Menurut cerita para tetua, jika menjadi pendamping pengantin lebih dari 3 kali, akan sulit mendapatkan jodoh. Akan kah Lia mengalaminya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
" Ini kopi berkas untuk proses tanahmu itu. “ ucap Chandra menyodorkan berkas di hadapan Dava.
Sesuatu hal tak terduga, ketika mengangkat map berkas itu, ada sebuah foto seorang perempuan yang nampak oleh Dava, ada di meja Chandra.
Sekilas ia melihat foto itu, ia merasa seperti pernah melihat wajah itu. Tiba-tiba ia ingat, foto itu seperti foto perempuan yang dia katakan sebagai bidadari.
Dava teringat kembali akan senyum bidadarinya tapi kemudian ia menyadari, jika foto itu ada di meja Chandra, pasti ada hubungannya dengan Chandra.
“ Foto siapa itu? “ tanya Dava penasaran.
“ Oh... bukan foto siapa-siapa. “ jawab Chandra nampak gugup terburu-buru menyimpan foto itu di laci mejanya.
“ Oh... itu istri yang dijodohkan tante denganmu ya, cantik juga. “ gurau Dava.
“ Ah.. dia buka siapa-siapa kok. Sepertinya sudah waktunya makan siang. Ayo kita makan siang bersama di luar. “ Chandra coba mengalihkan pembicaraan.
Dava yang melihat situasi, sejenak berpikir, sepertinya Chandra sengaja menyembunyikan identitas perempuan itu.
“ Sepertinya Chandra sudah mau menerima perjodohan itu sehingga mempertimbangkan hatinya untuk menerima istrinya? “ pikir Chandra dalam hati.
“ Ternyata dirimu ada yang punya, bidadari. “ kesimpulan Dava dalam hati. Patah hatinya, layu sebelum berkembang.
“ Baiklah, mari kita makan siang. “ ucap Dava di akhir lamunannya.
Biarlah bidadarinya menjadi milik orang lain, toh namanya saja Dava tidak tau, yang dia ingat hanya senyum manis di wajah cantik itu.
Kemudian kedua laki-laki itu pergi meninggalkan kantor Chandra untuk makan siang.
Setelah makan siang selesai, mereka kembali ke kantor masing-masing untuk menyelesaikan aktivitas mereka.
Waktu terus berjalan. Siang ini Lia sedang menyelesaikan laporan hasil rapat bulanan tadi pagi.
“ Lia, bisa kamu ke ruangan saya? “ tanya pak Bara memanggil Lia lewat telpon di mejanya.
“ Baik pak. “ jawab Lia kemudian beranjak menuju ruangan pak Bara.
“ Permisi. “ ucap Lia sambil mengetok pintu ruang pak Bara.
“ Masuk Lia. “ jawab pak Bara.
“ Silahkan duduk dulu. “ pak Bara mempersilahkan Lia duduk di sofa ruang kerjanya.
“ Apa ada yang bisa saya bantu, pak? “ tanya Lia setelah mereka duduk.
“ Begini Lia, kamu kan tau, putri saya akan menikah 2 minggu lagi. “ ucap pak Bara.
“ Iya, tahu pak. Selamat atas rencana pernikahan putri bapak. Semua undangan untuk relasi sudah saya kirimkan. “ ucap Lia.
“ Terima kasih Lia atas doa dan bantuanmu. Tapi sekali lagi mohon bantu saya. “ ucap pak Bara.
“ Apa yang kira-kira saya bisa bantu, pak. Jika bisa akan saya usahakan. “ jawab Lia.
“ Mau kah kau menjadi pendamping pengantin putriku? Dia kesulitan menemukan temannya yang mau menjadi pendamping pengantin. “ pinta pak Bara.
Sejenak Lia terkejut. “ Menjadi pendamping pengantin lagi. Jika ku iya kan, berarti 3 kali sudah aku jadi pendamping pengantin. Oh... akankah jodohku semakin tak terlihat? “ tanya Lia dalam hati.
“ Bagaimana Lia, apakah kau bersedia? “ tanya pak Bara membuyarkan lamunan Lia.
“ Boleh saya pikirkan dulu pak? “ jawab Lia.
“ Boleh tapi jangan lama-lama. Istri saya sudah risau sekali karena sulit menemukan orang yang mau jadi pendamping putri saya. “ ucap pak Bara.
“ Saya pun risau juga pak dengan hal jodoh saya yang akan semakin jauh. “ ucap Lia dalam hati.
Apakah keputusan Lia terhadap permintaan pak Bara sebagai atasannya??