Aulia Adzania Gladisha seorang gadis desa yang usianya 19 tahun, yang suatu saatnya nanti akan bertemu dengan seorang CEO tampan,
Namun siapa sangka seorang CEO tampan yang sangat terkenal jatuh cinta dengan pesona gadis desa.
disamping itu juga seorang CEO tampan memiliki penyakit keturunan dari sang kakek.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lany Sary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31:Kecurigaan Pak Gani dan ibu Nur
Di lain tempat tampak Sary yang menuju ke kamar yang ia tempati di mansion mewah Auliano, memegang paperbag begitu banyak ditangannya hingga ia kesulitan untuk memegannya, para pelayan dan penjaga di mansion itu sudah menawarkannya biar mereka yang membawanya sajah namun Sary tidak mau karna katanya itu barang barang mewah jadi tidak pantas untuk seorang pelayan dan penjaga memegannya.
"Ah Astaga Lelahnya... Gila, Cowok bule itu memang sangat Mapan. Dia bahkan Mentransfer uang sebanyak ini untukku, sudah Mapan begitu lalu mengapa dia masih menginginkan Kekayaan Hutama Sanjaya? Ah sudahlah, bukan Urusan ku juga." Ucap Sary dengan diri sendiri."Wauw... Tas Branded Mewah, Bukankah ini cuman ada di dua Negara saja?dan aku memilikinya, I'm so Happy. Dengan begini aku bertambah semangat untuk segera melenyapkan Ano, Tapi kata pelayan sialan itu Ano sudah siuman. Arghhh sial... Tapi, kalau difikir-fikir itu paling bagus jika Ano sudah siuman, itu tandanya aku masih bisa mendapatkan hadiah dan uang yang banyak."Lanjutnya dengan ketawa terbahak-bahak saking bahagianya.
"Ada apa dengan Nenek Lampir didalam? Mengapa ketawanya sampai besar begitu, sudah seperti kuntilanak saja."Ucap khalifa pada bibi Daya.
"Husss... jangan berbicara sembarangan, Nanti Nyonya Sary Dengar." Ucap Bibi Daya.
"Biarkan saja Bibi, memangnya siapa dia di Mansion ini?" Kesal Khalifa.
"Tapi dia tamu Nyonya besar, kamu tahu kan bagaimana nyonya besar segani dengan para tamunya?"
"Nyonya Aulia dulu baru aku segani, Tapi kalau Nenek Lampir itu tidak akan pernah! sudah sombong, perasaan paling cantik lagi."
"Sudahlah, kita lanjut kedapur saja." Ucap Bibi Daya melenggang Pergi.
"Bibi tunggu!"Ucap khalifa sambil berlari kecil.
.
.
.
"Bersenang-senanglah Mommy atas kematian Auliano Putra Hutama Sanjaya yang berpenyakitan itu."Ucap Ardiansyah Tersenyum bahagia.
" Jangan senang dulu son, siapa tahu Nyawanya masih bisa diselamatkan Dokter."Ucap Mommy Rany
"jika Nyawanya masih bisa diselamatkan, maka aku akan selalu menyuruh Sary untuk Menaruh bubuk pemicu jantung itu sampai Nyawanya tak bisa diselamatkan!"ucap Ardiansyah tersenyum miring sambil memainkan Minumannya.
🍁🍁🍁🍁
Waktu demi waktu hari demi hari telah berganti, Malam Hari pun tiba terdengar Suara hewan hewan kecil yang menjerit kesana kemari membuat kesan tersendiri dari sebuah desa tersebut, Tampak dua orang paruh baya yang sedang rebahan di dalam kamar sederhana mereka.
"Abang ini sudah satu bulan, Tapi mengapa Aulia belum juga mengabari kita?." Ucap Ibu Nur dengan Raut wajah sedih.
"Mungkin Aulia belum membeli Handphone baru untuk mengabari kita, Abang yakin jika Aulia merasakan hal yang sama seperti kita disini."Ucap Pak Gani dengan mengelus lembut bahu Sang istri.
"Tap bukankah ini sudah sebulan lebih, itu tandanya Aulia sudah menerima Gaji, Atau jangan-jangan Aulia sudah melupakan kita sebagai Orang Tuanya?" Ucap Ibu Nur Ngawur.
"Dek, jangan berbicara seperti itu. Aulia tidak seperti yang adek bayangkan, Abang yakin Aulia akan menghubungi kita nanti dia tidak mungkin akan melupakan kedua orang tuanya Disni, apa ibu lupa siapa Putri kita?"
"Huhhh... Maaf Bang?" Ucap Ibu Nur sambil memegang lembut tangan sang suami yang sudah kelihatan sedikit keriput.
"Iya tidak apa-apa dek, tapi Nak Tary mengapa membohongi kita? Padahal yang kita temui dia beberapa bulan yang lalu itu ternyata dia ke bandara untuk pergi ke kota lagi." Ucap Pak Gani yang sudah mulai curiga pada Tary.
"benar bang, sepertinya ada yang tidak beres dari Nak Tary."Ucap Ibu Nur yang juga merasa curiga.
" Sudahlah, kita lanjut istirahat saja dulu. InsyaAllah Mudah-mudahan Allah memberikan Jalan untuk kita."Ucap pak Gani tersenyum, Ibu Nur mengangguk sambil tersenyum juga.
.
.
.
"IBU...AYAH ..." Aulia langsung terbangun dari tempat tidurnya dengan bercucuran keringat."Ayah ibu...Aulia Rindu."Lirih Aulia dengan Meteskan Airmata.
Auliano yang belum tidur masih sibuk dengan Laptop nya pun terkejut ketika melihat Aulia yang terbangun dari tidurnya sambil berteriak memanggil ayah dan ibunya, mungkinkah sang kekasih sedang mimpi buruk pikirnya.
Sudah satu Minggu berada dirumah sakit, dan hari esok Auliano sudah bisa kembali ke mansion, soal kondisinya sudah membaik hanya saja banyak larangan -larangan yang dokter sampaikan.
"ada apa sayang?Kemarilah..."Tanya Auliano yang membuka lebar tangannya seperti menyuruh Aulia untuk memeluk dirinya.
"Kaka..." Aulia bangun dan menghampiri Auliano lalu memeluknya dengan bahu yang begitu gemetar dan menangis di dekapan sang kekasih.
"Cupp..cupp..cupp..Menangis lah jika itu bisa membuatmu merasa legah sayang.."ucap Auliano dengan lembut sambil mengelus lembut rambut Aulia.
"Kaka, aku Rindu ayah dan ibu..Hikksss..Hikksss..Hikksss..aku bermimpi jika ibu dan ayah sedang memarahi Aulia Karna Aulia tidak pernah mengabari mereka." Ucap Aulia dengan deraian airmata.
"Jangan menangis sayang!Aku Janji besok lusa kita akan ke Desa untuk bertemu ayah dan ibumu." Ucap Auliano mengelus lembut rambut Aulia.
"Benarkah Honey? Tapi bagaimana dengan keadaan mu?" Tanya Aulia menelisik wajah tampan Auliano.
"Apa kau lupa siapa calon suamimu ini?kau meragukan kesehatan Auliano Putra Hutama Sanjaya Hm."
"Kaka...
"Kau tahu jantung ini tergantung darimu sayang, dia akan terluka jika kau tak bisa menjaganya." Ucap Auliano tersenyum.
"Honey..aku Berjanji akan menjaganya dengan baik." Ucap Aulia Tersenyum sambil menyentuh dada kiri sang kekasih dengan lembut.
"I Love you.."Cup, Auliano mendaratkan ciuman di Aulia dengan sangat lembut."Tidurlah disampingku Sayang!"
"Terus Kaka sendiri belum tidur?" Tanya Aulia, Auliano menggelengkan kepalanya.
"Masih periksa sedikit pekerjaan di kantor dan menyuruh jumadin untuk mewakili aku sementara waktu, Tidurlah..." Ucap Auliano mengelus lembut pipi Aulia, Aulia mengangguk dan menutup Matanya.
"Cantik.."Lirih Auliano sekejap, setelah itu Auliano sibuk kembali dengan laptopnya.
🍁🍁🍁🍁
Keesokan harinya Aulia membantu Auliano untuk bersiap-siap karna sebentar lagi mereka akan kembali ke mansion, setelah semua sudah terurus oleh jumadin sang asisten akhirnya dua sepasang kekasih itu melenggang pergi keluar dari rumah sakit tersebut.
Aulia dan Auliano duduk di belakang kursi penumpang, sedangkan yang mengemudi pak Lukman Yang sedari tadi sudah menunggu tuan mudanya untuk membawa kembali ke mansion.
Tampak Aulia yang bersandar di pundak Auliano yang masih sibuk dengan Laptop diatas pangkuannya.
Saat membelah jalan ibu kota dengan lima puluh menit akhirnya mereka telah sampai di mansion mewah milik Auliano.
"Tuan muda silahkan.."ucap pak Lukman yang membuka pintu mobil untuk tuan mudanya.
"Nyonya Aulia...
"Shuttt...jangan berisik!biarkan saja dia tidur dia pasti sangat lelah, aku akan mengendongnya." Ucap Auliano memotong ucapan pak Lukman saat ingin membangunkan Aulia.
Auliano langsung mengendong Aulia ala bridal style, Sary yang tak sengaja ingin keluar rumah langsung terkejut melihat Auliano yang sudah Sehat.
"Sial dia sudah pulang ternyata, apa dia mengingat ku saat aku menginjak dadanya?Aduh,Bisa Mati ini." Ucap sary merasa takut lalu Kembali masuk kedalam kamarnya.
Ting!
Saat lift terbuka Auliano langsung membawa Aulia ke dalam kamarnya, Auliano meletakkan tubuh mungil sang kekasih diatas ranjang king size dengan hati-hati. Ia juga meletakkan posisi sang kekasih dengan nyaman.
Tidak lupa pria itu membungkus tubuh mungil itu dengan selimut hingga diatas dada, menatap lekat wajah cantik alami sang kekasih dan berakhir dengan kecupan lembut dikening juga bibir ranum sang kekasih yang berwarna pink alami,
"Aku sudah tidak bisa menunggu terlalu lama.." ucapnya dengan tersenyum manis lalu melenggang pergi dari kamar sang kekasih.
Bersambung...!!