya karena Alisha selalu siap sedia segala obat yang diperlukan.
Bram membalur seluruh tubuh Alisha memakai minyak kayu putih. Rasa bersalah menyeruak dalam hatinya. Dia merasa sangat kejam tadi. Membiarkan tubuh Alisha di lantai kamar mandi yang dingin. Ada perasaan takut dalam diri Bram.
" Mas dingin... " ucap Alisha dengan bibir bergetar.
Bram membuka lemari. Mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menutup tubuh Alisha. Mencari selimut yang tebal yang bisa mengusir rasa dingin di tubuh Alisha. Dan tidak lama dia menemukannya.
Menyelimuti tubuh Alisha rapat sampai sebatas leher. Kemudian dia beranjak pergi untuk mencari baju ganti. Tidak mungkin dia tidak memakai selembar kain pun.
" Jangan pergi. Dingin ...." Namun saat dia akan melangkah, tangan Alisha meraih tangannya.
Bram menoleh. Melihat tubuh Alisha yang bergetar Bram memutuskan untuk kembali berbaring. Memeluk tubuh Alisha. Memberi rasa hangat pada tubuh yang dingin itu.
" Maaf.. Maafkan mas. Bukan maksud mas begini. Tapi..."
Bram tidak meneruskan ucapannya. Dia memeluk tubuh Alisha erat. Tubuh yang sama-sama telanjang akan menyalurkan hawa panas. Dan ternyata memang berhasil. Dengan perlahan tubuh Alisha menghangat. Tidak ada lagi getaran dari tubuhnya. Dan mereka tertidur kembali sambil berpelukan. Tidak perduli rasa lapar yang menyerang perut mereka.
🔥🔥🔥
"Alisha, badan kamu panas sekali..." Bram terkejut ketika dia merasakan suhu tubuh Alisha yang panas. Bram segera bangun, membuka lemari untuk mencari pakaian yang bisa dia pakai. Tak lupa mencari pakaian untuk di pakai Alisha.
Dengan cepat Bram memakai baju dan juga memakaikan pada Alisha. Dia harus segera membawa Alisha ke rumah sakit. Bram tidak mau terjadi apa-apa dengan Alisha.
" Sayang, bangun. Pakai baju dulu. Kita harus ke rumah sakit.." Bram menepuk-nepuk pipi Alisha. Namun Alisha hanya diam. Bram panik.
Bram mengambil ponselnya. Memesan taksi online karena tidak mungkin dia membawa Alisha dengan motornya. Selain repot pasti akan banyak pertanyaan dari tetangga Alisha. Pasti mereka akan banyak bertanya, apalagi di siang hari pasti banyak orang yang berada di luar rumah.
Bram mempersiapkan segala yang dia perlukan. Dompet, ponsel sudah dia siapkan. Tidak hanya punyanya sendiri namun juga punya Alisha.
Tak lama terdengar bunyi klakson sebuah mobil. Bram Segera menggendong tubuh Alisha membawanya keluar.
" Tolong pak bukain pintunya. " Bram meletakkan tubuh Alisha ke dalam jok belakang mobil. Kemudian dia kembali untuk mengunci pintu dan mengambil barang-barang yang telah dia siapkan tadi.
" Jalan pak kita ke rumah sakit terdekat..."
Mobil berjalan dengan kecepatan tinggi. Sang pengemudi taksi tersebut tahu kalau ini adalah keadaan darurat. Dia melihat penumpangnya yang terlihat pucat dan lemas.
" Cepat pak tapi hati-hati juga .." Bram memangku kepala Alisha mengusap kepalanya dengan rasa cemas.
Dia sadar semua kesalahannya. Bram merasa takut juga, bagaimana jika nanti Alisha saat Alisha diperiksa. Pasti akan ketahuan semua perlakuan kasarnya. Apakah dia bisa kena pasal. Karena Bram yakin di tubuh Alisha masih ada bekas-bekas percintaan mereka.
Bram mendesah. Hatinya tidak tenang. Semua itu tak luput dari perhatian sang sopir yang melihat dari kaca spion.
" Berdoa saja mas, semoga istrinya segera bangun.." Ucap sang sopir.
"Terima kasih pak.."
Bram menatap wajah Alisha yang pucat. Tangan kirinya memeluk tubuh Alisha sedang tangan kanannya menggenggam tangan Alisha.
" Sayang bangun. Jangan begini. Mas khawatir sekali..." Bram mencium kening .
"Mas..." Dengan perlahan mata Alisha terbuka. " Ini dimana..." Alisha melihat ke sekeliling.."
" Di dalam mobil. Kita mau ke rumah sakit. Badan kamu panas sekali.."
" Mas, sakit.. Sakit" Air mata Alisha keluar.
" Maafkan mas ya. Kita akan segera sampai...."
Bram memeluk erat tubuh Alisha. Bagaimana pun semua tanggung jawabnya. Dia teringat kembali kejadian tadi. Dia memang sangat brutal memperlakukan Alisha. Bram marah pada Alisha yang menggunakan cara yang curang untuk menjeratnya. Makanya tadi dia ingin memberi hukuman. Memberi sedikit pelajaran. Namun malah berlebihan karena tubuh Alisha yang membuatnya candu.
" Sudah sampai pak.." Terdengar suara sopir yang telah menghentikan mobilnya di depan loby sebuah rumah sakit.
" Maaf pak bisa bantu memanggil petugas.. " Sopir itu mengangguk dan kemudian keluar untuk memanggil petugas yang dibutuhkan.
Tak lama datang petugas membawa bangkar. Membuka pintu dan membantu mengangkat tubuh Alisha. Bram segera turun mengikuti sang petugas. Dan tak lupa memberi tips pada pengemudi taksi online yang sudah membantunya.
Alisha segera di periksa. Bram mendampingi dengan harap-harap cemas. Dia hanya berharap tidak ada luka yang serius di organ dalamnya. Bram benar-benar takut. Tubuhnya bahkan berkeringat. Mungkin juga karena lapar belum makan seharian.
Bram tertegun saat melihat kening sang dokter berkerut. Dan sesaat kemudian dokter tersebut melihat ke arah Bram dengan tersenyum.
" Anda terlalu perkasa tuan. Kenapa bisa sampai robek seperti ini.."
Bram kembali tertegun. Apa yang diucapkan sang dokter membuatnya tersenyum.
" Hati-hati jangan kasar-kasar sama istrinya." Ucap dokter itu lagi.
Bram tersenyum kecil. Ternyata sang dokter berpikir kalau dia suaminya. Bram bisa bernafas lega. Rasa takut menguap dari dirinya. Senyuman berkembang dibibir nya.
" Ternyata begitu mudah. aku pikir akan ada pertanyaan-pertanyaan yang akan memojokkan." Bram keluar ruangan ketika semua pemeriksaan selesai dan dilihatnya Alisha tertidur setelah minum obat.
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Semua baik-baik saja. Bram hanya takut jika urusan ini akan sampai divisum dan akan dikira karena penganiayaan.
" Sebaiknya ke ruangan Aluna saja. Mumpung Alisha masih tidur..."
Bram beranjak untuk mengunjungi Aluna. Letak kamarnya tidak begitu jauh. Dan tidak butuh waktu lama. Bram berpikir bisa sekalian menunggu mereka berdua secara bergantian.
Senyumnya muncul mengingat hal itu. Dia bisa mendapatkan mereka berdua secara bersamaan. Bisa menikmati tubuh Alisha dan mempertahankan Aluna juga.
Otaknya penuh dengan rencana. Entah sejak kapan Bram menjadi seperti ini. Padahal dulu sebelum bertemu Alisha dia adalah pria yang lembut dan baik hati. Bisakah sekejap dia berubah.
" Aluna sayang, mas datang..." Ucap Bram sambil tersenyum sumringah. Langkahnya ringan menuju ruangan Aluna yang berjarak lima kamar.
Namun dia terkejut ketika di dalam tidak ada siapa pun. Kamar itu telah kosong. Bersih tidak ada satu orang pun. Bahkan tidak ada satu barang pun. " Kemana Aluna..?"
Secepat itu dia keluar dari rumah sakit. Padahal luka di tubuhnya belum sembuh. Atau dia pindah rumah sakit.
Bram menatap tempat tidur tanpa berkedip. Dia melihat Aluna berbaring sambil melambaikan tangan. Namun saat Bram melangkah, tidak ada siapa-siapa di sana. hanya kasur kosong. Bersih dan rapi....
Bersambung
Terima kasih untuk yang sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan jejak. Loveee ❤️❤️❤️❤️❤️