Sebelum membaca novel ini, diharapkan membaca novel BUHUL GHAIB, sebab ini ada hubungan dengan kisah sebelumnya, agar tidak bingung.
kisah Delapan orang bersahabat yang melakukan pertualangan ke sebuah pulau yang terkenal dengan keindahannya, tetapi bencana tiba-tiba memporak-porandakan rencana mereka karena kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelekaan, sehingga mereka terdampar disebuah pulau yang berbeda.
Dipulau itu mereka mengalami kejadian demi kejadian yang mengerikan dan membuat mereka harus bertahan hidup dari sebuah rahasia misteri yang sangat mengerikan.
sanggupkah mereka keluar dengan selamat? ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DA-15
"Habislah kita." Mia bergerak mundur saat melihat ratusan ekor ular itu bergerak mendekati mereka.
"Aku sangat lapar. Aku ingin memakan satu saja," ungkap salah satu ekor ukar berbelang bermotif kembang.
"Aku juga. Mungkin kita dapat mengeratnya menjadi dua bagian," salah satunya menimpali.
Seketika Guntur dan juga Andini merasakan jika mereka sedang dalam incaran para ular berukuran besar tersebut.
"Bersiaplah!" Guntur menghunuskan ujung pedangnya dan ia berusaha untuk menahan serangan para hewan melata itu.
Dalam hitungan detik, para ular datang menyerang dengan begitu cepat. Ketiganya tampak kewalahan dan mengayunkan pedang pendek mereka dan berusaha untuk melukai para ular yang kini menggerakkan kepalanya dengan tegak dan siap melahap gemas.
Salah satu ular sudah berhasil membelit tubuh Guntur. Pria itu tampak kesulitan bernafas dan menggerakkan tubuhnya dengan begitu kesulitan.
Tubuh ular itu bertambah kuat membelitnya. Pria itu semakin merasakan tubuhnya remuk redam.
Sesaat Andini melihat hal itu. Ia menggoreskan mata pedangnya pada ular yang membelit tubuh rekannya.
Kraaaaaassss....
Seketika tubuh ular itu tersayat dengan dalam, hingga mengeluarkan cairan pekat yang cukup banyak.
Dalam hitungan detik, ular itu merenggangkan belitannya dan tubuh Guntur merosot jatuh.
Buuuuugh....
Tubuhnya terhempas dilantai goa. Ia meringis kesakitan.
Sementara itu, Mia masih berjuang untuk menyerang sang ular yang terlihat sangat ganas untuk menyerangnya. Ia juga kewalahan, dan kali ini tampak mulut sang Ular terbuka lebar, lalu merundukkan kepalanya dan bersiap untuk melahapnya.
Sssssshhhssss....
Mulut sang ular sudah siap untuk melahap dan gadis itu hanya dapat menatap dengan pasrah.
Saat bersamaan, sekelebat bayangan melesat dengan cepat dan menebaskan sebuah pedang kearah tubuh sang Ular hingga terpotong menjadi dua.
Seketika ular itu tampak diam, lalu ambruk ke lantai dengan luka parah, dan tak lagi bergerak.
Tubuhnya yang ambruk membuat dentuman yang terdengar sangat kuat.
Seketika tubuh Mia ikut bergetar karena ambruknya sang ular.
Sedangkan saat ini, Guntur terluka parah, Andini berusaha memberikan pertolongan pertama untuk membantu pernafasan pria itu agar kembali normal, sebab ia terbelit tubuh ular yang berukuran sangat besar.
Seorang pria mendarat dengan sempurna dilantai goa. Ia mengayunkan pedangnya dan membinasakan semua ular itu dengan ajian waringin Sungsang yang membuat semua ular-ular tersebut terlempar menjadi satu disudut ruangan. Mereka laksana sebuah mie instan yang bergumpal.
Ular-ular itu tampak tak bergerak. Tenaga mereka seolah habis tersedot dan perlahan mati tak bergerak.
Setelah menghabisi para ular dengan begitu mudahnya, kini pria itu menghampiri Guntur yang terluka parah. Lalu dengan cepat menggerakkan telapak tangan kanannya, lalu menekan punggung kirinya.
Kraaaaaaak...
Satu gerakan yang kuat membuat Guntur memuntahkan cairan pekat berwarna merah pekat keluar dari mulut pria itu dan sesaat ia merasakan jika pernafasannya terasa lega.
"Kau?" ucap Guntur dengan nada lirih serta mata yang sayu saat menatap pria dihadapannya.
"Kita harus segera keluar dari sini!" pria itu menatap sekelilingnya. Sesaat ular-ular yang telah binasa itu berubah menjadi bara api dan perlahan menghilang lenyap.
Seketika mereka tercengang melihat hal tersebut. Lalu pandangan mereka kembali kepada sang pria misterius.
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Guntur untuk yang kesekian kalinya.
Pria itu menatap ketiganya dengan senyum dingin. "Aku Edy," jawabnya dengan tatapan sendu.
Seketikan ketiganya saling tatap. "Jadi kau manusia?" tanya mereka untuk memastikan.
"Ya, aku manusia, sama seperti kalian, hanya saja istriku...,"
Ucapannya terhenti saat perlahan dinding goa bergetar. Hal itu menandakan jika sesuatu sedang menuju kearah mereka.
Dengan gerakan cepat pria bernama Edy itu menyambar ketiga sahabat itu, lalu membawanya melewati lorong dan tampak dinding goa bergetar sangat hebat, hal itu menandakan jika sang pemilik kerajaan sedang menuju kearah mereka.
"Kita mau kemana?" tanya Andini ditengah pelarian mereka.
"Menuju tempat dimana mengambil batu mutiara," jawab pria itu dengan datar.
Seketika ketiganya bertambah bingung, sebab mereka tidak mengerti dengan batu mustika yang dimaksudkan.
****
Emy dan Indira masih berada diruang tahanan. Dua orang wanita berkulit gelap dengan tubuh tinggi dan menggunakan cawat tanpa bra.
Sepertinya mereka sengaja memamerkan aurat mereka yang tampak seperti buah pepaya jingga yang terbiar begitu saja.
Tombak ditangan mereka membuat Emy dan juga Indira tampak sedikit ciut nyalinya.
Kedua orang itu membawa paksa Emy dan juga Indira ke sebuah ruangan yang sangat jauh.
Mereka memberikan sebuah rok sepanjang dibawah lutut yang terbuat dari dedaunan kering dan memaksa keduanya untuk memgenakannya.
Dengan terpaksa, mereka mengenakan pakaian yang menjijikkan tersebut.
Lalu keduanya diajarkan menari dengan sebuah gerakan yang sangat aneh.
Lagi-lagi keduanya terpaksa mengikuti gerakan itu dan menari dengan sangat menyebalkan.
Malam menjelma. Emy dan Indira terpaksa harus mengikuti keinginan mereka.
Keduanya dibawa ke aula yang tampak sangat ramai oleh orang-orang primitif lainnnya.
Tampak api unggun berkobar dengan sangat tinggi, dan kedua gadis itu dibawa ke arena, lalu dipaksa untuk menari dengan gerakan yang diajarkan oleh para wanita tadi.
Tampak mereka bersorak-ria melihat kedua gadis itu menari dengan wajah yang penuh keterpaksaan.
Diantara para pria primitif itu, tampak seseorang yang berdiri diantaranya dengan tawa yang juga menjijikkan.
Seketika jantung Emy serasa ingin copot. Bukankah itu pria yang ia tolong saat terkapar dipantai? Ia merasakan hatinya sangat sakit, dan juga gemetar.
"Sial! Ternyata ia salah satu dari mereka. Pantas saja ia mengetahui keberadaan kami!" maki Emy dalam hati. Ia terus menari, meskipun hatinya sangat geram.
Indira menari dengan sudut mata yang terus mencari keberadaan Yudi dan juga Darmadi yang tidak terlihat. Entah dimana keberadaan rekannya itu.
Hatinya mulai gusar, dan ia sangat ketakutan.
Saat bersamaan, tampak sesosok mengerikan tiba-tiba muncul.dari lorong yang terhubung ke goa. Semakin lama, wujudnya terlihat begitu nyata dan ternyata itu adalah Rekso yang merupakan Siluman Ular berkepala tiga.
Sosok itu bergerak semakin cepat, dan memperlihatkan wujudnya.yang sangat mengerikan. Sontak Emy dan juga Indira menghentikan tariannya. Para manusia primitif itu tampak menghentikan tawanya. Mereka menghaturkan sembah kepada junjungan mereka yang terlihat begitu sangat besar dan berkuasa.
Sorak sorai membumbung diudara yang mana mereka begitu mengagungkan sosok tersebut. Sosok itu menggeliatkan tubuhnya yang mana ia menerima persembahan mereka.
Setelahnya mereka tampak senyap. Lalu empat orang datang dari ruang tahanan yang berbeda dan membawa dua pemuda yang saat ini sedang dalam kondisi diikat kedua tangannya.
Kedua pemuda itu dipaksa menaiki sebuah panggung penjagalan. Keduanya menapaki anak tangga dengan perasaan yang berkecamuk. Nafas mereka memburu dan tentu saja rasa takut mendera keduanya.
kok berhenti ceritanya...
mna lanjutannya????
𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐜𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐧𝐠𝐤𝐥𝐢𝐧𝐠..
hahaha 4 biji masih di bagi lagi hahahahaa
dan mereka daoat nyebrang dengan selamat..
❤❤❤