Axelo kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua kesalahan pada istrinya, tapi semua tidak mudah karena....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atika Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lima belas
Pulang sekolahnya Axel menunggu Azura di depan kelas Azura.
"Anjir, ngagetin lo" ucap Raya terkejut melihat Axel yang diam menyandarkan tubuhnya di dinding.
Axel menaikan salah satu alisnya, melirik ke belakang Raya lalu tersenyum.
Raya yang melihat itu heran "Wah gak beres ni anak" ucap Raya.
Reva mendorong punggung Raya yang menghalangi dirinya. "Minggir" ucap Reva.
"Shit...biasa aja Re, gak usah dorong-dorong" ucap Raya.
"Lo ngehalangin jalan tau gak" ucap Azura.
Axel semakin melebarkan tersenyum "Hai baby"
"Ngapain lo disini?" tanya Azura.
"Aku lagi nunggu kamu, kita pulang bareng" jawab Axel.
Azura memutar mata malas "Ogah" ucap Azura lalu beranjak pergi dari sana.
Axel tak menyerah dia mengejar dan menyamakan langkahnya dengan Azura "Baby ayolah kita pulang bareng~" rengek Alex memegang lengan Azura.
"Lo sakit Axel" ucap Azura.
"No, no Axel but Elo" ucap Axel
"Serah gue lah" ucap Azura.
"Aaa~ Zuzu harus panggil Elo bukan Axel" rengek Alex. Sepanjang jalan menuju ke arah parkiran mereka bertiga di pusingkan dengan ocehan Axel yang tidak bermutu jangan lupakan rengekan untuk pulang bersama.
Elo adalah nama panggilan dari Azura untuk Axel di kehidupan pertama mereka, saat itu Axel sangat tidak menyukai panggilan itu tapi karena Azura selalu memanggilnya seperti itu lama kelamaan menjadi terbiasa dengan panggilan itu, dia akan tahu siapa yang memanggilnya dengan sebutan Elo, karena hanya Azura yang memanggilnya seperti itu. Dan sekarang Axel merindukan panggilan itu saat kembali ke masa lalu dia tidak pernah mendengar Azura memanggil nya dengan sebutan Elo, selalu Axel dan Axel. Nama itu terlalu sering dan ia ingin panggilan khususnya kembali jadi sekarang ia meminta Azura untuk memanggilnya Elo.
Sampai di parkiran teman-teman Axel menunggu Axel di depan motor mereka, oh jangan lupakan kedua ulat bulu yang selalu menempeli mereka.
"Axel, lo lama banget si njing gue cape nunggunya" ucap Kaidan.
"Gue gak nyuruh kalian nunggu" ucap Axel.
Arzuna menatap lengan Azura "Lepas" ucap Arzuna melepaskan pegangan Axel.
"Ck, dengerin gue, dia itu pacar dan istri gue jadi gue berhak untuk memegang Azura" ucap Axel.
Arzuna geram dengan jawaban Axel "Lo.."
"Udah bang, kita balik aja" potong Azura.
"Eh Ra gue ikut ke rumah lo yah, kita main dulu bentar" ucap Raya.
"Nah ide bagus tuh, sudah di putuskan kita semua akan kerumah Arzuna tanpa penolakan" ucap Kaizo.
Arzuna dan Azura menatap datar Kaizo, enak sekali dia memutuskan hal itu tanpa persetujuan dari sang pemilik rumah.
"Emm..kak kita boleh ikut?" tanya Marsha.
"Boleh dong" jawab Elang.
Dengan terpaksa Arzuna mengiyakan saja, tapi sebelum itu ia harus meminta izin dulu pada Freya dan sialnya Freya mengizinkan itu.
Mereka pergi ke mansion Nararya karena Azura, Raya dan Reva tidak membawa kendaraan maka mereka di bonceng oleh laki-laki begitu pun dengan Marsha dan Bella.
Azura dengan Axel tentunya dengan paksaan, Reva dengan Arzuna karena mereka sepasang kekasih, Raya dengan Kaizo, Elang dengan Marsha dan Kaidan dengan Bella bisa dilihat wajah Kaidan yang di tekuk sejak Bella naik ke motornya. Entahlah Kaidan tidak menyukai kedua perempuan ini, seperti ada sesuatu yang bahaya jika terus berdekatan dengan mereka.
Mereka sampai lalu di saat membuka pintu mansion mereka di sambut oleh Freya. "Wah banyak juga yah teman kalian" ucap Freya.
"Ayok masuk, bentar yah" ucap Freya pergi ke arah dapur.
'Wow gede juga nih mansion' batin Marsha.
Axel sejak tadi tidak lepas dari Azura dan itu sangat risih untuk Azura sendiri. "Lepas ih Axel" ucap Azura.
"Gak nanti kamu pergi" ucap Axel.
Azura menghela nafas "Nah minumnya sama cemilan buat kalian" ucap Freya yang baru datang dari dapur.
"Makasih tante.." ucap Marsha.
"Puffttt" Azura menahan tawa saat Freya di panggil tante.
Freya menatap tak suka Marsha "Ketawa aja jangan di tahan" ucap Freya judes.
"Hehe maaf tan..te...hahaha" ucap Azura meniru ucapan Marsha.
"Ck, menyebalkan" ucapnya lalu pergi dari sana.
"Lo si jelly, malah manggil kak Freya tante" ucap Raya.
"Iya nih jadi gak enak sama kak Freya" ucap Kaizo. Raya menatap datar Kaizo kenapa dia selalu ikut-ikutan.
"Maaf aku gak tahu, aku pikir dia ibunya Azura" ucap Marsha sedih.
"ZURA PANGGIL TEMANNYA BUAT MAKAN, KAMU ZUNA KASIH MAKAN DULU LION" teriak Freya dari dapur.
"Anjir, kaget gue" ucap Elang.
"Iya parah" ucap Kaidan.
"Yaudah kita ke ruang makan" ucap Azura, mereka mengangguk lalu pergi ke arah ruang makan, sedangkan Arzuna pergi ke arah belakang mansion untuk memberi makan Lion.
"Zuna gue ikut" ucap Reva.
"Ya"
Saat mereka makan Rayner datang dengan si kembar di gendongan nya.
"Sayang" ucap Rayner, menurunkan kedua anaknya.
Freya mendekati mereka bertiga "Kamu mau makan bareng mereka juga?" tanya Freya setelah melepaskan jas Rayner.
"Siapa mereka?" tanya Rayner.
"Teman-teman kembar A" jawab Freya.
"Wah ada teman-teman kak zula sama kak Zuna mom?" ucap Shea anak bungsu Freya dan Rayner.
"Iya sayang" jawab Freya.
Shea berlari kearah ruang makan di ikuti oleh Rayner, Freya dan Shean anak sulung Rayner dan Freya.
"KAK ZULA" teriak Shea lalu memeluk kaki Azura.
"Hai Shea, kok baru pulang hm?" ucap Azura memangku Shea.
"Tadi Shea ikut daddy dulu" jawab Shea.
"Oh udah makan?" tanya Arzuna yang baru saja selesai memberikan Lion makan.
"Belum bang" jawab Shean.
"Nah kita makan dulu" ucap Freya.
Mereka makan dengan khidmat, Bella terus saja mencuri-curi pandang pada Rayner.
Setelah selesai makan mereka kembali berkumpul di ruang tengah. Mereka bercanda dan menjahili si kembar S, tawa mereka terdengar sangat bahagia. Tapi tidak untuk dua orang yang sejak tadi memaksa senyum.
"Ih kakak itu jelek" ucap Shea menujuk Marsha dan Bella.
"Aku?" ucap Marsha.
"Shea gak boleh gitu" ucap Azura.
Arzuna menatap Reva "Ikut gue" ucapnya menarik tangan Reva.
Arzuna membawa Reva ke taman belakang mansion "Ada apa?" tanya Reva.
Arzuna memeluk Reva dengan erat, Reva heran dengan tingkah Arzuna tapi dia tidak ambil pusing dia membalas pelukan Arzuna dan mengusap punggung Arzuna "Kenapa hm?" tanya Reva lembut.
"Jangan pergi" ucap Arzuna.
Reva merasa jika bahunya basah pun memegang kepala Arzuna untuk melihat wajahnya dan benar saja Arzuna menangis "Hey ada apa sayang? Kenapa menangis?" ucap Reva.
Arzuna kembali menenggelamkan kepalanya di leher Reva. Reva dengan sabar menenangkan Arzuna yang menangis entah karena apa. "Udah yah nanti matanya merah" ucap Reva.
"Kita duduk disana yah" lanjut Reva, Arzuna mengangguk mereka berjalan kearah gajebo yang ada di sana.
"Ada apa hm?" tanya Reva.
"Jangan pergi" jawab Arzuna dengan mata berkaca-kaca.
"Iya aku gak bakal pergi" ucap Reva.
"Janji" ucap Arzuna sambil mengangkat jari kelingkingnya.
"Janji" jawab Reva menyatukan jari kelingking mereka.
"Aaa sayang Eva banyak banyak" ucap Arzuna.
Beginilah sepasang kekasih ini dimana Arzuna akan bersikap manja dan layaknya anak kecil jika bersama dengan Reva dan itu pun jika hanya berdua saja. Di masa depan Reva tiada karena seseorang yang menyuruh puluhan preman untuk mengeroyok Reva, saat itu dirinya sedang tidak bersama Reva dan karena kejadian itulah Reva tiada. Arzuna telah mencari siapa dalang di balik penyerangan itu dan ternyata itu adalah suruhan dari Bella dan Anita yang bekerja sama untuk melenyapkan Reva.
Di kehidupan dulu juga Arzuna lah yang membunuh Bella dan Anita dengan siksaan yang membuat mereka memilih untuk tiada. Sejak Reva tiada Arzuna menjadi semakin dingin bahkan tiada ada satu perempuan yang bisa menggantikan posisi Reva di hati Arzuna. Arzuna berjanji pada dirinya jika ia akan melindungi Azura tapi nyatanya dia juga gagal melindungi Azura. Jadi di kehidupan ini Arzuna bertekad akan melindungi keduanya.
Tbc...
Smngttt....🌹🌹🌹
ada jg yg bkl saingan sm axel....jd biarin aja dia brjuang,tnggal nnti dkung kputusan azura dia bkln mlih spa....sbg kk' sm shbtnya,yg pnting sllu dkung dia apa pun yg trjdi....ok....