NovelToon NovelToon
Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: elfi

Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

hari itu seperti biasa aku mendatangi rumah Kevin, beda dari biasanya ku dapat di rumahnya dalam keadaan berantakan. tak biasanya seperti ini, lantas ke mana Kevin? aku tak mendapatinya di ruang tamu bahkan di ruang televisi.

akhirnya aku berjalan ke arah pintu kamarnya, sedikit ragu namun aku ingin memastikan apa ya ada dalam atau tidak. saat hendak mengetuk pintu, tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, yang membuatku terhenyak seketika.

"kamu? ngapain? tanyanya, sontak aku mengurutkan kening, tak lama Kevin menggosok rambutnya sembari berdecak, sepertinya Kevin baru bangun dari tidur, terlihat jelas dari tatapan yang sayu.

Kevin beranjak ke ruang televisi kemudian kembali membaringkan tubuhnya di atas sofa. aku aku berjalan mendekatinya dan mendudukkan diri di sofa di mana ia berada. namun Kevin nampak terkejut saat mendapati ku di dekatnya.

"Kamu kenapa sih, mas? kayak nggak suka aku dekatin. tadi juga pas datang, kamu kayak gitu? ada apa?"tanyaku seraya mengurutkan tangan ke wajahnya, lihat hati ingin membenarkan anak rambut Kevin, namun laki-laki ia menghindar.

"mmm...anu.... ada yang mau aku tanyakan, soal hubungan kamu dengan suami?"

"kenapa?"

"bagaimana hubungan kalian sekarang, setelah kita berdua seperti ini?"

aku membenarkan posisi duduk, lalu menghadap ke arahnya. Kevin pun sama, iya bangkitlah duduk hingga kami saling berhadapan.

"aku sudah tak ada rasa lagi dengan suamiku semenjak ada kamu"

"lalu?"

"ya seperti ini, aku lebih mencurahkan kasih sayangku sama kamu. makanya setiap saat aku pastikan bisa menemui kamu ,mas."

"bukan begitu Din, maksudku, apa kau tak ingin mengakhiri salah satunya? hubungan kita tak mungkin seperti ini terus, kalau kamu memang tak ada lagi rasa kepada suamimu, kenapa tak kau tinggalkan saja dia"ucap Kevin. entah kenapa, ucapan Kevin seperti orang yang ketakutan, bahkan ia selalu memutus kontak mata denganku. ada sesuatu yang sepertinya ia sembunyikan namun aku tak mengetahuinya.

apa mungkin pembicaraan kali bermaksud agar akan memilihnya, dari awal berhubungan bahkan ia tak mempersoalkan ini. iya, mungkin Kevin menginginkan kepastian.

"iya mas, aku pastikan akan berpisah dengan suamiku, tapi tidak sekarang. sejujurnya aku memang sudah memikirkannya sejak lama.toh, suamiku itu tak bisa menjadi tulang punggung keluarga, tak ada yang bisa aku antarkan darinya"

"bagus, lebih cepat lebih baik!"

hujannya yang membuat senyumku semakin merekah. iya, aku yakini akan makin semua ini dan memilih kamu Kevin.

telah berbincang cukup lama, saya penuh minta aku untuk membersihkan rumahnya, iya beralasan kurang enak badan, sehingga kami pun tak melakukan aktivitas seperti biasa. sebenarnya aku ingin memadu kasih bersama Kevin, apalagi di luar cuaca sedang gerimis, rasanya mungkin sangat nikmat jika saat ini kami berdua berbagi puluh. akan tetapi, melihat sikap Kevin yang berubah, itu tandanya memang benar ya sedang tak enak badan. untuk itu seharian norma Kevin aku hanya kau benar rumah, tak lupa memasak u sesuatu untuk ya.

belum jam 03.00 sore aku sudah pulang dari rumah Kevin, saat di perjalanan aku menyempatkan untuk mampir ke warung Bu nilam, saat itu kebetulan warung Bu Nilam lumayan sepi, hanya ada seorang wanita hamil yang sangat berbelanja sembari asyik mengobrol dengan Bu nilam.

"Mbak Sarah kok masih kerja sih, padahal kandungannya udah besar loh, memangnya nggak mau istirahat?"anak Bu Nilam kepada wanita hamil yang bernama Sarah itu. aku sibuk memilih belanjaan, namun pendengaranku bisa menangkap jelas obrolan dengan wanita itu.

"sebenarnya sih mau, tapi nunggu suami dapat modal dulu. Bu Nilam kan tahu kalau suami saya pengangguran"

"saya salut lho sama Mbak Sarah, mau tukar posisi sama suaminya padahal lagi hamil tua"

"namanya juga hidup Bu, mungkin saat ini saya yang harus kerja keras, besok gantian sama suami saya"

"untung suaminya ganteng, Mbak Sarah kalau nggak"

"sudah Din?"

"ya Bu ini aja"

aku menyadarkan satu kantong belanjaan kepada Bu Tina untuk dihitung ulang. sejenak aku dan wanita hamil itu saling bersisihan, entah kenapa aroma kartunya sangat tak asing di hidungku, adapun dengan Sarah, ia juga memperhatikan penampilanku dari atas hingga bawah, namun kemudian ia tersenyum Rahma kepadaku.

"belanja Mbak?"tanya ke sopan.

"iya, kayaknya Kita pernah ketemu deh?"

aku mengingat-ingat kemudian, di minimarket!"ucapku bersamaan.

"berapa bulan kandungannya Mbak?"

"minggu depan sudah 9 bulan"

"kayaknya anaknya perempuan deh, soalnya bentuk perutnya kayak buah semangka. ditambah aura si mbaknya sangat cantik"

"iya kah? sebenarnya saya belum USG, tapi semoga saja tebakan Mbak benar ya, sama saya pengen anak perempuan soalnya"

"iya, saya tinggal di....."

"semuanya jadi 73.000 Din"

tiba-tiba bu nila menyodorkan belanjaanku, pun dengan wanita itu. gerimis membuatku tersenyuk, sehingga aku pun buru-buru untuk segera pulang dan menyudahi obrolan.

aku berjalan sedikit tergesa-gesa, karena gerimis yang semula hanya sedikit, lama-kelamaan berubah menjadi hujan yang cukup deras. kebetulan aku tak membawa payung sedangkan jarak rumahku masih lumayan cukup jauh. aku pun memutuskan untuk berteduh, di salah satu konter HP menunggu sampai hujan reda dan aku bisa melanjutkan perjalanan.

tak disangka-sangka hujan pun tak kunjung reda, semakin sore langit semakin bertambah gelap diselingi suara petir yang menggelegar. pemberi konter hp sudah menutup tokonya karena atom sudah menunjukkan pukul 06.00 sore, dan aku tetap memutuskan menunggu hujan redah,hingga jam 7 malam, aku berangkat dari kantor tersebut itupun hujan belum juga reda meskipun tak terlalu lebat.

tepat di pelataran rumah, aku mendengar suara gelak tawa intan dan hijrah. kupercepat langkah agar segera sampai, di tanganku ada banyak makanan ringan yang kubeli dari warung Bu nilam. tiba di ambang pintu, aku menemukan pemandangan yang mengejutkan.

"mas?"

seketika semuanya menoleh ke arah pintu secara bersamaan. di ruang tamu, intan dan hijrah Tengah menggambar sesuatu di meja ruang tamu, sedangkan mas Budi ada di belakang intan. lalu seorang wanita duduk bersisi yang tak jauh di mana mas Budi duduk, tepatnya di belakang hijrah.

"ka..kamu sudah pulang dek?"

"mama... sini, ma. masak tante nggak bisa gambar bebek, kalah sama hijrah"

tante? siapa dia? kenapa wanita itu begitu akrab dengan intan dan hijrah.

mas Budi bangkit dari duduknya, namun saat mencoba berdiri, iya terlihat meringis kesakitan dan wanita itu langsung sigap menahan tubuh pas Budi.

"makasih, Yulia. aku bisa sendiri"

"biar aku bantu bud, Kamu mau ke mana emang?"

lihatlah, bagaimana wanita itu sama sekali tidak mempedulikan kehadiranku. melihat dia bersikap manis kepada mas Budi, seketika amarahku berkobar.

"intan hijrah, kalian masuk kamar dulu ya. ini Mama bawain cemilan. tapi, bukanya di kamar saja.

emangnya kalau makan sini kenapa mah? hijrah mau bagi sama tante boleh?"

seperti paham dengan keadaanku, mas Budi akhirnya membisikkan sesuatu kepada intan, kemudian intan pun mengajak hijrah untuk pergi ke kamar. di ruang tamu, tersisa mas Budi dan wanita yang entah bernama siapa, sedangkan aku masih berdiri diambang pintu.

"Dek!"ujar mas Budi, iya hendak berdiri namun aku memintanya untuk tetap duduk.

"selamat malam Din"sekian lama, barulah wanita itu menyapa seraya menyodorkan tangannya. hingga beberapa detik lamanya aku tak menyambut jabatan tangan itu.

"sepertinya Hujannya sudah reda,kamu bisa pulang sekarang "

"nggak Bud"kebutuhan istrimu ada di sini kenapa kita nggak bicarain sekarang?"

"nanti saja Yul, ini sudah malam"ujar mas Budi penanaman aku masih bisa mendengar jelas.

"ada apa? ada yang mau kalian bicarakan?"

"ada?"

"tidak! Yul please. nggak sekarang"

"sekarang atau nanti sama saja, Bud. mumpung aku bisa ketemu sama istri kamu"

"sebenarnya ada apa?"cintaku dengan suara yang cukup keras.

"Yulia aku mohon jangan sekarang!"

"ceritakan!"

"jadi begini, Yulia itu..."

"aku mau minta izin untuk menjadi madumu"

Deg

"apa?"

"Yul, bukan seperti itu dek!"

"diam, mas! aku sedang bicara dengan wanita ini coba ulangi lagi?"

" ha ha ha ha ... lelucon apa lagi ini?"

"ini bukan lelucon, aku serius. Budi mau menikahi aku asalkan mendapat izin darimu sebagai istri pertama"

"enggak,dek! bukan seperti itu"

mendadak kepalaku berdenyut nyeri, bisa-bisanya seorang wanita datang tanpa diundang dan meminta menjadi maduku. Tuhan, apalagi ini? lihat wajahnya saja aku sangat muak, apalagi kalau sampai menjadi madu. apa yang diandalkan dari suamiku, jangankan memiliki dua istri, satu istri saja mas Budi banyak menyusahkan ku. tubuhku rasanya lelah, dan kejadian ini membuat emosi pun meletup-letup. aku pun mengambil segelas air minum yang berada di atas meja.

"kau tahu, pelakor itu ibarat seseorang yang hendak bertamu. sayangnya, rumahku tak berkenan menerima tamu sepertimu"

Byurrrr.

segelas air minum itu langsung aku tumpahkan tepat di atas kepala wanita yang bernama Yulia. wanita itu langsung bangkit dan mendali ke arahku. sedangkan aku langsung beranjak ke arah pintu,"silakan keluar selagi pintu rumahku terbuka lebar"

"kau akan menyesal Dina, camkan itu!"dosisnya saat kami berpapasan di ambang pintu.

1
martina melati
nah betul tuh...
kalo emang mau nolong y tulus tanpa embel2...
martina melati
jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...
martina melati
waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...
Putu Sriasih
Lumayan
Putu Sriasih
Kecewa
Any
lanjut
Xyn Anala
Kejutan tak terduga
Akbar Cahya Putra
Keren sekali, thor. Rasanya seperti membaca lembar demi lembar karya masterpiece. 🎉
Elfi Asmawati: 😀😀😀😉 iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!