NovelToon NovelToon
MARAHNYA ISTERI YANG TAK DIHARGAI

MARAHNYA ISTERI YANG TAK DIHARGAI

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Playboy / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Identitas Tersembunyi / Penyesalan Suami
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Kinly Secret

Berkali-kali Dania memberikan pemahaman pada suaminya Alex agar hidup mandiri dan tinggal berpisah dari sang mertua,namun Alex tak pernah menghiraukannya. Sang suami enggan untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang selalu memanjakannya dalam hal keuangan. Meskipun Alex telah bekerja,namun sang ibu masih sering memberinya uang apabila Alex membutuhkan. Hal inilah yang membuat Alex enggan tinggal berjauhan dari sang ibu tanpa memperdulikan nasib Dania yang mendapat perlakuan tak adil dari ibunya.

Hingga pada akhirnya Dania berontak karena sudah benar-benar merasa muak dengan semua hal tak adil yang diterimanya selama ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gintara dan Gilang

Jika sang istri dan anaknya sibuk mengumpulkan bekal uang ketika nanti tak lagi memiliki penghasilan,Prasetyo justru memacu mobilnya menuju sebuah rumah yang sudah sangat lama tidak ia kunjungi.

Butuh dua jam,untuk tiba di sebuah rumah yang sederhana namun tak bisa juga dikatakan miskin. Rumah minimalis dan sangat terawat tersebut,terlihat sangat asri dengan taman bunga yang menghiasinya. Prasetyo memarkirkan mobilnya. Setelah itu bergegas berjalan menuju pintu rumah.

"Gintara....keluarlah! Aku Prasetyo ingin bertemu dengan mu." Teriak Prasetyo tanpa terlebih dahulu mengucapkan salam.

Dari dalam terdengar langkah seseorang berjalan menemuinya. Dan benar saja,seorang pemuda tampan datang menghampiri Prasetyo.

"Silahkan masuk dan duduk Paman,mohon maaf sebelumnya ayah tidak bisa menemui Paman karena sedang sakit." Ucap pemuda tersebut dengan tegas namun tetap terlihat sopan. Meskipun begitu,pemuda itu tak sedikitpun merasa takut dengan penampilan dan ekspresi penuh kebencian yang ditampilkan oleh Prasetyo.

"Benarkah ? Aku harap semoga ayahmu itu mati saja agar tak menyusahkan banyak orang. Apakah kamu yang bernama Gilang ?" Tanya Prasetyo tanpa merasa bersalah sedikitpun setelah mengucapkan kata-kata tak pantas untuk seseorang yang sedang mengalami sakit.

"Ya benar sekali Paman. Saya Gilang anak dari Gintara Pramoedya." Jawab pemuda bernama Gilang tanpa sedikitpun berniat meladeni kata-kata sumpah serapah yang diucapkan oleh Prasetyo.

"Jika begitu,antar aku menemui ayah mu. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya." Ucap Prasetyo masih dengan nada angkuhnya.

"Mari Paman,ikut aku." Ujar Gilang.

Pemuda yang bernama Gilang tersebut mengajak Prasetyo masuk di sebuah kamar yang cukup luas dan bersih. Di sana terbaring seorang pria tua yang memiliki wajah sangat mirip dengan Gilang. Meskipun di usianya yang terbilang sudah sangat tua,bisa dilihat pada masa mudanya dia adalah seorang pria yang tampan. Terbukti dengan bentuk wajahnya yang rupawan dan hidung yang mancung serta kulit yang putih.

"Akhirnya kamu datang juga Prasetyo....uhuk ...uhuk ..." Pria bernama Gintara berbicara sambil terbatuk-batuk menyambut kedatangan Prasetyo.

"Aku rasa,saat ini mungkin dirimu sedang tak baik-baik saja dan posisimu sedang terancam." Tebak pria tua bernama Gintara.

"Baguslah jika kamu sudah paham apa yang membuatku ke sini." Ucap Prasetyo sambil menatap tajam pria tua yang sedang terbaring dihadapannya.

"Hmmm ...." Hanya itu sahutan dari Gintara.

Prasetyo ingin kembali berbicara. Namun matanya melirik pada Gilang. Anak muda itu seketika paham dan mengundurkan diri keluar dari kamar membiarkan sang ayah bersama Prasetyo. Setelah yakin bahwa hanya ada dirinya dan Gintara,Prasetyo kemudian mulai membuka suara.

"Aku harap kamu bisa menjaga rahasia ku sampai kapanpun. Aku tak ingin di kemudian hari sesuatu hal terjadi pada keluarga ku. Jika sampai kamu melanggar semuanya itu,maka bersiaplah menghadapi ku. Aku sendiri yang akan menghancurkan dirimu dan keluarga mu!" Ancam Prasetyo pada Gintara.

"Haha...Ternyata dirimu masih sangat takut dengan perbuatanmu di masa lampau. Tenang saja,aku tidak akan membocorkan pada anak dari suami istri yang malang itu. Lagi pula aku tak memiliki bukti. Jadi dirimu tak perlu merasa risau." Jawab Gintara hingga membuat Prasetyo merasa tenang. Memang benar,ia sangat tahu bahwa Gintara hanyalah seorang saksi tanpa memegang bukti sedikitpun. Namun meskipun begitu,ia tetap merasa was-was dan kembali memperingatkan Gintara.

"Baiklah,tapi ingat,andaikan kamu melanggar janji mu untuk tidak membocorkan ini semua,maka sesuai perkataan ku tadi,aku akan menghabisi keluargamu tanpa terkecuali."

"Tentu saja Prasetyo,aku sangat paham itu. Jadi Anda tak perlu merasa khawatir." Ucap Gintara sambil memejamkan matanya karena tiba-tiba dirinya kembali merasa lemas.

"Jika tak ada lagi yang ingin kamu katakan,pulanglah. Aku ingin segera beristirahat." Usir Gintara pada Prasetyo.

"Oke." Jawab Prasetyo dan kemudian berjalan melangkah keluar dari kamar. Tanpa pamit pulang terlebih dahulu Prasetyo menghidupkan kendaraannya dan memacu pergi dari rumah Gintara.

Setelah kepulangan Prasetyo,Gilang masuk ke kamar dan menemui sang ayah.

"Rahasia apa yang ayah ketahui ? Katakan pada ku." Tanpa disadari oleh Gintara dan Prasetyo,ternyata Gilang menguping pembicaraan kedua pria tersebut.

Beberapa menit menunggu jawaban,Gilang tak juga mendengar sang ayah berkata jujur. Pria itu pun merasa kesal dengan sang ayah.

"Ingat ayah sudah tua. Kita tak tahu masih bisa hidup berapa lama. Lebih baik selesaikan semua urusan kita di bumi,agar pergi dengan tenang." Ujar Gilang berusaha mempengaruhi sang ayah.

Hingga tak lama kemudian,akhirnya Gintara bersuara.

"Lang,jika dalam waktu dekat aku pergi untuk selamanya,tolong dirimu temui seorang bernama Lukas. Sekarang tunduklah,dan ambil kotak yang berada di kolong itu."

Dengan segera Gilang menundukkan tubuhnya dan menemukan sebuah kotak tergeletak di bawah tempat tidur. Isinya hanyalah sebuah amplop putih yang sudah usang.

"Apa ini yah ?" Tanya Gilang penasaran.

"Itu adalah surat yang dititipkan kakek Hendra wangsa sebelum meninggal. Ayah dari si Prasetyo tadi. Tugasmu adalah tolong berikan pada seseorang yang bernama Lukas. Alamatnya tertulis pada sebuah carik kertas yang ada di dalam kotak itu juga." Jelas Gintara. Dan benar saja,setelah dicek oleh Gilang,di sana ada sepotong kertas yang tertulis sebuah alamat.

"Baiklah ayah,aku akan berikan amplop ini pada orangnya." Ucap Gilang dengan bersemangat.

"Terima kasih nak,tapi jangan sekarang. Tunggu waktu yang tepat."

"Kapan itu ayah ?" Tanya Gilang merasa bingung.

"Nanti kamu akan tahu sendiri." Jawab Gintara sambil memandang sedih pada sang anak.

1
Dewi Pontoh
Luar biasa
Nurjana Bakir
semangat
kinly secret: mksih kak
total 1 replies
choky_chiko_r
Luar biasa
kinly secret: mksih kak ...
total 1 replies
Dewa Rana
kadang manggil ibu kadang manggil mama. gimana sih
Dewa Rana
katanya tadi namanya danel sekarang ganti bela
Dewa Rana
siapa bela
Dewa Rana
kok namanya mirip Thor, Dania dan Sania
devi aryana
Luar biasa
oma lina katarina
koq bisa langsung menerima Prasetio,malah dah siapin rumah walau tidak sebagus rumah awal
oma lina katarina
tinggalin aja Dania untuk apa punya suami ga menghargai ,, dah kaya art semua pekerjaan , di kerjain , mending bikin novel 😭
Shinta Dewiana
alex ni gila mau istri cantik tak mau modalin....sania terimalah nasibmu..
Shinta Dewiana
penasaran apa rahasia si prasetyo ya
Shinta Dewiana
ketahuan deh....anak siapa itu
Shinta Dewiana
cerai dulu dania baru keluar dr rumah itu..
Shinta Dewiana
dania kamu bakal kalah deh ya udah tinggalkan aja tu si alex
dia tidak kan bisa di jauh sm anaknya
Shinta Dewiana
ha...ha...ha..
Shinta Dewiana
belum apa2 udah terpesona lo lex
Sella Darwin
Luar biasa
Shinta Dewiana
ho...ho..
ho....aku syuka kamu dania
Shinta Dewiana
jelas lah ayahnya enggak mau alex cerai takut hartanya hilang x
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!