NovelToon NovelToon
TUMBAL RUMAH SAKIT

TUMBAL RUMAH SAKIT

Status: sedang berlangsung
Genre:Tumbal
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Pita Selina

Sebuah pembangun rumah sakit besar dibangun depan rumah Gea, Via dan Radit. Tiga orang sahabat yang kini baru saja menyelesaikan sekolah Menengah Kejuruan. Dalam upaya mencari pekerjaan, tak disangka akhirnya mereka bekerja di rumah sakit itu.

Sayangnya, banyak hal yang mengganjal di dalamnya yang membuat Gea, Via dan Radit sangat penasaran.

Apakah yang terjadi? Rahasia apa yang sebenarnya disembunyikan para author? Penuh ketegangan. Ikuti misteri yang ada di dalam cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pita Selina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Geng Gosip

"Aku tak akan menjadikan semua ini alasan untuk aku dikasihani. Aku tak butuh itu semua. Jangan sampai Ibuku tahu ya ...."

Feri meraba saku celana dan jaketnya. Ia mengeluarkan uang yang sudah lecek. "Kukembalikan uang ini sesuai dengan jumlah yang telah kuambil. Ampunilah aku ...." Tangis Feri pecah. "Aku tak mampu menjalani ini semua ... maka hukumlah aku."

"Hei, anak manja!" panggil Pemilik toko itu. "Angkatlah pandanganmu. Tak seharusnya kau melakukan ini. Laki-laki memang hidup untuk bekerja. Kau kumaafkan, ambillah semua uang-uang itu. Pakai untuk kau hidup. Bebaskan dia, kucabut semua laporan," ucap Pemilik toko pada polisi. "Dan kembalilah ke tokoku ketika kau sudah siap bekerja." Pria itu pergi seraya menggerutu. "Badan yang besar dan hati yang tulus, termasuk sulit menjalani hidup seperti ini. Huhh ...."

Feri menoleh. "Pak!" panggil Feri. "Terimakasih banyak dan ampunilah aku!"

Pemilik toko itu menghentikan kakinya seraya menoleh ke belakang. "Ya ... aku sudah mengampunimu, hiduplah dengan baik ...." Ia melanjutkan langkahnya seraya menyusut air matanya yang berlinang.

****

"Mengapa kau tak meminjam uang saja kepadaku?" tanya Bayu seraya menyetir.

"Kau atasanku, mana mungkin aku akan melakukan itu," jawab Feri. "Lagi pula, aku merasa malu."

"Umurku sama denganmu ... tidak usah sungkan."

Feri menoleh. "Bagaimana bisa?"

"Sekolahku lebih cepat ... beberapa kali aku mengambil beasiswa untuk itu. Kost-anmu di mana?" tanya Bayu.

"Lurus saja ... lalu menepilah ke arah kanan."

Bayu membantu Feri untuk berjalan. Mereka langsung melangkahkan kakinya ke kost-an Feri.

Dari jauh terlihat Ibu pemilik kost yang sudah berkacak pinggang dengan barang-barang Feri yang sudah berada di luar.

Feri langsung melepaskan rangkulan Bayu. Seraya sempoyongan Feri berlari menuju ke arahnya.

"Kumohon Bu ... aku akan membayar sekarang!" Feri bermohon-mohon seraya memegang kakinya.

Ibu pemilik itu tidak menjawab. Ia mengacuhkan Feri seraya menghisap rokoknya.

"Kumohon ... berikan aku kesempatan sekali saja."

"Sesungguhnya kutelah muak dan kenyang memberikanmu kesempatan berkali-kali."

"Aku telah membawa uangnya kumohon!"

"Simpan uangmu yang tidak berguna itu, pergilah! Bawa semua barang-barangnya keluar!"

Feri tetap kekeh pada pendiriannya. Ia tetap bermohon-mohon.

"Sudahlah Feri! Kau memang tak pantas untuk tinggal di gubuk kecil ini. Ayo ... kita mencari kost yang lebih mahal dari ini." Bayu membangunkan Feri kala itu. Ia tak menerima harga diri Feri diinjak-injak olehnya. "Perbaikilah hidupmu itu ... uangmu memang banyak, kalau tak pandai menghargai orang ... kau itu sangat jelek dan hina," ceplos Bayu pada pemilik kost itu. "Dasar, perempuan malam!"

"Beraninya kau bilang! Setidaknya uangku banyak, tak susah untukku menjalani hidup."

"Setidaknya aku dan temanku memiliki moral. Hidup banyak uang tetapi krisis dalam moral adalah hal yang paling menyedihkan dalam hidup."

"Makanlah dengan semua moral-moralmu itu. Moralmu sudah memberikan apa? Bisa membayar uang kost setiap bulan?"

Bayu tertawa mengejek. "Moral memang tidak membiayaiku, tetapi dengan moral orang-orang suka terhadapku, relasiku luas dan aku mudah mendapatkan pekerjaan ... tidak sepertimu yang menjadi perawan tua dengan kekayaan yang hina."

Ucapan Bayu membuat Ibu kost tak bergumam sedikit pun.

"Kemasi semua barang-barangmu, Feri. Aku memiliki tempat rekomendasi untukmu tinggal. Daerah sini memang jelek. Selain kualitas airnya yang jelek, orang-orang sekelilingnya pun jelek. Benar, kan?" Bayu mengangkat satu alisnya seraya menatap Pemilik kost. "Kau pikir aku tak mengetahui daerah ini termasuk berita yang beredar tentangmu? Jejak digital akan selalu ada. Hiduplah dengan baik. Kau ini akan mati, tidak usah banyak tingkah."

"Ayo pergi," ucap Bayu.

****

"Memangnya apa yang kau ketahui tentang pemilik kost itu?" tanya Feri.

"Beberapa tahun yang lalu, Ia terjerat kasus penggelapan uang. Beberapa kali hidupnya bermasalah. Selain itu, Ia memang menjadi kupu-kupu malam," jawab Bayu seraya menyetir. "Kau memang tidak pernah mencari tahu mengenai daerah itu?"

"Tidak. Memangnya kenapa?"

"Ya maksudku ... dari latar belakang pemilik kost-nya saja sudah tidak ada ruang untuk bisa dipercaya. Pasti airnya kotor dan bau ya?" ucap Bayu.

"Hmm ... mengapa kau mengetahuinya?" ucap Feri.

"Beberapa bulan yang lalu, aku memiliki proyek yang akan dibangun di kawasan itu. Karena memang lingkungan yang buruk, akhirnya tidak mengambil lahan di sana."

"Tidak hanya itu, lampunya sering sekali padam."

"Hmm ... ya, daerah sana sering membenarkan aliran listriknya. Tetapi lagi-lagi itu terjadi. Sudah tahu seperti itu, mengapa kau tetap tinggal di sana?" tanya Feri.

"Ya ... kupikir karena uang sewanya yang lumayan murah."

"Loh? Kawasan itu termasuk kawasan dengan sewa yang tinggi. Kau tidak mencari tahu terlebih dahulu?"

"Tidak. Ah sudahlah ... aku semakin menyesal."

"Kau harus semakin berhati-hati ... walaupun daerahnya pedesaan tapi beberapa orang di sini sudah memiliki gaya hidup yang tak masuk akal."

****

"Ayo ... ikutlah denganku, dengarkan mereka berbicara!" ucap Radit seraya menarik tangan Via.

Mereka menuju Ibu-ibu yang sedang bergosip kala itu.

"Bu ... kini tersirat dipikiranku. Bagaimana bisa kalian mengetahui bahwa Mbak Lasmi gila karena ilmunya yang tak sampai?" Radit tiba-tiba saja datang dengan pertanyaan seperti itu.

Seketika semua Ibu-ibu itu terdiam.

"Sini kuberitahu kembali—"

"Bukankah kau sudah mengetahuinya? Kau tak paham-paham."

"Tidak ... temanku Via ingin mengetahuinya. Dia tak percaya kalau aku yang menjadi juru bicaranya," jelas Radit.

"Ya sudah, ini yang terakhir ... beberapa kali kau sudah bertanya mengenai Lasmi, memangnya ada apa? Awas ada yang mendatangi. Sesudah kebakaran itu ... Lasmi diurus oleh Nyai Esih. Beliau mengatakan bahwa Lasmi sering sekali membaca buku-buku milik Neneknya. Tak lama Lasmi sering menyendiri, sering mengamuk dan berteriak," jelas Bu. "Hingga, Nyai tidak bisa membendungnya lagi, hingga sekarang Lasmi tinggal seorang diri," ucap Bu Fani.

"Loh? Bagaimana kalau Mbak Lasmi kelaparan?" tanya Via.

"Terkadang kami semua ramai-ramai menjenguknya."

"Ah ... sudahlah, kau mengganggu topik kami. Kau sudah tidak penasaran lagi, kan? Pergilah," ucap salah satu Ibu-ibu di sana.

"Satu lagi kumohon ...."

"Katakanlah, janji ini yang terakhir," sahut Bu Fani.

"Apa kalian mengenal Mak Piah?"

Seketika semuanya terdiam. Mereka saling bertatapan.

"Kenapa kau menanyakan itu?" tanya Bu Fani. Raut wajahnya kini berubah. Ia tampak ketakutan.

"Ya ... ingin tahu saja."

"Lebih baik kau urungkan niatmu untuk mengetahui hal itu," jelas Bu Fani.

"Kenapa?"

"Ah ... sudahlah, kau membuat bulu kudukku berdiri." Bu Fani bangun dari duduknya. "Lebih baik kita pergi sekarang, aku harus memandikan anakku."

"Loh?" Radit terkejut. "Memangnya ada apa?"

"Loh kok?" ucap Via keheranan.

"Ah sudahlah ... jangan pernah membahasnya lagi, hari ini tidak ada waktu untuk membahasnya," ucap salah satu geng gosip itu seraya pergi.

1
Rena Ryuuguu
Sempat lupa waktu sampai lupa mandi, duh padahal butuh banget idung dipapah😂
Hafizahaina
Ngakak sampe perut sakit!
sweet_ice_cream
🌟Saya sering membawa cerita ini ke kantor untuk membacanya saat waktu istirahat. Sangat menghibur.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!