NovelToon NovelToon
Fragillis Puella

Fragillis Puella

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dyeka

Blurb

Valencia Agatha Gavriella
Gadis cantik yang hidupnya hanya tentang kesedihan dan gadis polos yang sebenarnya memiliki banyak rahasia.
Dibenci ayah dan abangnya hanya karena dianggap penyebab meninggal bundanya.
Selain di benci ayah dan abangnya, ia juga dibenci oleh kekasih nya. Devlyn Favian Smith–Manusia bastard yang mengklaim Valencia Agata Gavriella hanya untuk balas dendam atas kematian saudara kembarnya.
Sifatnya yang licik dan kejam membuat semua orang takut pada nya.
Hidupnya memang penuh air mata, tetapi bukan harus ia menyerah melainkan ia harus tetap tegar karena masih ada janji dan tugas yang ia harus lakukan.

•Penasaran gak nih?
•Rahasia apa sih yang disimpan Cia?
•Tugas apa yang dilakukan oleh Cia?
•Dan sekuat apa Cia menghadapi pacar yang Toxic dan kebencian cinta pertama dan kedua nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyeka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cia Pingsan

Suara bel masuk sekolah berdentang sangat keras di telinga murid SMA Namjoona membuat mereka langsung bergegas menuju lapangan utama guna melaksanakan upacara bendera di hari senin sebelum bu Ndartini atau sering disebut bundar oleh anak berandalan SMA Namjona mengeluarkan ultimatum mengerikannya seperti berbaris di depan seluruh murid SMA Namjoona.

Upacara bendera baru saja terlaksana 5 menit, tetapi banyak anak-anak yang mengeluh panas. Sepertinya alam semesta sedang bermusuhan dengan murid SMA Namjoona karena pagi hari ini matahari sangat terik padahal tadi malam hujan mengguyur bumi. Dan, sialnya lagi, hari ini pembina upacara adalah bu Ndartini, guru bimbingan konseling yang terkenal galak dan pemberi amanat yang panjang walaupun sebenarnya sedikit tidak ada manfaatnya. Namun, sepertinya keluhan-keluhan itu lenyap begitu saja setelah melihat anak Nevermind diseret ke arah podium pembina upacara memberikan amanat. Mata siswi melebar senang bahkan ada yang sampai teriak lantaran melihat penampilan inti Nevermind.

“Anak-anak, inilah contoh anak yang tidak memiliki rasa terima kasih kepada para pahlawan kita,” ucap bu Ndar menunjuk barisan inti Nevermind di tengah amanat nya membuat anak Nevermind mendengus kesal.

“Sampai kapan kalian berulah seperti ini? Kalian nggak malu di lihat sama teman-teman dan adik kelas kalian? Ingat kalian itu sudah kelas dua belas! Sudah saat nya kalian berjuang untuk cita-cita kalian,” sambung bu Ndartini menasehati manusia berandal SMA Namjoona.

“Buat apa berjuang kalau orang dalam itu ada?” jawab Jojon santai membuat semua peserta upacara tertawa dan bu Ndartini mendengus kesal.

Berbeda dengan siswi SMA Namjoona yang terpana dengan wajah ketua Nevermind justru ketiga most wanted girl kelas XI ini justru ribut ghibah di belakang barisan.

“Kak Dev itu nakal Cia. Ngga cocok sama lo mending putusin kalau kata gua mah,” ucap Tania kompor membuat Zia memutar bola matanya malas karena ini sudah ke 500 kali Tania mengompori Cia untuk putus.

“Iya, ya, nakal nanti deh-”

“Nah gitu kek dari kemarin! Susah bener kalau disuruh putus,” pekik Tania semangat membuat mereka ditegur oleh guru.

“Hah, kok putus? Cia kan mau jawab, iya, ya, nakal. Nanti deh Cia minta ajarin nakal sama Kafi atau nggak sama bang Jo. Mereka, kan, teman nya kak Dev.” Tania yang mendengar jawaban Cia langsung mendengus kesal dan Zia hanya terkekeh mendengar ucapan sahabat baru nya ini.

“Terserah lo,deh, Juminten!” pekik Tania keras hingga membuat peserta upacara menatap mereka bertiga dan bu Ndartini yang sedang memberi amanat langsung menyuruh mereka bertiga maju ke depan.

“Goblok banget lu, kambing!” umpat Zia pelan lalu melangkah maju ke depan menahan malu karena baru kali ini disuruh maju karena kesalahan bukan kejuaraan. Berbeda dengan Zia yang menahan malu justru Tania hanya cengengesan nggak peduli dengan apa yang baru saja dia lakukan. Sedangkan Cia hanya tersenyum riang karena bisa berdekatan dengan kekasih dan abang nya.

Mereka pun berbaris di samping anak Nevermind sambil mendengarkan suara kicauan bu Ndartini yang jujur saja sedikit membuat telinga mereka panas sampai upacara selesai, tetapi sepertinya kata sial adalah kata yang cocok untuk manusia delapan orang ini karena ternyata hukuman mereka belum selesai. Mereka harus lari lapangan sampai 5 kali putaran untuk cewek dan 10 kali putaran untuk cowok.

“Kok masih ada hukuman sih, bu?” protes Bryan yang kesal menatap kesal bu Ndartini. Sebenarnya mereka bisa lolos dari hukuman ini karena Bryan adalah cucu pemilik sekolah ini, tetapi peraturan tetap peraturan dan lagi pula perintah yang diucapkan nggak akan dituruti karena pewaris sekolah ini adalah Valencia Agatha Gavriella.

Bryan berdecak singkat mengingat dirinya nggak akan didengarkan oleh guru-guru di SMA Namjoona. “Sialan masa harus minta pembunuh itu, sih? Ogah banget ngaku in dia keturunan Gavriell” lirih Bryan pelan.

“Lo ngomong apa, Bry?” tanya Nathan yang memang berdiri di samping kiri Bryan membuat Bryan sedikit gelagapan takut ketahuan sedangkan Alva yang berada di sisi kanan hanya tersenyum sinis melihat Bryan yang gelagapan.

“Sudah nggak boleh banyak protes atau mau ibu tambahin lagi hukum-”

“Maaf bu, apa boleh hukuman Cia saya yang mewakilkan?” tanya Alva memotong ucapan bu Ndartini yang di balas tatapan aneh oleh mereka semua hingga membuat bu Ndartini menatap Cia selidik, hmm bukan karena curiga tentang hubungan kedua sejoli ini melainkan tentang keadaan Cia karena jujur saja sedari upacara tadi dirinya juga melihat Cia yang pucat, tetapi dirinya berusaha untuk profesional karena yang nama nya murid yang bersalah wajib untuk di hukum.

“Jangan boleh, bu!” pekik Cia membuat Alva kesal.

“Kamu yakin Cia? Kalau nggak kuat kamu bisa bebas dari hukuman ini karena keadaan kamu yang seperti nya kurang sehat,” tanya bu Ndartini yang khawatir melihat wajah pucat Cia. Segalak-galak nya dirinya kalau misalkan ada yang sakit pasti hukuman itu nggak akan berlaku.

“Hukuman tetap hukuman dong bu masa cuma karena dia nya keliatan sakit langsung bebas gitu aja? Lagian dia juga nggak sakit,” ucap Bryan yang disetujui mereka kecuali Alva dan kedua sahabat Cia.

“Cia nggak sakit, kok, bu,” jawab Cia yang langsung di bantah oleh Alva.

“Valencia turuti kata gue!” bentak Alva dingin membuat semua yang masih berada di sekitar lapangan terkejut. Baru kali ini seorang Alva Kavindra membentak seorang perempuan.

Cia terdiam menutup mata begitu mendengar bentakan Alva. Gua? Valencia? Alva nggak pernah nyebut kedua kata tersebut jika bersama Cia, kecuali saat dirinya marah.

Devlyn menatap jengah drama ini. “Lo kuat apa engga? Kalau nggak kuat mending istirahat aja lagian jadi cewek penyakitan!” Cia tersenyum tipis mendengar ucapan Devlyn. Sakit hati? sangat, tetapi bukan kah yang dibilang Devlyn benar? Jadi nggak papa.

“Sudah-sudah jangan pada ribut, ayo lari sekarang atau ibu tambah lagi hukuman nya?” lerai bu Ndartini membuat mereka langsung lari.

20 menit telah berlalu dan kurang dua putaran lagi mereka berlari. Keluhan capek dari mereka memenuhi kesunyian di lapangan upacara apalagi anak cowok yang telah berlari delapan putaran. Panas matahari yang sangat menyengat dan dada yang kembang kempis mengikuti aliran udara yang masuk di hidung mereka membuat mereka ingin istirahat, tetapi semesta sedang tidak mendukung mereka karena hukuman mereka diawasi oleh ajudan bu Ndartini yang tak lain adalah Karel Naraka. Ketua osis SMA Namjoona yang selalu menjadi kebanggaan guru SMA Namjoona karena kepintaran dan kebijakan nya dalam memimpin kedisiplinan murid, selain karena itu mata nya yang terbalut kacamata besar dan senyuman nya yang berbentuk kotak itu menjadi daya tarik siswi SMA Namjoona juga.

“Babu nya bundar ngapain di situ sih, anjir? gua capek,” keluh Nathan sambil berlari mengitari lapangan yang kurang satu kali putaran lagi.

“Biasalah,” ucap Jojon meniru sound tik-tok lama.

Terkapar di tengah lapangan setelah menyelesaikan hukuman nya. Mungkin jika dilihat dari rooftop sekolah mereka akan seperti ikan asin yang dijemur.

Angin berhembus sangat kencang membuat dirinya memilih tertidur di lapangan daripada lari ke kantin. Lagian ajudan bu Ndartini juga masih mengawasi mereka.

Berbeda dengan teman-teman nya yang telah tiduran di tengah lapang justru Cia masih berusaha lari sambil memegang perut bawah nya yang lumayan sakit dan jangan lupakan badan nya yang terasa nyeri karena dipukul oleh Devlyn kemarin, belum lagi hari ini dirinya tidak mendapatkan jatah sarapan karena telat menyiapkan sarapan keluarga nya. Pandangan Cia mulai buram, kepalanya mulai pusing dan telinga nya berdengung membuat dirinya berhenti sejenak guna untuk menetralkan semuanya, tetapi baru saja berhenti badan nya tiba-tiba ambruk membuat teman-teman nya memekik terkejut, kecuali Devlyn dan Bryan.

Karel yang sedari tadi mengawasi murid yang terkena hukuman bu Ndartini langsung berlari menghampiri murid baru yang sedang dibicarakan di base sekolah.

Sekali sentakan badan Cia telah berada di gendongan Karel dan dibawa pergi ke arah ruang UKS.

Teman-teman Cia membeku terkejut dan ketua geng Nevermind mengepalkan tangannya melihat musuhnya menggendong gadisnya.

“I-itu Karel babu nya Bundar?” tanya Jojon tergagap yang di angguki oleh mereka semua bahkan Devlyn yang biasanya terlihat serius ikutan mengangguk bodoh.

“Modus banget, basreng!” umpat Zia yang tahu betul bagaimana tingkah laku ketua osis nya tersebut. Pasalnya ketua osis mereka tidak akan pernah mau menggendong murid yang pingsan dengan alasan, guna anak PMR apa kalau dia mengerjakan.

“Lebih basrengan lu pada, ya, bangsat!! Di kejarlah itu Cia, bloon,” umpat Tania yang berlalu pergi mengejar abangnya yang sudah lari duluan menyusul Karel dan Cia ke ruang UKS.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!