NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Berandalan

Menikah Dengan Berandalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: macarhd

Hidup Naura sudah berantakan, semakin berantakan lagi ketika ia diperkosa dan diharuskan menikah dengan brandalan bernama Regan Januar. Kejadian mengerikan itu terpaksa membuat Naura mengundurkan diri dari pekerjaannya, berhenti kuliah, dan berbohong kepada ibu dan sahabatnya. Tidak ada ekspektasi berlebih dengan pernikahan yang didasari dengan alasan menyedihkan seperti itu. Namun, apakah pernikahan mereka akan berjalan baik-baik saja? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macarhd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Efek Yang Menggila

Pernah merasa takut sampai tubuh bergetar hebat?

Naura tengah merasakannya sekarang. Di mana ia merasa takut setakut-takutnya, bahkan sampai sekujur tubuhnya bergetar. Iya, bukan hanya kaki, melainkan semuanya ikut bergetar. Terlebih dengan jemarinya yang terlihat lebih parah, padahal sudah saling bertautan satu sama lain.

Bayangkan, siapa yang tidak takut jika berada dalam posisinya sekarang. Duduk berdua di dalam mobil yang sama, dengan orang yang bahkan menjadi orang paling jahat dalam hidupnya.

Regan Januar, Naura tidak tahu kenapa laki-laki itu bisa memberi efek segila ini pada dirinya. Bukan hanya tampangnya yang menyeramkan, bahkan auranya tak kalah lebih daripada itu. Sejak masuk ke dalam mobil ini, Naura tidak bisa menghitung berapa kali ia menelan ludahnya sendiri yang terasa susah lenyap dalam kerongkongan. Saking takutnya.

"Naura, kamu pulang diantar sama Regan, ya. kamu tenang saja, dia nggak akan berani macam-macam sama kamu."

Itu ucapan Tessa ketika mengantarkan Naura sampai ke depan rumahnya. Selain Tessa, ada Bagas juga di sana-yang mukanya terlihat kelewat santai-tidak seserius seperti baru pertama kali bertemu. Sedangkan papanya Regan, Naura tidak melihat keberadaannya, mungkin ada urusan lain atau ada sesuatu yang membuat laki-laki paruh baya itu menyembunyikan dirinya. Yang pasti, meski takut dengan raut wajahnya, Naura sedikit penasaran dengannya.

Selain penasaran dengan alasan kenapa Regan bisa sampai mau bertanggung jawab bahkan sampai mau mengantarkannya pulang, Naura juga dibuat penasaran dengan kondisi wajah cowok itu. Perlu kalian ketahui, wajahnya masih baik-baik saja ketika keluar dari ruangan saat berbicara dengan Tessa tadi, tapi sekarang ada yang beda. Naura melihat ada beberapa lebam di wajahnya, juga terlihat ada sedikit sobekan di sudut bibirnya.

Kenapa dia?

Apa dia dipukuli?

Oleh siapa?

Apa oleh papanya sendiri?

Alasan paling masuk akal, papanya Regan terkejut dan marah mengenai alasan kenapa Naura sampai bisa ada di sana, dan dia emosi hingga memukuli anaknya sendiri. Itu yang Naura yakini hingga detik ini. Entah benar atau tidak.

Sama-sama hanyut dalam kesibukan masing-masing. Regan sibuk mengemudi, sedangkan Naura sibuk berperang dengan sisi kepalanya sendiri. Terhitung sejak mobil keluar dari pelataran rumah milik Regan, tidak ada perbincangan di antara keduanya. Satu kata pun, tidak ada. Bahkan, saling bertatap mata pun tidak. Terlalu besar dinding pembatas di antara keduanya. Padahal, mengingat keduanya akan segera terikat dengan status pernikahan, harusnya sudah mulai dibiasakan dari sekarang, bukan? Saling bertanya satu sama lain, yang harusnya diawali oleh Regan yang meminta maaf atas kejahatan yang dilakukannya pada malam itu.

"Sial, kenapa harus macet, sih?!"

Naura yang hanyut dalam lamunan, sedikit terkejut ketika mendengar decakan yang kelewat keras yang keluar dari mulut Regan. Dengan ragu ia sedikit melirik ke arah cowok itu. hanya melirik, tidak sampai berani menoleh sempurna. Apalagi sampai membalas ucapannya. Tidak, Naura tidak seberani itu.

Setelah melakukannya, Naura kembali menatap ke jalanan sana. Ah, bukan jalanan, melainkan deretan mobil yang ada di tepat di depan dan di samping mobil yang ia tumpangi. Macet yang cukup panjang. Naura juga kesal dengan hal itu sebab, kemungkinan waktu kedatangannya ke rumah akan sedikit tertunda, yang mana artinya ia harus berlama-lama terjebak dalam situasi mengerikan ini. Ditambah dengan orang yang mengerikan juga.

Beberapa saat setelahnya, Naura kembali melirik ke arah Regan yang baru saja melakukan pergerakkan. Ia melihat cowok sangar itu tengah meneguk minuman botolan yang entah dari mana dapatnya. Dan sialnya, Naura sempat gagal fokus melihat cara cowok itu minum. Dengan cepat, Naura kembali mengalihkan pandangannya.

Satu hal yang Naura sadari, rasa takutnya perlahan mulai luntur. Entah karena apa, yang pasti setidaknya itu tidak terlalu membuat dirinya tersiksa.

Keheningan dalam mobil itu buyar ketika terdengar deringan ponsel sekligus dengan getarannya. Itu bukan ponsel Naura, berarti ponsel milik orang yang ada di sampingnya. Dan keyakinan Naura terbukti ketika beberapa detik setelahnya, Regan mengambil sebuah ponsel yang bersuara itu kemudian menjawab telepon di sana.

"Kenapa?"

Itu suara Regan. Naura tidak dapat mendengar suara si penelpon, ia hanya bisa mendengar suara orang di sampingnya saja.

"Gak peduli, udah gak ada urusan."

Terdengar tajam dan penuh penekanan. Orang sangar, selain penampilan dan aura yang menakutkan, caranya berbicara juga mampu membuat Naura merinding di tempatnya.

Gila, bahkan hanya sebatas itu. apa kabar ketika ia sudah menikah dengan Regan nantinya? Naura tidak bisa membayangkan, mungkin setiap hari ia akan merasakan ketakutan yang luar biasa.

"Serah, udah nggak peduli."

Itu ucapan terakhir sebelum Regan kembali menyimpan ponselnya. Entah siapa yang menelpon cowok itu yang pasti, Naura yakin kalau orang itu orang yang kemungkinan tidak disukai oleh Regan. Terlihat jelas dari raut wajah yang diberikan oleh Regan, juga cara bicaranya yang kelewat tegas dan penuh penekanan.

Ini terlalu lancang, tapi entah kenapa Naura merasa pensaran dengan orang itu.

***

Setelah menghabiskan waktu satu jam lebih dalam perjalanan, akhirnya sebentar lagi Naura akan sampai di rumahnya. Naura tidak tahu, dari mana Regan tahu kalau rumah atau kontrakannya ada di sekitar jalanan sini, yang pasti tanpa bertanya pun dia seolah sudah tahu dengan tempatnya. Mungkin Bagas yang memberitahu, atau Regan sendiri yang bertanya sebelum berangkat tadi. Antisipasi saking tidak maunya dia berbicara dengan dirinya.

"Gang yang mana?"

Demi apa pun, jantung Naura hampir jatuh rasanya ketika tiba-tiba Regan bertanya seperti itu dengan nada bicara yang tak jauh berbeda ketika menjawab telepon tadi. Naura menelan ludah di tempatnya. Dengan mulut yang terasa kelu. Saking gugupnya, bahkan Naura mendadak lupa di gang mana kontrakannya berada.

"H-hah?" hanya kata itu yang mampu Naura ucapkan. Ia tidak berani menatap Regan yang saat ini tengah menatap ke arahnya.

"Gak denger atau gimana?"

Siapa pun, tolong selamatkan Naura sekarang. Ia membodohkan dirinya sendiri, terlebih dengan lidahnya yang seakan terbelit bahkan hanya untuk sekadar mengucapkan satu kata saja. Gila, Naura bisa gila.

Tidak mau terlihat bodoh, Naura mencoba menarik napas dan mengedarkan pandangannya ke depan sana. Ia harus rileks. Tidak boleh gugup. Ketika gugup dan takut, otaknya tidak akan bekerja secara normal. Yang ada ia hanya akan menunjukan kebodohan-kebodohan yang akan disesali nantinya.

"I-itu, yang sebelah sana." Naura menunjuk satu gang yang jaraknya sudah tidak jauh. Gang yang memang merupakan gang di mana tempat kontrakannya berada. Setelah mampu mengatakan itu, Naura menghela napas di tempatnya. Merasa lega karena telah mampu mengucapkannya.

Bagi sebagian orang, mungkin ini terkesan berlebihan. Tapi kenyataannya, memang itu yang dirasakan oleh Naura.

Tidak ada jawaban lagi. Regan menghentikan mobilnya tepat di depan gang yang ditunjuk oleh Naura tadi.

"Mobil nggak bisa masuk, jadi di sini aja.'

Naura mengangguk singkat, kemudian segera bergegas untuk turun dari sana.

Sebenarnya, ada banyak hal yang ingin Naura tanyakan, namun pertanyaan itu tidak mampu keluar dari mulutnya. Selain gugup dan takut, Naura merasa ragu juga untuk menanyakannnya.

Pertanyaan mengenai bagaimana kelanjutan masalah keduanya.

Bukannya Regan berkata bahwa dia akan bertanggungjawab? Lalu, langkah apa yang harus mereka lakukan selanjutnya? Apakah akan dijelaskan nanti? Apakah Naura akan kembali dihubungi? Atau Bagas yang akan kembali menjemputnya dan Naura yang harus kembali mengunjungi rumah Regan?

Atau mereka ada rencana lain?

Ah sudahlah... Naura jadi bingung sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Mungkin ia hanya bisa menunggu informasi selanjutnya saja. Kemungkinan Bagas yang mungkin akan kembali menghubunginya.

Setelah membuka sabuk pengaman, Naura bergerak membuka pintu mobil milik Regan. Baru saja ia akan menurunkan kakinya, namun Regan tiba-tiba bersuara. Yang mana membuat Naura menghentikan pergerakkannya dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh laki-laki itu.

"Besok gue jemput, jam sepuluh pagi, di sini."

Tanpa bertanya lebih lanjut, Naura menganggukkan kepalanya. Padahal, ia penasaran kenapa Regan akan menjemputnya, dan akan ke mana mereka nantinya.

"Kita jemput keluarga lo besok."

Rasa penasarannya terjawab, tapi digantikan dengan perasaan-perasaan aneh yang mulai hadir.

1
who i am ?
one
syisya
waaah ada masalah apa ini yg sudah lama tapi belum kelar
syisya
apa karna urusan cewek ?
syisya
menerkam tanpa aba" ?
beneran gak tuh aku udah lama lho thor menunggu apakah bakal ada adegan 🍍 nanasnya tp sejauh ini belum terlihat tanda" hihihi
Wagini
lanjut
syisya
udah sejauh ini tapi masih jauh aja🤔
syisya
mulai ada titik" nih
Heny Adinda
sweet bgt regann
syisya
lanjutkan
syisya
🤣🤣🤣🤣
who i am ?
lanjut thooor, semangatt💪
syisya
kikikikikik ya iyalah nauraaa masih ditanya lagi, gemes deh
syisya
mampus hhhhh
syisya
waooow crazy up 👏🏻👏🏻👏🏻 makasih kak triple upnya keren bingiiiitz
syisya
thanks thor selalu double up
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
syisya
udah ep 60an tapi belum ada kemajuan masih jalan ditempat masih itu" aja thor kapan dong mereka mulai ada rasa masing" trs kelanjutan hubungannya apa mesra"an gitu misalnya duuuh greget deh jadi gemes sama mereka kutunggu next up nya jangan lama" ya thor hihihihi semangat sehat selalu 💪🏻
syisya
seru jg tuh idenya 😅
Heny Adinda
di tunggu segera sayangnya regan sama naura
syisya
kram kali ya, semoga Naura baik" saja & kandungannya selamat & kuat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!