NovelToon NovelToon
Aku Wanita Pendukung Di Era 70

Aku Wanita Pendukung Di Era 70

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:20.6k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

menurutmu apa yang akan terjadi jika aku tau, dirimu hanya seorang wanita pendukung dalam sebuah kisah cinta yang fenomenal.

mungkin seseorang akan memiliki beberapa pendapat berbeda tapi bagi wanwan dia akan menjauhkan diri dari pahlawan dan pergi sejauh mungkin.
Hanya saja semakin dia jauh maka pahlawan pria semakin dekat dan..

Pahlawan pria baru akan mendekat.

Ada jari emas tapi hampir tidak berguna.

ini karena dia hanya lah sosok peran pendukung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

 Suara gemercik air yang menabrak bebatuan kecil berpadu dengan tawa riang tiga gadis remaja di pinggir sungai. Yuna, dan yang lain bersenang-senang dengan memercikkan air dingin ke wajah mereka. Namun tak satu pun dari mereka berani melangkah lebih jauh ke tengah sungai yang arusnya terlihat lebih kuat dan dalam. Meskipun air itu tampak mengundang, mereka tetap berhati-hati, hanya berani bermain air di pinggir yang dangkal.

Kehidupan di pedesaan semacam sebuah hukuman untuk mereka para remaja kota.Jarang sekali mereka bisa tertawa lepas seperti sekarang.

"Yuna... hahaha....awas hahaha "

Yuna basah dengan air yang di lemparkan oleh Gu Mila.Dia tidak marah tapi malah tertawa dan balas memercikan air pada yang lain.

Hahaha....

Suara tawa khas seorang gadis segera bergema di hutan.

Tak jauh dari mereka, di sudut sungai lainnya, empat pemuda sedang asyik memancing. Song An, Yu Chen, dan Jian Lu tampak gembira dengan aktivitas yang jarang mereka lakukan bersama. Beberapa dari mereka menggunakan pancingan sederhana, sementara yang lainnya sibuk mencoba menangkap ikan dengan tangan kosong, diselingi tawa saat mereka gagal dan tergelincir ke dalam air.

Song an sesekali tersenyum dan memiliki wajah memerah setiap kali berbicara tentang dia dan Yuna.Sejak mereka di kirim menjadi pemuda pendidikan yang berlokasi di bendera merah , mereka sangat jarang bersama-sama dan bercanda seperti hari ini.

Tapi hari ini begitu menyenangkan dan damai .Hinggalah tiba-tiba, ketenangan pecah dengan jeritan memekik dari sisi sungai.

"AAAAAH! Tolong! Ding Tao tenggelam!" Yuna berteriak panik, matanya terbelalak ngeri melihat Ding Tao yang sebelumnya berdiri di dekat mereka tiba-tiba terseret arus lebih jauh ke tengah sungai.

Yuna dan Gu Mila segera berlari ke arah tepian yang lebih dalam, namun ketakutan menahan mereka.

Tadi mereka sedang bercanda dan tanpa sadar,Ding Tao berjalan lebih ke tengah akibatnya Dia jatuh ke tempat yang lebih dalam. Saat ini Ding Tao sedang berjuang untuk bertahan di permukaan.

"To.. long....blur...glek..to.. long....!"

"Ding Tao....ahhh siapa pun... tolong....!"

"Ding Tao, bertahan lah .. Ding Tao... tolong kami, Ding Tao tengelam...!"

Teriakan putus asa mereka menarik perhatian para pemuda yang sedang memancing. Song An adalah yang pertama mendekat, pandangannya langsung tertuju pada Yuna.

"Yuna Kau harus bantu Ding Tao! Kau yang bisa berenang, Yuna!" serunya dengan penuh harapan. Dia tau Yuna pandai berenang tapi dia tidak berpikir Yuna akan berbohong.Jadi ketika dia berkata seperti itu,wajah Yuna segera pucat pasi dan bibirnya bergetar hebat.

"Yuna cepat lah...ayo pergi ..."

"Yuna tunggu apa lagi...?"

Mereka mendesak Yuna dengan setengah memohon.Tidak ada yang tahu bahwa Yuna sama takut nya dengan yang lain.Mungkin karena gugup Yuna tidak bisa berpura-pura lagi .Dia mungkin bahwa lupa dengan kebohongan yang dia buat.

"Aku... aku tidak bisa berenang!" Yuna menjawab keras, hampir seperti berteriak. Matanya berkaca-kaca, rasa takut dan panik membuatnya terdiam di tempat.

Song An dan yang lain terkejut dan merasa tak percaya. "Apa? Tidak mungkin! Kau pernah menyelamatkan aku dari tenggelam waktu itu! Kenapa sekarang kau bilang tidak bisa?" Nada suaranya semakin tinggi, hampir menuntut dan frustrasi.

Beberapa dari mereka malah beranggapan Yuna tidak ingin membantu sama sekali.

Lalu kenapa Yuna tidak mau membantu, sementara kehidupan Ding Tao sedang dipertaruhkan saat ini.

"Yuna ..kau...

Tiba-tiba saja semua orang memandang Yuna dengan cara aneh sementara korban di tengah sungai masih memerlukan bantuan.

Yuna menggeleng keras, betapapun khawatirnya dia tentang ketahuan karena sudah saat ini hatinya juga menolak keras untuk terjun ke dalam sungai.

Tapi apa yang harus dia lakukan.Itu adalah momen traumatis yang terus menghantui pikirannya hingga saat ini. Dia hanya beruntung saat itu menemukan Song An yang sudah keluar dari sungai .

Tapi itu saja.

Sejak itu hatinya selalu dipenuhi rasa bersalah dan takut yang kini menyumbat mulutnya, membuatnya tak mampu menjelaskan lebih jauh.

Sementara itu, Ding Tao terus berjuang di arus deras yang mulai menyeretnya lebih jauh. Gu Mila menangis panik di tepian, sementara para pemuda berlarian di sepanjang sungai, mencoba mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menolong, tetapi tidak ada yang berani melompat masuk.

Waktu terasa melambat. Song An yang mulai putus asa, memandang sungai itu dengan rasa geram yang tak tertahankan, mencengkram erat cabang kayu di tangannya.

 Dengan sigap, tanpa banyak bicara, ia melompat ke pinggir sungai.Kayu tadi di ulur kan ke arah nya .

"Ding Tao, Ayo... ayo ambil kayu nya.Kau bisa Ding Tao... ayo...

Segera kawan kawan lain mencari kayu lain.Mereka berinisiatif untuk memegang ujung satu dan song an bergerak diujung lain nya .

Tangan kanan memegang ujung kayu dan tangan yang lain mengirimkan kayu lainnya ke arah Ding Tao.

Hanya dalam beberapa detik, ia berhasil mencapai Ding Tao yang sudah setengah tenggelam dan hampir kehabisan tenaga. Untung nya dia masih bisa meraih ujung kayu.Dengan sekuat tenaga, song an menarik Ding Tao ke tepian sungai. Setelah berjuang melawan arus, mereka akhirnya tiba dengan selamat di tepi sungai yang dangkal, di mana Yuna dan Gu Mila segera bergegas membantu menarik Ding Tao ke darat.

Semua orang menghela napas lega. Wajah Ding Tao pucat, namun ia masih hidup. Air yang membasahi rambut dan tubuhnya menetes ke tanah, sementara napasnya tersengal-sengal. Ding Tao disandarkan pada pohon terdekat, sementara yang lain berkumpul di sekitarnya.Song an telah basah untuk menyelamatkan Ding Tao duduk di sampingnya, dia memastikan ding Tao baik-baik saja.

Saat keheningan melingkupi kelompok itu, perhatian semua orang beralih kepada Yuna. Tatapan mereka, yang semula penuh rasa lega, kini berubah menjadi kecurigaan dan kemarahan. Mereka tidak bisa memahami bagaimana Yuna, yang sebelumnya dikenal berani, tidak terjun untuk menyelamatkan Ding Tao.Apalagi setelah kisah heroiknya di masa lalu ketika menyelamatkan Song An yang tenggelam.

Song An berdiri mematung dengan pakaian basah, dia menatap Yuna dengan pandangan penuh kecewa dan amarah. "Yuna... Kenapa? Kau bisa berenang. Kau pernah menyelamatkanku. Kenapa kau tidak mau membantu Ding Tao?" suaranya dingin dan penuh tuduhan.

Jelas dia kecewa pada Yuna.

Kenapa?

Yuna mulai gemetar dengan tuduhan ini.Air matanya mulai membasahi pipinya dan dia tak mampu menahan isak tangis yang membuncah. "Aku... Aku benar-benar tidak bisa berenang," ucapnya dengan suara serak. "Aku takut. Aku tidak tahu bagaimana harus melakukannya… Aku…"

Song An menggelengkan kepalanya dengan penuh frustrasi. "Kau berbohong! Kau bohong Yuna.Bagaimana bisa kau bilang kau tidak bisa berenang setelah kau menyelamatkanku dari sungai ini? Kau menarikku keluar waktu itu kan! Apa yang sebenarnya terjadi, Yuna.Apa kau menyimpan dendam dengan Ding Tao?" Nadanya naik menuntut jawaban.

Song an tidak akan pernah percaya jika Yuna tidak pandai berenang.Di hatinya Yuna adalah Dewi penyelamat.

"Yuna "Kata Gu Mila yang tidak kalah kecewanya."Jika pun ada yang tidak kau sukai dengan Ding Tao,ini bukanlah alasan untuk membunuh dia kan?"

Yuna sendiri terdiam sesaat, seolah sedang berusaha menenangkan dirinya, namun setiap kata yang ingin ia katakan terasa begitu berat. Tapi hati nya tidak bisa lagi berbohong.Dengan sedih, Yuna berkata."Waktu itu... aku tidak benar-benar menyelamatkanmu song an," kata Yuna akhirnya, suaranya nyaris berbisik. "Aku..aku sebenarz tidak pernah berenang ke tengah sungai. Saat aku menemukanmu... kau sudah pingsan di tepi sungai. Aku hanya menemukan mu ke tempat yang lebih aman... Aku tidak menyelamatkanmu dari tenggelam. Aku takut... Song an...aku... punya perasaan dengan mu.. jadi...."

Semua mata tertuju padanya. Pengakuan Yuna membuat semua orang terdiam, tetapi tatapan Song An kini dipenuhi dengan rasa kecewa yang mendalam. "Jadi... itu bukan karena kau bisa berenang?" gumamnya,dari suaranya bisa di katakan jika song an terluka. "Selama ini aku berpikir kau penyelamatku, bahwa kau benar-benar menolongku... Tapi ternyata...ahhkk..ternyata...semua ini hanya bohong!"

Yuna terisak lebih keras, kepalanya tertunduk dalam rasa bersalah yang tak tertahankan. "Aku tidak bermaksud berbohong... Aku hanya... tidak ingin kau tahu. Song an....aku..aku sudah lama menyukai mu ..aku .. huhuhu ..Aku takut kau ..kau .. huhuhu," ucapnya terbata-bata.

Walau bagaimanapun Yuna memohon pengertian tapi bagi Song An, kebohongan ini sudah menghancurkan segalanya. Ia tidak berkata apa-apa lagi, tetapi tatapannya penuh dengan kekecewaan. Ia berbalik dan meninggalkan Yuna tanpa sepatah kata pun. Teman-temannya memandangnya dengan kasihan, tapi tak seorang pun berani menghentikannya. Song An kembali ke tempat mereka memancing tadi, duduk sendirian dengan kepala tertunduk, frustrasi oleh kenyataan yang baru saja ia ketahui.

Yuna hanya bisa berdiri di sana, menangis, sementara perasaan bersalah dan takut terus menggerogoti hatinya. Rasanya seperti dunianya runtuh di depan matanya. Ia tidak hanya kehilangan kepercayaan kekasih nya, tetapi juga mungkin hubungan yang selama ini ia pikir dibangun atas dasar kepercayaan. Hanya saja, semuanya kini hancur karena sebuah kebohongan yang ia tahan begitu lama.

Song An berjalan menjauh dari keramaian, menghindari tatapan kasihan dari teman-temannya. Dia menemukan tempat yang sepi di sisi lain sungai, duduk di atas batu besar yang dipanaskan matahari. Air sungai mengalir tenang di hadapannya, kontras dengan badai yang berkecamuk di dalam dirinya. Pikirannya dipenuhi kebingungan, kemarahan, dan rasa kecewa yang tak kunjung hilang.

Tatapan kosongnya tertuju pada air yang berkilauan di bawah sinar matahari. Pikiran tentang Yuna yang selama ini ia percaya sebagai penyelamatnya terus berputar di kepalanya. Namun, kebenaran yang baru saja terungkap telah mengguncang keyakinannya. Jika bukan Yuna yang menyelamatkannya hari itu, lalu siapa?

Lama Song An duduk di sana, hingga sebuah nama kembali muncul dalam benaknya,Wanwan. Wanwan adalah gadis Desa yang penuh dengan semangat, dengan suaranya yang merdu dan bakat berenang yang luar biasa.

Wanwan hari itu bermain di sungai , berenang dengan gesit seolah ia adalah bagian dari air itu sendiri. Dia pintar berenang dan...

Deg.

“Apakah mungkin... Wanwan yang menyelamatkan aku saat itu?” pikir Song An dengan hati yang mulai bimbang. Jika benar, maka selama ini ia telah keliru. Bukan Yuna, tetapi Wanwan yang menariknya dari tepi sungai waktu itu. "Apa yang sebenarnya terjadi?" bisik hatinya, diliputi pertanyaan yang tak terjawab.

Di satu sisi, Song An merasa marah dan kecewa pada Yuna karena berbohong. Kebohongan ini terasa seperti pengkhianatan, terutama karena hubungan mereka bukan hubungan yang main-main. Di tahun 70an ,pacaran dianggap sebagai hubungan yang sangat serius, hampir seperti janji untuk menikah.

Terlepas mereka berdua yang sudah setuju untuk bertanggung jawab atas hubungan ini. Song An yakin bahwa Yuna adalah gadis yang ia cintai dan ingin ia jadikan pasangan hidup.

Namun kini, ada Wanwan di benaknya. Jika benar Wanwan adalah penyelamatnya, lalu apakah perasaannya terhadap Yuna selama ini berdasarkan kebohongan? Bagaimana dengan Wanwan? Jika memang benar gadis itulah yang menyelamatkannya, apakah seharusnya dia mengejar Wanwan? Song An merasakan hatinya terpecah antara dua sosok yang begitu berbeda. Wanwan, gadis yang mungkin ia lupakan, tapi mungkin sebenarnya adalah pahlawan yang sesungguhnya. Dan Yuna, gadis yang ia cintai, meskipun kebohongannya kini mengaburkan semua yang dulu ia yakini.

Song An menggenggam kepalanya, merasa frustrasi. “Kenapa semuanya jadi seperti ini?” Ia bergumam pelan. Sebuah pertarungan batin mengamuk di dalam dirinya, menariknya ke dua arah yang berlawanan. Di satu sisi, ada tanggung jawab dan ikatan emosional yang ia miliki dengan Yuna. Di sisi lain, ada rasa penasaran dan keraguan yang muncul akibat ingatan tentang Wanwan.

Jika dia sang penyelamat jadi kenapa wanwan tidak pernah mengakuinya.

Meskipun marah, Song An tahu bahwa hubungan dengan Yuna tidak bisa begitu saja diputuskan. Mereka telah berjanji untuk bersama dan tanggung jawab tidak bisa diabaikan hanya karena satu kesalahan. Namun di balik semua itu, rasa kecewa yang mendalam tetap ada. Ia tidak bisa menghapus perasaan tertipu, seolah-olah landasan hubungannya dengan Yuna telah goyah.

Song An memandang ke arah sungai lagi, bayangan Wanwan melintas dalam pikirannya. Apakah perasaannya pada Yuna hanya terbangun karena ia salah paham? Atau apakah cintanya untuk Yuna benar-benar tulus, terlepas dari siapa yang menyelamatkannya?

“Wanwan…” nama itu terucap pelan dari bibirnya. Song an tahu bahwa ia tidak bisa kembali ke masa lalu. Yuna adalah pasangannya sekarang dan apapun yang terjadi, dia memiliki tanggung jawab terhadap perasaan mereka berdua.

Tapi di dalam hati, Song An tetap merasa bimbang. Seperti air sungai yang tampak tenang di permukaan, namun di bawahnya tersembunyi arus yang deras, perasaan Song An kini bergejolak.

Dengan hati yang masih diliputi kebingungan, Song An bangkit dari batu tempatnya duduk. Dia harus kembali. Harus menghadapi Yuna, sekalipun perasaannya belum benar-benar pulih.

 Dia harus mencari wanwan dan bertanya dengan jujur.

Apakah wanwan adalah penyelamat nya atau bukan.

1
Salsabila Arman
lanjut
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt... sabar ya Mei Mei...
palupi
jeng jeng jeng... wang Yihan yg untung nikahin meimei... jangan lupa gosok gigi ya mas wang yihan 😂😂💕
Salsabila Arman
lanjut
Lala Kusumah
double up atau crazy up dong... kereeeeeeeennnn kan Wan Wan..... lanjuuuuuuuuuuutttt
Dewiendahsetiowati
crazy up thor
Naffa Laita
othor kok up selanjutnya belum ada ya thor?? /Bye-Bye/
Aisyah Suyuti
menarik
🍄NOFA🍄
han wan pasti terkejut
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Salsabila Arman
lanjut
Lala Kusumah
crazy up dong, atau double up 🤭✌️😂
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Salsabila Arman
lanjut
palupi
wanwan... habis nyanyi ntar tau tau jadi juragan beras 😂😂😂
Lala Kusumah
wah wanwan ada yg lamar duh... lanjuuuuuuuuuuutttt
🍄NOFA🍄
Wah karir menyanyi di departemen seni kemiliteran
Slovlya✯
lanjut lanjut
Salsabila Arman
lanjut
🍄NOFA🍄
tidak menyenangkan pastinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!