menceritakan tentang wanita gemuk yang bernama Zoya, yang di khianati oleh calon suaminya dan sahabatnya sendiri.
Dan mengisahkan seorang pria yang sangat rupawan bernama Raka, tapi suka berpenampilan seperti gelandangan.
dari pertemuan Zoya dan Raka tanpa di sengaja, menjadi kisah awal dari cinta keduanya yang berliku dan juga penuh rintangan.
dan juga dari pertemuan mereka menghasilkan dua anak-anak yang sangat lucu.
dan seperti apa kisah mereka....
baca terus kisah mereka dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aidah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu mantan
Hari berlalu dengan cepat, dan tanpa terasa Zoya sudah merawat Sinta selama satu Minggu lamanya. Dan kondisi Sinta sudah mulai membaik.
Tit tit tit suara notifikasi chat dari hp Zoya.
"Zo sepertinya ada pesan masuk di hp kamu."kata Sinta yang sedang bersama Zoya pagi itu.
"iya, saya buka dulu ya Tante."kata Zoya dan Sinta hanya mengangguk dan tersenyum.
"ada apa Zo, kenapa kamu diam seperti itu."
"chat ini memberi tau Zoya, agar Zoya mengikuti interview siang ini Tante."
"ya sudah kamu datang saja, biar mbok Darmi yang menemani Tante."
"Tante tidak apa-apa tidak Zoya temani siang ini."
"Zo, Tante tidak boleh selalu bergantung pada kamu. Lagi pula selama seminggu ini tidak ada masalah dengan makanan Tante kan."
"baiklah, akan Zoya masakan dulu menu untuk siang ini, biar nanti mbok Darmi yang menyajikannya."
"baiklah, kalau begitu Tante mau istirahat dulu ya."
"iya Tante, biar Zoya antarkan ke kamar."
"baiklah."kata Sinta sambil berjalan ke kamarnya di temani Zoya.
Setelah Zoya selesai menidurkan Sinta, Zoya segera ke dapur dan memasak beberapa menu sehat untuk Sinta.
"mbok Darmi, nanti makanan ini tinggal di panaskan sebentar, setelah itu temani Tante Sinta untuk makan, dan ajak ngobrol, biar pikirannya teralihkan."
"baik non. akan mbok Darmi lakukan."
"baiklah, kalau ada apa-apa hubungi Zoya ya mbok."
"iya non jangan kuatir."kata mbok Darmi yang menemani Sinta sejak lama.
Zoya segera keluar dari rumah Sinta dan kembali ke rumahnya.
"pa, bilang sama mama dan Alvin, Zoya ada interview jadi nanti pulang sedikit sore."kara Zoya pada Bastian.
"baiklah, hati-hati di jalan Zo."
"iya pa."kata Zoya yang menyalakan mobilnya dan mulai keluar dari garasi rumahnya.
mobil yang di Kendari Zoya terus melaju di jalanan menuju ke sebuah gedung mewah yang ada di pertengahan kota.
"ternyata perusahaan ini sangat besar sekali."kata Zoya saat keluar dari mobilnya.
Zoya melangkah dengan anggun masuk kedalam gedung perusahaan yang sangat besar itu.
"permisi, apa benar saya mendapatkan undangan interview hari ini."kata Zoya pada resepsionis.
"maaf kalau boleh tau nama anda siapa."
"Zoya Orlando."
"mohon tunggu sebentar."kata resepsionis perusahaan itu.
"hello pak Andi, nona Zoya Orlando sudah datang. Baik pak."kata resepsionis.
"nona Zoya, mari ikut saya, akan saya antarkan anda ke ruang interview."
"baik,"jawab Zoya yang mengikuti langkah resepsionis perusahaan.
Zoya melangkah mengikuti resepsionis yang mengantarkannya.
"silakan masuk, pak Andi sudah menunggu di dalam."
"terima kasih."
"sama-sama."kata resepsionis yang kemudian melangkah pergi.
Tok tok
"masuk."kata Andi manajer operasional perusahaan itu.
"selamat siang pak, saya Zoya Orlando."
"duduklah,"kata Andi dan Zoya duduk di kursi depan Andi.
"baiklah nona Zoya, kita mulai interview nya."
"baik pak silakan."jawab Zoya.
Andi mulai menanyakan semua pertanyaan yang berhubungan dengan CV yang di berikan oleh Zoya, dan Zoya menjawabnya dengan lancar.
"baiklah, sekarang pertanyaan di luar CV."
"silakan."jawab Zoya.
"apa alasan kamu menjadi seorang chef ahli gizi."
"alasan saya karena saya suka memasak, dan juga saya suka makan. Dan karena dua hal itu saya pernah mengalami obesitas, sebelum saya tampil seperti sekarang."
"jadi karena alasan itu kamu kuliah sebagai chef ahli gizi."
"iya agar saya tetap bisa makan makanan sehat dari masakan saya sendiri, tanpa harus takut obesitas dan tetap sehat."
"baiklah nona Zoya, anda kami terima dan anda akan kami hubungi kapan akan mulai bekerja."
"benarkah saya di terima pak."
"iya, selamat bergabung di perusahaan James company."
"terima kasih, kalau begitu saya permisi dulu. Mari."
"iya."jawab Andi sebagai penguji.
"pak Andi, dia memang luar biasa dan juga dia memiliki rekomendasi yang baik dari tempat dia bekerja sebelumnya."
"itu benar, tapi kita tidak tau, boss kita bisa menerima masakan dia."
"itu benar, kalau boss menyia-nyiakan orang seperti itu, sebaiknya kita tempatkan dia di bagian dapur, agar makanan bagi semua karyawan di perusahaan ini sehat."
"kamu benar pak Iwan, itu juga yang ada di pikiran saya."jawab Andi sambil tersenyum.
Zoya segera keluar dari ruangan itu dan berjalan melewati koridor untuk menuju ke dalam lift.
"bagaimana, apa kamu bisa mendapatkan kontrak dengan perusahaan ini."kata suara wanita yang satu lift dengan Zoya.
"mereka belum meng ACC kontrak kita Jessy."
"kenapa mereka tidak langsung meng ACC kontrak kita Zack, apa mereka tau kondisi perusahaan kita."
"aku rasa mereka tidak tau Jess."
"laku kenapa mereka memperlambat untuk meng ACC kontrak yang kita ajukan."
"mereka bilang, akan ada pergantian pimpinan di perusahaan ini Jessy, jadi bukan tuan Bram lagi yang akan menangani masalah kontrak."
"apa, lalu kapan pimpinan baru itu datang Zack,"
"katanya sih besok."
"bagus kalau begitu, besok kita langsung datang dan tidak memberikan kesempatan pada pimpinan itu untuk menyelidiki kondisi perusahaan kita."
"iya."kata Zack dengan nada lemas.
"kenapa kamu lemas begitu Zack."
"ini semua salah kamu Jessy, kenapa kamu memakai uang perusahaan kita untuk membeli barang-barang mahal itu."
"loh kenapa menyalahkan aku Zack, aku kan membeli itu untuk investasi juga."
"iya, tapi ujungnya semua barang itu palsu dan kita terlilit hutang yang cukup besar."
"namanya juga apes, lagi pula siapa yang tau kalau barang branded itu ternyata barang palsu."
"makanya kalau beli apa-apa itu di cari dulu kebenarannya, jadi gak seperti ini."
"Zack ingat ya, aku melakukan itu agar kita bisa setara dengan perusahaan besar lainnya, agar kamu di pandang seorang CEO yang hebat dari perusahaan besar. Ya wala pun perusahaan kita tidak sebesar perusahaan ini sih."
+sudahlah jangan ribut lagi. Nanti ada yang dengar, jadi gak enak."
"Memangnya siapa yang dengan Zack."
"permisi saya mau lewat."kata Zoya saat pintu lift terbuka.
"dia..."kata Jessy sambil menunjuk pada Zoya yang melangkah keluar dari lift.
"kamu mengenalnya Jess."kata Zack sambil melangkah keluar dari lift.
"tidak, hanya saja sepertinya pernah bertemu."
"oh, mungkin saja dia orang yang kamu lihat saat mendatangi para sosialita."
"mungkin juga."kata Jessy sambil merangkul tangan Zack dan tersenyum mesra.
"nona Zoya tolong tunggu sebentar."kata seorang resepsionis jaga dan membuat langkah Zack dan Jessy terhenti.
"iya ada apa."
"Nona Zoya Orlando, maaf pak Andi tadi bilang, anda bisa mulai bisa bekerja besok, dan anda menjadi staf ahli gizi di dapur umum perusahaan."
"baiklah, besok saya akan datang tepat waktu."
"Ohya, untuk tugas utama anda akan di beritahukan menyusul."
"baiklah, terima kasih informasinya, kalau begitu saya permisi dulu."
"iya nona, hati-hati di jalan."kata resepsionis saat Zoya keluar dari lobby.
"maaf mbak, tadi itu siapa."kata Jessy menghentikan langkah resepsionis.
"oh dia ahli gizi yang di datangkan dari luar negeri oleh perusahaan."
"kalau boleh tau, siapa nama wanita itu."
"Zoya Orlando, memangnya kenapa Bu, apa ibu mengenalnya."
"ibu, memangnya aku ibu kamu. Enggak hanya namanya mirip dengan nama teman saya."kata Jessy yang langsung melangkah pergi menghampiri Zack yang menunggunya.
"dasar tidak punya sopan."kata resepsionis yang kemudian kembali ke mejanya.
"apa kata resepsionis itu."
"dia memang namanya Zoya, tapi Zoya Orlando dan dia akan menjadi staf gizi di perusahaan ini."
"oh begitu."
"iya, sudahlah ayo kita pergi dari sini, besok kita kembali lagi."
"baiklah."